PART 02

4.1K 172 2
                                    

Saat asik mengobrol, dari pintu keluar, masuk kedalam seseorang yang aku kenal. Memakai jas dan dasi kantoran, dengan menggandeng seorang wanita cantik disampingnya.
"LEO..." Gumamku pelan dan gugup.
Aku tatap wajahnya tanpa kehilangan 1 detik pun, aku ingin menastikan kalau itu benar benar Leo, dan aku tak salah melihat. Setelah lama melihat, kini aku yakin itu benar benar Leo. Wajahnya, gaya bicaranya.
'Leo.... aku tahu kita jodoh, kita di pertemukan kembali ditempat kerja....' Ucapku dalam hati dengan girang.
Leo mulai berjalan dari arah pintu, ia mendekatiku hampir dekat. Namun, Leo begitu saja melewatiku. Tanpa melihatku yang dulu pernah berbagi rasa, 'Kenapa dia melewatiku?'. Tanyaku dalam hati.
Aku melihat Leo masuk berjalan lurus ke ruanganya bersama dengan wanita itu.
"Miftah...??" Panggil seseorang yang kemudian menyadarkanku.
"Yah...." Jawabku kaget.
"Ayo ke ruang kassa, kita ambil uang buat di kasir...." Ucap Baim padaku.
"Oh... ok... siip..." Jawabku dengan senyum.
Aku tersenyum kembali saat melihat ruangan Leo, dia kini dekat denganku. Hanya beberapa meter, dan aku bisa mendekatinya lagi. Tapi, aku hilangkan dulu pikiran itu. Aku segera bergegas mengambils uang di ruangan dan mensortir satu persatu uang yang bisa digunakan.
Setelah selesai mensortir uang, aku masuk ke area perbelanjaan dengan teman temanku. Kerja sebagai kasir mengingatkan dulu waktu PKL di kampung bareng Deni. Deni menjadi SPB sementara aku di kasir. Setiap kangen, Deni selalu menghampiriku dan mengajak ku tersenyum, walau senior sebelah marah marah.
Aku tersenyum dan mulai mengambil tempat kasirku, Aku merapihkan tempatku. Hingga pukul 9, toko dibuka. Bayangan Deni selalu ada dipikiranku, saat Deni menjadi SPB dan tersenyum padaku.
"Senyum senyum aja...." Tiba tiba senior di sampingku bicara.
"Hehe... berasa mimpi aja kerja disini....." Ungkapku pada wanita yang lebih tua bernama Irmi.
"Kerjanya semangat... tunjukan yang terbaik..." Saran Teh Irmi.
"Siap... teh...." Jawabku.
"Tuh... ada konsumen...." Ucap Teh Irmi.
Aku yang melihat konsumen, segera beraksi dan memulai kerja sebagai kasir pertama kalinya.
"SILAHKAN..." Seruku.
Konsumen tersenyum padaku.
"Selamat pagi dengan Miftah...." Gumamku.
Aku menjelaskan tentang diskoun dan barang yang dibeli pada konsumen secara detail. Waktu berjalan sangat cepat, hingga jam istirahat datang. Aku segera bergantian sip dengan lawan kerja ku.
Aku pergi kebelakang setelah memberikan kasir pada lawan siip ku, Aku pergi ke toilet saat ku buka Leo ada di toilet.
"Leo...." Panggilku dengan senyum.
"Aku tahu kita jodoh.... kita di persatukan lagi kan...." Ucapku dengan senyum tanpa meneluk, karena aku memang tak seperti itu.
"Kenapa kamu pergi kemaren....??" Tanyaku pada Leo.
"TOLONG....." Gumam Leo tiba tiba padaku.
"Tolong apa??" Tanyaku.
"JAUHI AKU....." Gumam Leo tiba tiba yang membuat jantungku seolah terhenti dengan kata katanya.
"ANGGAP AKU TAK PERNAH KENAL KAMU MIFTAH....." Ucap Leo.
"Tapi...." Gumamku dengan gemetar.
"ANGGAP KITA TAK PERNAH ADA HUBUNGAN...." Gumam Leo padaku, aku hanya terdiam.
"LUPAKAN SEMUANYA, HUBUNGAN KITA HANYA MASA LALU...." Ucap Leo kembali.
"AKU SUDAH BERTUNGAN DENGAN WANITA IMPIANKU, AKU BUKAN DENI YANG AKAN MENIKAHI MU SEPERTI HOMO...." Lanjut Leo.
"AKU BUKAN HOMO ASLI HINA SEPERTI MU.... JADI TOLONG....." Gumam kembali Leo padaku.
"JANGAN MENGEJARKU LAGI.... JIKA KAMU MASIH MAU KERJA DISINI...." Ucap Leo dengan pergi meninggalkanku sendiri dikamar mandi.
Aku terdiam, aku masih tak percaya dengan kata kata yang dikeluarka Leo padaku. Kenapa dia jadi seperti itu, dulu tak seperti itu. Apa wanita itu mampu merubah Leo. Aku berjalan ke arah cermin, aku tatap diriku. Aku hapus air mataku.
"Aku gak akan kalah.... dari wanita itu..." Ucapku dengan percaya diri.
"AKU AKAN MEREBUT LEO KU... TITIPAN CINTA DARI DENI...." Gumamku dengan serius.
"Siap siap saja... kau wanita..... pacar Leo..." Gumamku dengan wajah devil.
Setelah aku bicara pada diriku sendiri, aku jeluar dari kamar mandi. Aku langsung makan siang di kantin yang ada di dalam tempat kerja. Aku makan berasa masuk dan enggak karena pikiran di kepalaku.
Tak lama jam kerja datang kembali, aku pun segera balik ke kassa ku. Dengan pikiran dan hati yang sakit, kerjaku terasa berat. Ditambah Leo dan wanita itu beberapa kali lewat didepanku seolah ingin membuatku panas dengan hubungan mereka.
"Pak Leo dan Bu Ochi cocok ya..." Tanya Teh Irmi padaku.
"Cocok.... " Jawabku ektra cepat.
"Kenapa cemburu ya......??" Tanya Teh Irmi.
"Ngapain cemburu kenal juga kagak...." Ucapku mengelak dari pertanyaan yang menurutku menjebak sekali.
"Kali aja.... Mif, udah punya pacar....??" Tanya Teh Irmi padaku.
"PACAR??" Tanyaku kaget dengan pertanyaannya.
"Iya PACAR..." Gumam Teh Irmi.
"Emmmhh..." Ucapku bingung, karena ya gimana aku kan BOTY. Mana ada aku punya pacar cewe, pertanyaannya memancingku buat jujur.
"Punya, tapi meninggal...."Ucapku tanpa memberitahu pacar ku cowo.
"Aihhhh kenapa??" Tanya Teh Irmi.
"Kecelakaan...." Jawabku.
"Sabar ya......." Gumam Teh Irmi.
Andai Teh Irmi tau pacarku laki, apa dia masih baik ama aku. Atau dia bisa aja ngejauhin kali ya. Dan menyebarkan gosip ku pada yang lain, aku harus hati hati dalam bicara. Salah sedikit saja bisa fatal, bisa kelar kerja ku di sini.
Jam pulang kantor ahirnya datang, aku segera kebelakang dan memberikan uang hasil hari ini ke Bu Siti. Setelah menyerahkan aku dan rekan rekan pamit satu sama lain.
Setelah selesai aku pun keluar dar tempat kerja, aku pergi ke sebuah mini market sebelum pulang membeli beberapa makanan dan peralatan mandi yang belum lengkap. Saat berbelanja, kulihat dari dalam Leo dan kekasihnya si Ochi masuk ke tempat kerjaku dengan so soan romantis.
Waktu pukul 9 malam, aku keluar dari mini market. Aku berjalan, dengan mengingat kata kata Leo padaku. Aku berjalan dengan sedih., jalanan terasa sepi entah kenapa mungkin karena sudah malam juga. Saat berjalan tiba tiba seseorang merangkul ku dari belakang.
"Sayang...." Ucap pria paruh baya itu padaku.
"Apaan ni....?" Tanyaku dengan risih.
"Udah jangan malu malu. Ke hotel... yu... " Ucap pria itu.
"Maaf pak... saya gak jual diri..." Gumamku dengan mencoba melepaskan pelukannya.
"Ahhh masa.... aku udah booking kamu loh.... jadi kamu itu milik aku malam ini..." Ucap Pria paruh baya itu.
"MAAF SAYA GAK JUAL DIRI.... WALAU HOMO.... LEPAS OM...." Ucapku mulai emosi.
"Aduh... banyak ngomong ah...." Ucap Si Om.
"LEPAS GAK??" Tanyaku.
"Angel gimana nie??" Tanya Si Om pada orang dibelakangku.
"ANGELLL??" Tamyaku.
"Itu mami Kamu kan....?" Tanya Si Om dengan menunjuk wanita yang dulu pernah menjadi kekasihku.
Bruk.....
Aku mendorong si Om ke arah Angel.
"Aduh...." Si Om merintih saat ku dorong.
"Eh... Lonte.... kurang ajar... kamu, di kasih job nolak...." Ucap si Angel yang kini jadi penjual gigolo.
"LONTE TERIAK LONTE...." Gumamku dengan senyum.
"Tapi salah, Aku bukan Lonte. Tapi kamu angel. Dulu ku kira kamu tulus jadi pacarku, tapi apa. Kamu malah mau menjualku dengan alasan butuh uang...." Ucapku panjang lebar.
"Untung saja aku sadar...." Ucapku dengan serius.
"Ambil paksa aja Om...." Ucap Si Angel dengan seenak jidatnya.
"Ayo sayang ... ku om... gak kuat nih....." Ucap Om om yang udah bau tanah itu.
"GAK...." Gumamku emosi.
"LEPASIN DIA..." Tiba tiba seseorang muncul dihadapanku.
"Siapa lo....?" Tanya Angel kasar.
"PACARNYA...." Ucap Pria yang lebih muda dari si om om paruh baya.
"PACAR...." Gumamku kaget.
"PACAR..." Angel pum sama kagetnya sepertiku.
"JANGAN NGANGGU DIA.... KALAU TAK INGIN HUBUNGAN DENGAN POLISI...." Ucap pria itu tiba tiba.
"Apa?? Polisi...??" Ucap Si Om dengan raut wajah ketakutan, dan tak lama ia pergi dari hadapanku.
"BRENGSEK...." Ucap Angel yang juga langsung pergi.
Angel dan si Om paruh baya itu pergi, aku merasa lega dan bersyukur karena diselamatkan pria baik. Pria itu menatap ke pergian Angel dan si Om, sementara aku menatapnya.
Setelah beberapa menit, pandangannya berubah. Wajahnya kini menatapku, aku jadi malu dan salah tingkah.
"Majasih...." Gumanku.
"MASUK MOBIL..." Ucapnya tiba tiba padaku.
"Hah.... gak Usah.... aku jalan kaki aja...." Ucapku dengan grogi.
"MASUK PACAR BARU...." Ucap Pria itu, yang mengingatkanku akan sosok Deni dengan kata "PACAR BABANG".
Aku terdiam menatap wajahnya, wajahnya tak mirip sama sekali. Tapi sorot mata yang sama itu menbuat ku tenang. Membuatku selalu kangen akan sosok Deni, yang mengajariku akan cinta. Tapi, mungkin itu cuman perasaanku saja.
"Masuk dong PACAR BARU....." Ucap nya kembali dengan senyum padaku, yang membuat aku merasa berdebar ke dua kali setelah Deni yang melakukannya.
"Apa harus PACAR BARU CIUM DULU...." Ucapnya membuak ku senyum. Tapi...
#PLAK....
Aku tampar, bukan apa apa aku cuman tak mau dibilang homo murahan boty genit dan kecakepan.
"Ya allah.... Kenapa ya BOTY sekarang sensian amat.... pake ditampar...." Ucap Pria itu dengan wajah lucu.
"Udah nolong lo... aku... de... Boty...." Ucapnya.
Aku melayangkan tangan dan tiba tiba....
"Eh... cukup De Boty, Pacar baru... sakit...." Ucapnya memohon ampun, padahal aku mau ngambil Hp karena getar dari tadi.
"Ya udah masuk.... mobil..." Pintanya kembali.
Aku mengikuti peritahnya, dan duduk didepan. Tak lama pria itu pun masuk ke dalam mobil.
"Dimana rumah kamu??" Tanyanya padaku.
"Mau ngapain??" Tanyaku balik.
"Menurut mu...??" Gumamnya pria itu dengan senyum devil.
Jangan jangan pria ini mau ML dengan ku, atau memperkosa ku. Gak jauh beda dengan om om paruh baya tadi.
"Kamu making love denganku kan...?? atau memberkosaku....." Ucapku dengan wajah ketakutan.
Aku mencoba membuka pintu tapi, pintu di kunci otomatis Clek.
"Dengar ya... aku memang Boty, tapi aku gak murahan... seperti yang kamu pikirkan...." Ucapku menjelaskan.
"Buka pintunya...." Gumamku kembali.
Pria itu menatap ku dengan dingin, wajahnya benar benar menakutkan.
"AKU SUKA YANG JUAL MAHAL GINI....." Ucap nya padaku dengan pelan.
Apa yang harus aku lakukan sekarang....
...
..
.
MIFTAH
TO BE CONTINUE

WAR READER.... KASIAN MIFTAH YA.... KIRA KIRA LEO BAKALAN SELAMATKAN GAK YA....
PENASARAN...
TUNGGU SENIN

KASIH TAK SAMPAI (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang