PART 10

2.2K 128 2
                                    

penulis : DANI BAKRIE
gendre : ROMANTIS/DRAMA/STORY
ost : IDP - KASIH TAK SAMPAI
----------------------------------------
HAPPY READING
---------------------------------------
Aku buka pintu, dan saat itu Ochi ada didepanku.
"OCHI....??" Panggilku kaget.
Ochi menatap ku tajam, bibirku melipat karena gugup. Gugup dan takut, takut Ochi mendengar pembicaraanku dan Leo tadi di bawah.
"Minggir lo...." Gumam Ochi padaku.
Aku berfikir sejenak, Mungkin Ochi tak mendengar pembicaraan ku tadi. Jadi aku yakin aman sekarang.
"Heh... Minggir... saya mau lewat...." Ungkap Ochi kembali padaku.
"Oh... Iya... maaf maaf...." Jawab ku dengan segera bergerak ke arah kiri.
Aku menarik nafasku, dan berjalan ke arah tempat duduk untuk menunggu jam kerja. Tak lama bel pun berbunyi, seperti hari hari kemaren kegiatanku sama saja. Hingga aku berdiri di depan kassa, dan menunggu kostumer datang untuk membayar.
Saat menunggu pelanggan, Leo berdiri menghadapku dengan jarak agak jauh. Entah apa yang dia lihat, tapi tatapannya membuatku risih. Aku mengambil majalah yang agak tipis. Ku tutup pada wajahku hingga wajah Leo tak terlihat.
Aku mengintip sedikit, dan....
"Hah...." Aku bingung Leo berjalan ke arah ku.
"Gimana ini??" Tanyaku pada diriku sendiri yang berdiri di kassa seorang diri.
Leo terus berjalan menghampiriku...
SRRKKK...
Aku menaikan majalahku lagi hingga langkah Leo tak ku ketahui lagi.
"'GILA... YA... TU ORANG... GAK TAKUT OCHI TAU APA....?? YANG KENA ENTAR AKU LAGI...." Gumamku gemas melihat kelakuan Leo.
PRAK....
Sebuah tangan di meja, yang menandakan Leo kini didepanku.
"LEO.... AKU KAN UDAH BIL....." Ucapku dengan membuka majalah.
Saat ku lihat, wajahku merah, tatapanku aneh. Karena orang didepanku ini bukan Leo.
"Kenapa mas??" Tanya orang didepanku yang ternyata ema ema rempong.
"Gak... apa apa.... bu..." Jawabku dengan senyum.
"Selamat siang Bu, silahkan dengan Miftah...." Ucapku dengan senyum.
Lalu aku melihat kiri dan kanan, Mencari Leo yang tadi menghampiriku namun tak ada didepanku. Entah kemana dia, Aku pun segera fokus melayanu konsumen hingga selesai.
"Terima kasih telah berbelanja ditoko kami, jangan lupa datang lagi...." Gumamku dengan senyum.
Segera aku menutup laci uangku, dan menatap kedepan lagi.
"Kalau lagi kerja jangan nutup wajah...." Ucap pria dibelangkangku.
Aku segera menatapnya, ternyata itu Leo. Entah sudah berapa lama dia di belakangku. Aku menatap tajam padanya, kenapa dia selalu menggangguku. Dia tak berfikir Ochi tahu hubungannya dengan ku kan.
"Bukan urusan mu...." Jawabku dengan langsung membalikan badan dan menatap ke arah depan.
"Aku akan menjagamu... mulai sekarang...." Ucap Leo yang tak ingin ku dengar sama sekali.
"Bisa gak sih... anda pergi...." Gumamku agak naik darah.
"KAMU NGAPAIN BENTAK BENTAK LEO??" Ucap marah Ochi dari depan.
"Hah...." Kagetku, jantungku serasa mau copot sekarang.
'GIMANA INI??' tanyaku kalang kabut.
"Emh... anu anu...." Jawabuku seperti orang bego.
'Ya Tuhan.... tolong hambamu ini....' Aku berdoa dalam hatiku.
"Aku yang nyuruh dia teriak...." Gumam Leo padaku dan Ochi.
"Benarkah!!! Kenapa??" Tanya Ochi pada Leo.
"Suaranya agak kecil, tadi juga aku tegor dia. Karena nutupin wajah pake majalah...." Ucap Leo dengan berjalan ke arah Ochi.
"Emh... gitu... Kamu... kerja yang bener dong...." Ochi agak naik suaranya padaku.
"Iya iya...." Jawabku.
Aku hanya menundukan kepalaku dengan kata iya iya. Disaat seperti ini, aku bawahan hanya berkata iya iya. Ingin rasanya aku jadi Bos agar tak seperti ini lagi.
"Ya udah yu... sayang... kita kesana...." Ucap Leo pada Ochi dengan mesra, seolah ingin membuatku cemburu.
"Yu..." Balas Ochi dengan menatapku tajam.
Leo dan Ochi pun berjalan melangkah pergi.
'Jangan bangga Ochi... dia bekas aku kali....' Ucapku dengan senyum devil pada Ochi dan Leo.
"Semesra apapun aku gak akan cemburu Leo.... Inget itu...." Gumamku pelan saat mereka jauh.
Mereka berdua telah menghilang dari pandanganku, aku kembali fokus kerja.
***
Jam pulang datang, aku segera mengambil tasku. Aku segera keluar sebelum ketemu Leo. Dari tadi kerja dia selalu menatapku.
"Hei...."
"Hah...." Gumamku kaget saat Leo yang sedang menunggu ku di pintu keluar.
"KAMU MAU APA LAGI SIH??" Tanyaku dengan marah karena lelah.
"Aku hanya mau bicara.... sebentar...." Ucap Leo dengan menunduk malu padaku.
Aku hànya diam dengan wajah jutek.
"AKU MINTA MAAF... KARENA DULU AKU TAK MEMPERLAKUKAN MU BAIK...." Ucap Leo padaku dengan wajah tulus.
"Terus...." Ucapku dengan masih jutek.
"Aku harap kamu memaafkan ku...." Gumamnya dengan penuh ketulusan.
"Aku akan buktikan aku berubah, dan akan mengambil hatimu dengan pelan pelan...." Ucapnya kembali.
"TERSERAH...." Jawabku yang langsung pergi.
Om Ryan pun datang menjemputku, aku segera menaiki mobil. Sesekalu ku lihat Leo yang menatap ke arahku. Aku terdiam, wajahnya tak seperti pagi atau kemaren kini ia tenang.
'Apa iya ya?? Dia berubah??' Tanyaku dalam hati.
Aku menggelengkan kepalaku.
'Gak mungkin, dia pasti mau nyakitin aku ke dua kalinya....' Gumamku dengan tak melihat Leo lagi.
"Kenapa??" Tanya Om Ryan yang melihatku menggelengkan kepala.
"Ah...." Jawabku kaget. "Gak apa apa...." Jawabku dengan senyum.
"Mau makan dulu gak??" Tanya Om Ryan padaku.
"Boleh..." Aku menjawab dengan mengganggukan kepalaku.
"Ke warung seafood pinggir jalan mau gak...??" Tanya Om Ryan padaku.
"Boleh tuh..." Gumamku setuju.
Aku dan Om Ryan pun mulai melaju dengan mobil, namun untuk pergi tempat tujuan, kami harus sabar karena kemacetan kota jakarta yang parah.
"Sabar ya...." Ucapku pada Om Ryan.
"Aku selalu sabar.... kok...." Jawab Om Ryan dengan senyum padaku.
Aku senyum juga ke arahnya, entah kenapa pandangan kita jadi agak kaku dan canggung.
"Bahkan.... nunggu kamu suka aku pun, aku sabar......" Gumam Om Ryan dengan menggenggam tangan kananku.
"Masa??" Tanyaku.
"Entah kapan... Kamu jadi perhiasan terindah milikku...." Seru Om Ryan dengan menaikan alisnya.
"Tersenyum saat aku berangkat kerja, dan kembali tersenyum saat aku pulang ke rumah.... hah....." Om Ryan mengahiri ucapannya dengan menarik nafasnya.
"Tapi aku belum siap...." Gumamku menunduk.
"ENGGA...." Ucap Om Ryan padaku.
"ENGGA... Aku gak minta jawaban sekarang... kok..." Om Eyan bicara padaku dengan senyum.
"Aku akan nunggu kamu sampai mau... dan berkata.... AKU MAU..." Ucap Om Ryan pàdaku.
"Kalau aku gak mau??" Tanyaku pada Om Ryan.
"Emh... aku lagi mikir...." Jawab Om Ryan dengan memainkan jarinya di bibir manisnya.
"Mikir apa??" Tanyaku bingung.
"BAYGON ama SABUN COLEK enak mana ya diminum??" Tanya Om Ryan yang secara tidak langsung akan bunuh diri.
"Haha...." Aku tersenyum.
"Malah senyum dia..." Ucap Om Ryan padaku.
"Mending pake pisau.... entar aku bantu.... aku asah pisau nya.... terus ku tusuk.... ku potong potong...." Ucap ku dengan wajah menatap Om Ryan.
"Aku rendang pahanya, aku semur dagingnya.... kepalanya aku jadikan pajangan di ruang tamu...." Lanjutku dengan sadis.
Om Ryan menelan ludahnya dan merinding.
"Sadis ye... kamu... botita..... aku pilih BAYGON aja... biar gak kerasa...." Ucap Om Ryan dengan merinding padaku.
"Haha....." Aku hanya tersenyum saja.
Tak lama Aku dan Om Ryan sampai di tempat makan, sepertinya ini tempat favorit Om Ryan. Karena pedagangnya juga sudah kenal sama Om Ryan.
"Mas...." Ucap Om Ryan pada pedagangnya.
"Tumben... masi sore datangnya.... mas....." Ucap Sang pedagang.
"Ini udah malam mas... magrib... loh... haha..." Jawab Om Ryan dengan sok akrab khas lelaki.
"DASAR DUDA...." Gumamku dengan langsung duduk.
"Duda ganteng... iya gak mas...." Ucap Om Ryan mengoda pedagangnya yang kini jadi malu malu.
"Pesen apa? ? Mif??" Tanya Om Ryan padaku.
"Samain aja...." Jawabku yang tak tahu juga mau makan apa, jadi aku pilih samain aja.
Tak lama Om Ryan datang menghampiriku, Ia duduk disampingku dengan menghadap ke arah luar.
"Enak gak tempatnya??" Tanya Om Ryan padaku.
"Lumayan..." Jawabku.
"Dulu aku dan Istriku sering kesini...." Seru Om Ryan yang ku pilir ia merindukan istrinya itu.
"Oh... Ya??" Tanyaku heran.
"Dia hamil 2 Minggu...." Gumam Om Ryan.
"Jadi Om... punya anak??" Tanyaku kaget.
"Enggak, dia keguguran...." Jawab Om Ryan padaku.
"Kalau ada.... mungkin gantengnya mirip....." Ucapku dengan menatap Om Ryan.
"EMANG AKU GANTENG YA??" Seru Om Ryan dengan senyum padaku.
"Engga, aku tadi kelepasan...." Jawabku dengan menarik kata kataku.
"Masa kelepasan... sih... ayo jujur...." Gumam Om Ryan padaku.
"Hah... iya iya om Bawel... Om ganteng...." Ucapku dengan memainkan air dihadapanku.
Namun setelah aku menjawab Om Ryan terdiam, tiba tiba ia bangkit dari duduknya. Aku melirik Om Ryan, wajah tertuju pada 1 wanita didepan dengan 1 pria. Mereka melangah dan sepertinya menuju ke arah ku dan Om Ryan.
"Ryan....??" Ucap wanita itu dengan saling berhadapan.
"SINTA...." Ucap Om Ryan pada wanita bernam Sinta
Aku terdiam...
"UHUK... UHUK..." Aku tersadar akan nama sinta, hingga batuk.
"DIA ISTRI OM... RYAN..." Gumamku dengan kaget.
Ryan dan Sinta bertatapan satu sama lain.
"Sama siapa kesini??" Tanya Sinta pada Om Ryan.
"Istriku...." Jawab Om Ryan dengan menjawab Istri. Tapi dia kan pergi dengan ku, mana istrinya. Om Ryan mulai stres... kali ya.
"Mana Istrinya??" tanya Sinta pada Om Ryan.
Tiba tiba Om Ryan menarik ku, jangan jangan....
"DIA ISTRIKU..." Ucap Om Ryan menunjuk ku.
Mataku terbuka lebar, begitu pun Sinta. Wajahnya kaget, padahal aku pun merasa hal yang sama. Sama sama kaget....
....
...
.
MIFTAH/RYAN/SINTA
TO BE CONTINUE
GIMANA READER CERITA NYA?? ADA YANG KANGET KTS?? JANGAN LUPA KOMENTAR YA.... :)

SOSIAL MEDIA CCDP
Wattpad : @Adminarmy
Instagram : ceritacintaduniapelangi
Youtube : Cerita Cinta Dunia Pelangi
Email : armyramdani4@gmail.com
Website : http://ccdp93.wordpress.com

Just Info
-------------------
NOVELET
Kasih Tak Sampai
Senin - Selasa
Sandaran Hati
Rabu - Kamis
-----------------------
CERITA SINGKAT (CE.SI)
SOON UPDATE
Minggu
------------------------
Jangan lupa LIKE, KOMENTAR, SHARE, FOLLOW DAN SUBSCRIBE YA READER
------------------------
CCDP © 2018

KASIH TAK SAMPAI (boyxboy)Where stories live. Discover now