PART 05

2.4K 142 0
                                    

"AKU BILANG TINGGALIN DIA...." Seru Leo padaku.
"KENAPA??" Tanyaku kembali.
"KARENA AKU MAU KAMU JADI MILIK KU LAGI...." Ucap Leo dengan serius padaku, seolah tak peduli keadaan disekitar untung saja pagi ini masih sepi.
BRUKKKKK
Kupukul Leo dengan tangan ku, aku tak terima dengan apa yang dia ucapkan. Memang dia pikir aku ini pria gak tau malu atau gak punya perasaan. Setelah apa yang dia lakukan padaku dulu.
"APA YANG SALAH??" Tanya Leo padaku dengan memegang pipinya yang ku pukul tadi
"Apa yang salah tanyamu??" Ucapku membalikkan pertanyaanku padanya.
Leo terdiam menatapku bicara.
"Kamu pikir aku ini apa?? MAINAN... YANG BISA KAMU MAIN KAN SESUKA HATI. KEMAREN PUTUS SEKARANG MAU BALIKAN.....???" Gumamku dengan ditengah bicara, nada bicaraku jadi tinggi.
"LIHAT AKU.... LEO...." Gumamku dengan menatap tajam Leo.
"AKU INI MANUSIA... BUKAN HEWAN ATAU BARANG TAK BERHATI. SEKARANG KAU INGIN BERSAMA KU, SETELAH ADA OCHI DITANGANmu....!!" Gumamku pada Leo.
"Aku sama Ochi itu hanya permainan. Aku ingin hartanya saja...." Ucap Leo yang membuatku makin terkejut, Leo yang ku kenal ternyata sekarang lebih buruk.
"Apa....??" Tanyaku bingung.
"Setelah ku dapatkan hartanya, aku akan menikahimu. Melamarmu, dan memiliki kebahagian yang kita idam idam kan dari dulu kan...." Gumam Leo menggenggam tanganku.
"Kamu gila Leo...." Ucap Ku dengan wajah masih kaget.
"Aku memasukan mu ke perusahaan ku, agar kita dekat. Walau tak bertegur sapa, tapi ketika malam Angel bilang kau bersama Om itu, aku gak kuat. Kau membuatku cemburu...." Ucap Leo dengan wajah memelas sekarang.
"Aku dan Onci hanya bermain main saja...." Gumam Leo dengan tersenyum ke arahku.
#PLAK....
Seketika aku menampar langsung Leo, karena kesal akan tingkah lakunya.
"HUBUNGAN ITU BUKAN PERMAINAN LEO.... PIKIK PAKE OTAK...." Gumamku dengan pergi meninggalkan Leo segera dari sudut ruangan.
Apa yang dipikirkan Leo sebenarnya, kenapa dia bisa berpikir seperti itu. Mengambil harta orang, apa dia sudah gila. Aku gak menyangka apa yang dilakukan Leo sekarang, walau memang dia lakukan untuk ku. Tapi, tindakan itu sangat sangat gila dan gak waras.
Aku segera ke lantai atas, ke tempat karyawan. Sampai disana aku pergi ketoilet, Aku bersihkan wajahku dengan air biar gak tegang karena sudah bertengkar tadi dengan Leo, orang yang aku sayang tapi kini agak ilfill.
Tak lama dikamar mandi, pintu toilet terbuka. Leo masuk kedalam, aku segera bergegas meninggalkan toilet. Karena tak mau berdebat untuk kedua kalinya dengan ini.
Waktu menunjukan pukul 9 pagi, waktu kerja pun dimulai. Aku masuk ke ruang kasir untuk mensortir, hingga setelah selesai. Aku masuk ke ruangan kerja ku. Aku pun mulai melayani konsumen, tak begitu ramai namun ada lah satu satu aja. Sesekali aku mengobrol dengan teman 1 sip ku namanya Rini. Umurnya hampir sepantaran dengan ku jadi panggilannya pun biasa, panggil nama biasa aja.
"Sepi ya Mif...." Seru Rini padaku.
"Banget...." Jawabku.
"Gara gara hujan kali ya...." Gumam Rini padaku.
"Loh... emang diluar hujan??" Tanyaku dengan wajah menatap ke arah depan.
"Hujan tau... tadi setengah 9, gede banget.... malah...." Jawab Rini dengan memberitahuku bahwa diluar hujan.
"Pantesan sepi... ahhhh" Gumamku.
"Gak apa apa sih jadi kan enak kerjanya...." Gumam Rini kembali.
"Iya juga sih...." Seruku dengan berfikir.
Tak lama mengobrol ada konsumen yang membayar pada Rini, aku membantu memasukannya pada keresek. Sambil berfikir seseorang, bukan Leo tapi Om Ryan. Apa yang sedang dia lakukan dikala hujan ini, kenapa wajahnya membuatku kangen sekarang.
"Ngelamun aja.... itu keresekin...." Ucap Rini menyadarkan ku.
"Hehe... maaf maaf...." Gumamku.
Aku tersenyum pada konsumen, aku juga malu. Aku segera memasukan barang ke keresek.
"Ini bu... makasih sydah berbelanja di toko kami...." Gumamku dengan senyum merona.
Waktu terasa cepat berlalu hingga sekarang saatnya pulang, aku segera merapihkan pakaianku. Mengambil tasku di loker, Aku turun ke bawah untuk pulang. Dalam hati, aku berharap Om Ryan ada didepan.
Aku sampai dibawah, tapi diparkiran tak kulihat Om Ryan.
"Apa dia belum datang??" Tanyaku pada diriku sendiri.
Aku mencoba menunggunya sebentar, berharap dia telat untuk menjemputku. Aku berdiri di dekat tiang, untuk menunggu kedatangan Om Ryan. 15 menit berlalu, tapi om Ryan tak menunjukan tanda tanda kedatangannya. Aku coba menelponya sekarang.
"TUT........"
"TUT......"
Telpon ku tak diangkat, walau sudah beberapa kalai ku telp. Kenapa ini? Tanyaku dalam hati gelisah.
"Apa Om Ryan udah nemu yang baru??" Tanyaku dengan berfikir negative.
"Ahh... gak mungkin...." Jawabku kembali.
"Dia kan, sudah janji mau buktikan cintanya...." Gumam ku kembali dengan percaya diri.
Aku pun kembali menunggu, namun tetap saja sam Om Ryan tak muncul muncul, aku telpon pun tetap tak diangkat. Sedang gelisah menunggu, Leo tiba tiba datang dengan mobilnya.
"Nunggu siapa?? Om Om mu ya??" Tanya Leo padaku seolah mengejek ku.
Aku hanya diam tanpa memperdilikannya.
"Dia gak akan datang, dia udah bosen. Orang sini kan emang gitu, bosen dibuang.... Mending ikut aku yu...." Seru Leo padaku.
"Oh.... jadi kamu udah pernah jadi simpanan Om Om ya....??" Tanyaku dengan menaikan alisku.
"Hebat... ya... aku gak nyangka loh Leo...." Gumamku kembali.
"Ohhh ya??? Kata orang apa kata orang??" Tanyaku dengan senyum sinis.
Aku meninggalkan Leo dan mobilnya, aku berjalan ke arah angkutan umum. Namun, Leo mengejarku dengan mobilnya.
"Hei... naik sini, aku gak tega liat kamu jalan...." Ucap Leo padaku.
"Urus aja... Ochi..." Gumamku.
"Ochi sedang di luar negeri..." Jawab Leo padaku.
"Ohhhh jadi kamu berani deketin, gara gara Ochi di luar negeri ya... dan berencana menjadikan ku selingkuh han gitu...." Ucap ku dengan tatapan tajam ke Leo.
"Gak gitu, naik dulu coba...." Seru Leo.
"Sampai kapan pun, aku gak mau..." Gumamku dengan pergi meninggalkan Leo.
Aku segera menaiki angkot menuju arah rumah Om Ryan, Karena aku sekarang memang tinggal dengannya. Sampai didepan gang perumahan aku turun, aku segera berjalan menuju rumah Om Ryan. Agak jauh memang kalau jalan kaki, mau naik ojek uang jajan ku agak menipis.
Lama berjalan aku sampai dirumah Om Ryan, Aku mengetuk pintu dan menekan bell.
"TOK TOK..."
"TING TONG...."
"TOK TOK..."
"TING TONG..."
Tapi tak ada yang membukakan pintu, malah pintu sepertinya tidak dikunci. Karena saat ku sentuh gagangnya, pintu bisa terbuka.
"CREKKK"
Aku pun segera masuk ke dalam, mencari Om Ryan dengan memanggil namanya.
"OM RYAN...." Panggilku.
"OM...." Panggilku lagi.
"OM... DIMANA??" Tanyaku saat menyusuri rumah Om Ryan.
Aku sudah menelusuri setiap ruangan di rumah Om Ryan, kecuali kamarmya Om Ryan.
"Mungkin dia ada dikamar...." Gumamku
Aku segera menuju kamarnya, Kamarnya tak dikunci juga. Aku buka pintu secara perlahan.
"KREE......KKKKKK"
Kulihat diranjang terbaring seseorang, segera ku dekati secara perlahan. Semakin dekat, kulihat itu Om Ryan. Dia Sedang sakit, badannya menggigil dan agak panas.
"Om..." Panggilku.
"He...i..." Ucapnya dengan menggigil.
"Pu.....lang sa...ma si...apa??" Tanya Om Ryan padaku
"Pulang??" Tanyaku bingung.
"Iy...a pulamg... sama.... siapa??..." Tanya Om Ryan kembali padaku.
"Kenapa emang??" Tanyaku dengan bingung.
"Gak sama pria itu kan??" Tanya Kembali Om Ryan padaku.
"Pria... mana??" Tanyaku agak berfikir.
"Yang.... bi....ki...n ka...mu ja...tuh.... ke...ma...rin..." Seru Om Ryan.
"Oh... Leo...." Jawabku.
"Iya... itu... enggak kan??" Tanya Om Ryan kembali.
"Udah jangan pikirin itu... Om istirahat aja...." Seruku.
"Justru.... aku .... gak... tenang...." Gumam Om Ryan.
"Kok Bisa??" Tanyaku heran.
"Aku... ta....kut.... di...a ngam....bil ka...mu..." Ungkap Om Ryan padaku.
Aku tersenyum mendengar ucapan Om Ryan, disaat ia sakit. Dia masih sempet sempetnya mikirin aku, lucu juga ni om om.
"Aku gak sama dia kok, aku naik angkot...." Jawabku agar dia tenang.
"Syukurlah...." Gumam Om Ryan padaku.
Gimana kalau Om Ryan tau ya, Leo ungkapin cintanya lagi padaku. Hemm... apa dia akan marah dan ninggalin aku ya. Semoga dia gak akan tau, apalagi sekarang dia sedang sakit.
"Udah makan Om??" Tanyaku.
"Belum....." Jawab Om Ryan.
"Ya udah bentar..." Seru ku dengan keluar dari kamar.
Aku segera memesan bubur melalui aplikasi online gojek, dan sekarang tinggal menunggu beberapa menit. Lama menunggu, bubur yang ku pesan ahirnya datang. Aku segera membayarnya, lalu aku memindahkan kek mangkok, dan membawanya pada Om Ryan.
"Makasih loh... udah buatin bubur... kamu perhatian banget...." Ucap Om Ryan yang sakit tetap pede.
"Buat??? aku kan beli Om..." Jawabku dengan duduk dikursi depan Om Ryan.
"Kirain buat... hah.... udah seneng... padahal...." Gumam Om Ryan mengomel.
"Suapin kalau gitu...." Serunya dengan emosi.
"Oke.... maaf aku beli, bukan buat..." Gumamku memohon maaf.
"Lagian aku gak bisa buat bubur om.... entar gak enak hasilnya...." Ucap ku sambil menyuapi Om Ryan.
"Tapi seenggaknya rasanya lebih enak...." Ucap Om Ryan padaku.
"Kok bisa??" Tanyaku.
"Kan buatnya pake cinta..." Jawab Om Ryan padaku.
"Haha...." Aku tersenyum manis padanya.
"Udah makan aja yang ada...." Gumamku dengan senyum.
Malam hari aku masih menjaga Om Ryan, dan seketika tubuh Om Ryan demam tinggi. Aku segera mengambil kompresan dari dapur, segera ku kompreskan sapu tangan. Tak lama demamnya turun kembali, Om Ryan sempat menginggow. Mungkin saking panasnya badan nya sekarang.
"Aku gak akan balik... ke kamu sintia..." Ucapnya mengginggow sebentar.
"SINTIA??" Gumamku terkejut.
Disamping ada photo Om Ryan dengan seorang wanita. Aku mengambil foto itu, kulihat wanita itu. Ku lihat belakang foto, ada sebuah tulisan, Aku dan Istriku.
"Apa Om Ryan udah menikah??" Tanyaku bingung.
Namun seketika aku tersadar, aku tersenyum.
"Jelas dia udah nikah lah... kan udah Om Om..." Gumamku tersenyum.
Aku simpan kembali foto itu ke meja, aku coba rebahkan kepalaku disamping Om Ryan. Hingga tanpa sadar aku terlelap tidur.
***
TINGTONG...
Pagi hari suara bell sukses membangunkan ku seketika.
"Siapa itu pagi pagi??" Tanyaku pada diriku sendiri.
Aku segera berjalan kearah depan, sampai didepan. Ku buka pintu, alangkah kagetnya aku melihat sosok pria didepan pintu sekarang.
"LEO...." Gumamku
"Siap itu Mif...." Ucap Om Ryan yang sudah sembuh dan mengjampiriku.
Om Ryan berjalan ke arahku dan melihat Leo.
"KAMU....." Gumam Om Ryan.
Leo tersenyum sinis, entah apa yang akan terjadi sekarang.
...
..
.
MIFTAH/RYAN/LEO
TO BE CONTINUE
WAH... LEO AMA RYAN KETEMU APA YANG AKAN TERJADI YA READER??
STAY SELASA YA.

KASIH TAK SAMPAI (boyxboy)Where stories live. Discover now