PART 03

3.3K 153 2
                                    

Pria itu menatap ku dengan dingin, wajahnya benar benar menakutkan.
"AKU SUKA YANG JUAL MAHAL GINI....." Ucap nya padaku dengan pelan.
Apa yang harus aku lakukan sekarang, aku bingung sendiri menghadapi om om ini. Teriak tidak mungkin, sepertinya mobilnya kedap suara dan kacanya hitam pula.
"Kenapa diam??" Tanya Si Om padaku dengan mendekatkan wajahnya padaku.
"Kamu udah pasrah ya....." Gumam Si Om dengan memegang dagu ku.
Aku tak berkata apa pun sekarang, hanya manyun dan mengedip ngedipkan mata sesekali padanya.
"Haah...." Si Om kembali duduk dibangkunya tiba tiba, padahal ku pikir dia mau memperkosa ku atau making love padaku.
"Jangan diam gitu.... aku jadi malu..." Ucap Si Om dengan tingkah yang lucu.
"Aku tahu aku ganteng.... kok..." Ucapnya yang makin pede ni om om ganjen.
Aku sendiri entah kenapa tak mau bicara padanya, padahal biasanya aku bawel atau emosian tiap ada yang macam macam.
"Namamu siapa??" Tanya Si Om dengan membalikan wajahnya menatap ke arahku.
"Jawab dong.... jangan diam...." Ucap Si Om padaku.
"MIFTAH..." Jawabku dengan keras.
"Apa apa kurang jelas..." Gumamnya mendekatkan telinganya padaku.
"MIFTAH... M... I... F.... T.... A... H..... MIFTAH...." Jawabku dengan mengejah 1 persatu hurup namaku.
"Emh... Miftah....." Ucapnya seolah berfikir sesuatu.
"Namuku Ryan...." Gumamnya dengan memperkenalkan namanya.
"GAK NANYA...." Ucapku dengan menatap Om yang bernama Ryan itu.
"Kirain.... tadi hatinya nanya..." Ucap Si Om Ryan padaku.
"Pede banget... si Om..." Seruku dengan menatapnya.
"Rumahmu dimana...??" Tanya Kembali Si Om padaku.
"Ngapain nanya rumah??" Tanyaku balik padanya.
"Mau nganterin kamu lah....." Ucap Si Om Ryan serius padaku.
"Jl. Perdamaian gang kancil 1 cawang..." Jawabku dengan  cepat.
"Oh.... Di situ...." Ucap Si Om Dengan wajah tahu lokasinya dimana.
"Oke Aku antar ya...." Ucapnya padaku.
Mobil mulai melaju, ini pertama kalinya dalam hidupku menaiki mobil mewah dengan duduk di depan. Jujur hatiku teramat riang, mobil yang sejuk dan disampingku om om yang berwajah tampan.
'Hah... apa yang ku pikirkan....' Gumamku dalam hati.
Perjalanan terasa cepat, padahal aku masih mau lama di mobil yang nyaman dan sejuk ini.
"Yang mana rumahnya??" Tanya Om Ryan kembali padaku.
"Tuh.... Kosan pak Ujang...." Jawabku dengan menunjuk kosannya.
"Kamu yakin kos disitu....??" Tanya Si Om padaku.
"Kenapa emang??" Tanyaku kembali pada Si Om.
"Di situ ema emanya biang gosip, harus siap telinga dan di usir sewaktu waktu...." Ucap Om Ryan padaku.
"Sok tau...." Seru ku pada Om Ryan.
"Aku serius, dulu ada 2 pekerja yang ketahuan lagi gituan...." Ucap Om Ryan padaku.
"Lalu..." Ungkapku.
"Langsung ditelanjangin, di arak dibawa jalan jalan di sekitaran rumahnya itu..." Ucap Si Om membuarku agak merinding.
Aku menelan ludahku karena takut.
"Tapi..... aku kan gak punya pacar.... jadi gak akan terjadi...." Ucapku.
"AKU...." Ucap si Om dengan menatapku tajam.
"Kamun cuman om om yang baru saya kenal...." Gumamku dengan menatap sinis.
"Oh... ya udah..." Ucap Si Om pasrah, atau dia patah hati kali ya.
"Ya udah apa?" Tanyaku bingung.
" YA UDAH KITA JADIAN...." Ucap Si Om padaku dengan senyum.
"SINTING...." Gumamku reflex.
"Kok sinting...??" Tanya Si Om padaku.
" Ya iya, kita kan baru kenal. Masa jadian  kalau bukan sinting apa coba... gak waras...." Ucap agak sewot.
"Sensi amat nih... PACAR BARU..." Gumamnya dengan mencolek dagu ku.
"Jangan pegang pegang...." Gumamku.
"Udah Sampai...." Seru Si Om padaku.
Aku melihat kiri dan kanan, benar kata si Om udah sampai. Aku segera turun dari mobil si Om, kemudian ku tutup kembali mobilnya.
"Makasih...." Ucapku dengan cepat.
"Gak ngajakin masuk ke dalam nih....??" Tanya Si Om padaku.
"Gak usah...." Jawabku yang langsung pergi.
Aku berjalan ke arah kosan,sesekali ku lihat ke belakang. Si Om tersenyum ke arahku, hingga aku masuk ke kosan ia baru pergi dari tempatku. Aku masuk ke dalam kosanku, aku duduk di kasurku. Memikirkan sesuatu yang terjadi hari ini.
"Anggel..." Gumamku.
Kenapa dia bisa nemuin aku di mall itu, gak mungkin dia masih cinta. Oh... ya dia tadi mau menjualku, mungkin itu sebabnya dia ngejar. Anggel mau menjualku kembali, untung saja ada Om Ryan tadi.
"Leo...." Ucapku.
Dia sudah dengan tunangannya, dia bilang tak ingin aku ganggu. Padahal aku kerja disitu juga bukan karena dia, karena panggilan. Tapi kenapa harus ketemu Leo.
Asik melamun, ponselku berdering dengan lagu Akad dari payun teduh.
"KU INGIN KAU MENJADI ISTRIKU...."
Aku menatap ponselku, ketiku lihat itu...
"Mama...." Gumamku, Aku segera mengangkat telp itu.
Telephone
"Hallo mah...." Ucapku saat mengangkat Telp.
"Mif.... gimana udah pulanh kerja??" Tanya Mama padaku.
"Udah mah.... baru sampai kosan...." Jawabku dengan membaringkan tubuhku di kasur.
"Udah makan can...?" Tanya kembali mama denan bahasa campur.
"Udah..." Jawabku berbohong, mama ga tahu aja tadi ada konflik besar.
"Ya udah sok sekarang istirahat nya...." Seru mama padaku.
"Iya ma...." Jawabku.
-----
Telp pun dimatikan, aku yang tiduran segera melepas pakaian ku. Takut ketiduran karena baju ini untuk besok. Setelah dilepas, tinggal celana dalam saja. Aku langsung tidur tanpa pakaian karena gerah. Jakarta benar benar panas, padahal malam hari. Ditambah ciuman nyamuk dimana mana. Membuatku jengkel hidup di ibu kota ini.
***
Pagi hari aku terbangun, kulihat tanganku merah merah di gigit nyamuk jakarta.
"Njir banget ni nyamuk...." Komenku dengan mengaruk tanganku.
Aku mengucek ngucek mataku, lalu pergi mandi untuk siap siap bekerja. Setelah selesai ku pakaia, pakaian hitam putihku kemaren. Setelah semuanya rapih, aku segera berangkat keluar kosan dan menuju tempat kerja.
Saat keluar dari gang, seseorang yang bersandar di mobil mewah dengan kemeja putih dan celana bahan hitam tersenyum ke arahku. Aku hanya terdiam mnatapnya. Ketika melihatku, pria itu segera menghampiriku. Dan ketika lebih dekat aku tahu dia siapa.
"Kamu...." Ucapku pada Om Ryan yang kini didepanku.
Om Ryan tersenyum ke arahku.
"Ayo aku antar...." Seru Om Ryan padaku.
"Gak usah aku jalan kaki aja...." Gumamku dengan berjala ke kiri meninggalkan Om Ryan.
Saat berjalan tiba tiba Om Ryan mengikuti berjalan disampingku.
"Ngapain??" Tanyaku bingung.
"Aku juga mau jalan...." Ucap Si Om Ryan padaku.
"Ngapain.... kamu kan punya mobil.... pake aja mobil.... entar kulit mu item lagi...." Gumamku panjang lebar.
Si Om tak membalas ucapanku, dia hanya senyum dan menaikan alisnya padaku.
"Haah...." Aku menarik nafasku dan duduk di kursi jalan.
"Kok duduk.... kamu gak kerja....?" Tanya Om Ryan padaku.
"Gak... males...." Jawabku.
Tak lama Om Ryan ikut duduk di sampingku. Aku menatap wajah Om Ryan, ni orang maunya apa sih. Tingkahnya membuatku bingung setengah mati.
"Kenapa duduk??' Tanyaku pada Om Ryan.
"Kamu juga duduk... ya... aku juga duduk...." Ucapnya dengan senyum ke arahku.
#PLAKKK
Aku menepuk jidatku, aku benar benar bingung menyingkirkan orang ini. Namun, sesekali wajahnya menang terlihat tampan. Entah berapa umur ini om om, wajahnya terlihat 26 an.
"Ya udah antar aku kerja aja lah...." Gumamku setelah berfikir jika tak pergi kerja, bisa seharian ama ni orang.
"Gitu dong... ayo...." Ucap Si Om Ryan padaku.
Aku pun masuk mobil, dan duduk di depan. Tak lama Om Ryan pun masuk ke dalam. Wajahnya tersenyum riang ke arah ku, entah apa yang membuatnya senyum ke arahku. Aku benar benar tak mengerti apa yang ada dipikiran om om ini.
"Udah makan belum??" Tanya Si Om padaku.
"Belum..." Jawabku singkat dan padat.
"Nih makan...." Seru Om Ryan dengan memberikan bekal nasi kotak.
"Apa ini...??" Tanyaku bingung.
"Buka aja...." Gumam Si Om padaku.
Aku pun membuka bekal nasi itu, isinya telur dadar gulung yang besar besar dengan nasi putih serta sayur yang di tumis. Aku menatap ke arah Om Ryan, kenapa dia baik sangat padaku. Apa yang ada dipikiran orang ini, apa maksud semua kebaikannya padaku.
"Makan dong.... ni sendoknya..." Ucap Om Ryan dengan memberikan Sendok dan senyuman padaku.
Aku pun mulai makan makananku dan mobil melaju, makan ku terasa malu. Karena baru kali ini ada yang perhatian seperti ini. Deni dulu memang baik, tapi orang didepanku lebih dari Deni kayanya. Atau nie orang lagi pura para seperti Leo dulu. Di awal baik dan di ahir jadi musuh.
Saat makanan habis, aku pun sampai ditempat kerja, aku segera turun dari mobil, gayaku agak sedikit kikuk sekarang di hadapan Om Ryan.
"Makasih.... ya..." Ucapku pelan.
Om Ryan tersenyum, tak lama ia mengedipkan matanya ke araku. Aku hanya terdiam dan menatap kepergian Om Ryan yang meninggalkanku.
"Ehem...." Suara seseorang tiba tiba dari belakang ku.
"LEO...." Ucapku kaget melihat Leo ada di sampingku.
"Hebat ya, baru sebentar dijakarta. Udah dapet Om Om tajir...." Ucap Leo yang lalu tepuk tangan padaku.
Prok... Prok....
"Bener kata Angel... kamu gak lebih dari BOTY haus akan sex....." Ucap Leo padaku.
"...." Aku hanya terdiam saja, menatap Leo yang sedang bicara padaku.
"Untung saja aku meninggalkan mu.... kemaren...." Ucap Leo yang seolah puas telah pergi dari hidupku.
"Aku bukan pelacur... Leo... " Ucapku menjelaskan.
"Alah... udah lah... pergi... untung cuman aku yang lihat... kamu di atar Om Om. Gimana kalau orang lain... kamu tuh harusnya mikir.... dimana harga diri kamu...." Ucap Leo habis habisan menghina ku.
"Udah... sekarang pergi... Ochi datang...." Ucapnya padaku.
Aku tak pergi, aku berdiri di belakang Leo. Dan tak lama Ochi darang turun dari mobil. Ochi langsung berciuman dengan Leo, bukan di pipi tapi di bibir. Bibir yang dulu selalu menciumku, bibir yang selalu memberi kehangatan padaku dulu, kini telah menjadi milik orang lain.
Setelah ciuman itu, aku segera pergi dari tempatku berdiri. Aku menangis menaiki tangga, aku menyesal telah berdiri didepan tadi. Sampai di pintu kantor aku usap air mataku, lalu tersenyum mendustai nurani sendiri.
Jam 9 teng aku masuk bekerja seperti kemaren, mensortir uang. Dan masuk ke lapangan area kasir. Sesekali aku memikirkan Leo saat bekerja, namun di ahir wajah Om Ryan selalu terbayang. Wajah bocahnya yang merengek ingin mengatar ku dan menyuruhku makan.
"Kenapa Om Om itu... ada di otak ku..." Ucapku kesel.
"BRESEK...." Gumamku hilang kendali.
"Mas kalau gak mau melayani, gak usah bilang brengsek...." Ucap Ibu ibu gendut dengan jutek padaku dan meninggalkanku.
"Aihh..." Ucapku malu karena kelepasan.
"Makanya jangan ngelamun, lagi kerja mah Mif..." Ucap Teh Irmi menepuk pundaknya.
"Hehe..." Aku hanya tersenyum.
Jam pulang kerja datang, aku pun semangat pulang. Saat keluar ruangan kantor, di luar hujan deras. Seseorang memegang payung dan menatap ke arahku. Kupikir itu Om Ryan, dan benar saja. Di tersenyum menghampiriku.
"Kamu gak ada kerjaan emangnya??" Tanyaku pada Om Ryan.
"Udah beres tadi jam 3..." Jawab Om Ryan padaku.
"Emh...." Gumamku dengan menatap wajahnya yang terlihat makin tampan saja.
'Ah... apa yang aku pikirkan....' Ucapku dengan menggelengkan kepalaku.
"Pulang...." Seru Om Ryan padaku.
"Bentar hujan..." Ucapku padanya.
"Kan pake mobil...." Seru Om Ryan padaku.
"Hemmm... Ayo..." Gumamku setuju.
Aku berjalan ke arah mobil, dan masuk kedalam mobil. Saat dinyalakan, ternyata mobilnya mogok.
"Kenapa??" Tanyaku.
"Bentar... ya...." Seru Om Ryan
Om Ryan memeriksa mobilnya sambil hujan hujanan, aku masih di buat bingung sama pria didepanku ini. Kenapa dia mengejarku, kenapa dia mau maunya menjemputku. Sekarang ujan ujanan benerin mobil mogok nya.
Saat Ryan membetulkan mobil, aku pergi ke supermarket untuk membeli mie instan. Dalam perjalanan ku lihat Leo, sedang berbicara sambi hujan hujanan dengan wanita. Aku mendekatinya agar bisa tahu siapa wanita itu.
"Kamu mau apa lagi ANGGEL...." Ucap Leo dengan teriak teriak.
"AKU MAU KAMU.... CINTA KAMU...." Ucap wanita itu yang ternyata itu Anggel.
"AKU GAK BISA.... AKU GAK CINTA SAMA KAMU...." Jawab Leo dengan teriak.
"KENAPA?? AKU UDAH BERKORBAN... DENGAN PACARAN DENGAN MIFTAH.... UNTUK DEKAT DENGANMU...." Ucap Anggel yang membuatku membuka mata lebar, dari dulu dia tak pernah cinta padaku.
"JANGAN SEBUT... MIFTAH... PELACUR... ITU...." Ucap Leo membuatku mengusap dada.
"AKU MOHON.... TERIMA CINTAKU...." Gumam Anggel.
#PLAK....
Leo memukul Anggel dengan mudahnya.
"PERGI SEKARANG ANGGEL... JANGAN MIMPI AKU JADI MILIK MU...." Ucap Leo dengan benar benar Marah.
Anggel pergi meninggalkan Leo dengan menangis, aku mendekati Leo.
"Leo...." Panggilku.
"APA LAGI....??" Tanya Leo setelah melihatku.
"ADA APA PELACUR...." Ucap Leo padaku setelah melihatku.
"Aku bukan pelacur... aku bisa jelasin...." Ucapku pada Leo.
"...." Leo menggelengkan kepala, lalu membalikan badannya akan pergi.
Aku segera memegang tangannya dengan dua tanganku ditengah huja.
"LEO PLEASE .. DENGAR KAN DULU...." Ucapku ingin menjelaskan.
"LEPAS....." Ucap Leo mengangkat tanganya hingga aku terjatuh ke lantai.
Leo pergi meninggalkanku sendiri dengan menaiki mobilnya, aku terduduk sendiri dengan menangis. Menatap kepergian Leo. Tak lama seseorang datang memayungiku. Ku tatap ke arah atas untuk melihat wajahnya.
"BANGUN...." Ucap Om Ryan yang kini memayungiku.
Aku tetap duduk dengan menangis.
"BANGUN...." Seru kembali Om Ryan mengangkat tubuhku hingga terbangun.
Om Ryan menatap ku yang menangis.
"JADI ITU PRIA YANG KAMU CINTA...." Seru Om Ryan padaku.
"KAMU MENYIA NYIAKAN CINTA MU HANYA UNTUK ORANG MACAM DIA. SEMENTAR DISINI ADA ORANG TULUS PADAMU..."  Ucap Om Ryan tiba tiba padaku.
Aku meneluk om Ryan, Om Ryan memeluk ku kembali.
"Jangan menangis...." Ucap Om Ryan padaku.
"Ada aku disini... yang akan memayungi disaat kamu memyungi orang lain...." Ucap Om Ryan padaku.
"Maksudnya??" Tanyaku dalam tangis.
"Aku akan mencintaimu walau disaat itu kau mencintai orang lain...." Seru Om Ryan menjelaskan kata katanya.
"Kalau aku udah cinta....?"  Tanyaku pada Om Ryan.
"Aku akan membalasnya kembali...." Jawabnya dengan romantis ditengah hujan.
"JANGAN BERCANDA OM..." Ucapku dengan memeluknya.
"Ngapain bercanda.... aku serius......" Ucap Om Ryan padaku.
"Buktikan...." Seruku pada Om Ryan.
"Siap.....
.....
...
..
.
MIFTAH/RYAN
TO BE CONTINUE

WAR READER.... KIRA KIRA RYAN MAU MASIH BUKTI APA YA READER....?? HEMMMM

KASIH TAK SAMPAI (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang