PART 07

2.3K 125 2
                                    

"Om...." Panggilku.
"Hem...." Jawab Om Ryan dengan kami saling tatap satu sama lain.
"Ada yang keras dibawah...." Gumamku dengan senyum dan bingung.
Om Ryan tersenyum, tak berkata sepetah kata pun. Hanya menatap ku yang tersenyum kepadanya.
Saat asik bertatapan, seseorang masuk kedalam kamar melihat kami yang sedang saling tindih.
"MAAF...." Gumamnya yang langsung menutup pintu segera.
Om Ryan menatap pintu sebetar, begitu pun aku menatap sebentar. Tak lama kami salang tatap kembali, Om Ryan malah tersenyum memegang hidungku. Lalu, Om Ryan bangun.
"Gak apa apa...." Jawab Om Ryan saat bangkit pada orang dibelakang pintu.
"Tadi cuman terjatuh...." Gumam Om Ryan bicara.
Pria yang tadi masuk, ahirnya masuk kembali. Wajahnya tersenyum kearah kami berdua yang berdiri berdekatan.
"Maaf tadi lamgsung masuk...." Ucap Pria itu dengan wajah memerah.
"Gak apa apa.... Ada apa ya??" Tanya Om Ryan pada pria itu.
"Ini saya mau membereskan tempat ini...." Jawabnya.
"Ooo ya tadi saya panggil kamu ya.... maaf lupa...." Gumam Om Ryan pada pria itu.
"Ya udah silahkan...." Ucap Om Ryan.
Pria itu pun mulai merapihkan sudut sudut ruangan, aku menatap pria.
"Ehem...." Om Ryan batuk ke arah dekat denganku.
"Kenapa??" Tanyaku polos tanpa berfikir negative.
"Apa pria itu lebih ganteng dari aku??" Tanya Om Ryan padaku tiba tiba.
Aku mengkerutkan dahiku, agak tidak mengerti.
"Sampai sampai tatapan mu dalam seperti itu...." Lanjut Om Ryan padaku.
"Apaan... deh.... Om..." Ucapku tersenyum yang baru sadar kalau Om Ryan didepanku ini sedang cemburu pada pria tukang bersih bersih.
"Serius.... Jawab dong ...." Gumam Om Ryan dengan memegang dagu ku.
"Kalau aku bilang dia lebih ganteng gimana??" Tanyaku pada Om Ryan.
"Emh.... AKU AKAN PECAT DIA SEKARANG JUGA....." Ucap Om Ryam serius menatap kedua mataku.
Aku tersenyum, "Kenapa???" Tamyaku dengan senyum.
"Karena dia akan merebut jantungku...." Gumam Om Ryan padaku.
"Emh....." Seruku tersenyum menatap Om Ryan.
"Kalau aku bilang Om Ganteng??" Tanyaku kedua kali
"Dia akan tetap disini....." Jawab Om Ryan padaku.
Aku kembali mengerutkan dahiku.
"Karena dia bukan ancaman besar...." Lanjut Om Ryan padaku.
"Emhhhh gitu...." Seruku.
"Jadi jawabanmu??" Tanya Om Ryan padaku.
"Dia gak ganteng...." Jawabku serius pada Om Ryan.
Om Ryan senyum padaku, "Tapi Om Juga gak ganteng...." Lanjut ku kembali.
"Loh... gak ada jawaban itu.... tadi...." Komplen Om Ryan padaku.
"Adain... aja...." Jawabku.
"Curang kamu...." Gumam Om Ryan kesal.
"Oh... ya Gimana apartemen nya??" Tanya Om Ryan.
"Bagus.... berapa perbulan...??" Jawabku dengan balik bertanya.
Om Ryan berjalan ke arah jendela.
"Mampunya berapa??" Jawab Om Ryan.
"Hem...... kalau diatas 500 aku gak sanggup, gajih aku aja 1,8 juta. Kalau dipake disini ya habis...." Ucapku dengan menghitung menggunakan kalkulator.
Aku berjalan mendekati Om Ryan.
"Bayar semampunya.... saja...." Jawab Om Ryan padaku.
"Serius??" Tanyaku pada Om Ryan.
"Iya... Tapi maaf baru ada kasur aja nih...." Gumam Om Ryan padaku.
"Gak apa apa...." Jawabku.
"Kamu cape gak??" Tanya Om Ryan padaku yang pulang kerja.
"Enggak, tapi lumayan pegal pegal...." Jawabku dengan merenggangkan bahuku.
"Eh... ya udah entar malam aku pijit... ya...." Ucap Om Ryan yang membuatku langsung menatapnya.
"Ah.... tidak usah.... makasih....." Jawabku singkat.
"Kenapa?? Katanya tadi pegel pegel...." Gumam Om Ryan.
"Aku... takut khilaf Om... jadi makasih aja ya....." Seruku dengan senyum.
"Loh... gak apa apa dong, itu kan khilaf nikmat...." Ucap Om Ryan dengan mencoleh daguku.
"Om enak... aku makin pegal.... gara gara khilaf...." Jawabku dengan duduk diranjang.
"Haha...." Om Ryan tersenyum.
"Kenapa senyum??" Tanya ku pada Om Ryan.
"Kamu gak malu, ngomongin khilaf....?" Tanya Om Ryan padaku.
"Kenapa emang??" Tanyaku.
"Liat... si mas mas" Seru Om Ryan.
Om Ryan menaikan alisnya, "Dia senyum senyum denger kamu ngomong.... khilaf khilaf...." Ucap Om Ryan.
Aku menepuk jidatku, aku lupa kalau ada pria itu.
"Mas... udah pernah khilaf mas??" Tanya Om Ryan pada pria tadi.
Pria itu tersenyum saja tanpa berkata apa apa. Mungkin dia senyum melihat Om Ryan dengan pertanyaan nya, dia malu. Lagian Om Ryan juga aneh aneh, Ngomongnya ada orang juga.
"Ehhh iya... lupa... ngomongin khilaf sih...." Ucap Om Ryan padaku.
"Kita ke mall yu....!!" Ajak Om Ryan padaku.
"Ngapain??" Tanyaku pada Om Ryan.
"Kita belanja perlekanpan... rumahnya lah...." Gumam Om Ryan padaku.
"Emh.... boleh... boleh... ayo..." Jawabku.
"Tapi, jangan yang mahal. Uangnya takut gak cukup...." Lanjutku kembali.
"Aku yang bayar...." Jawab Om Ryan padaku.
"Mas.... ganteng... titip ya...." Ucap Om Ryan menggoda pria itu.
Aku dan Om Ryan pergi dari apartemen, menggunakan mobil Om Ryan. Mobil melaju dengan normal ke sebuah mall yang ada di jakarta. Tak lama mobil melaju ahirnya kami sampai di depan mall metropolitan jakarta.
"Om... masuk kesini??' Tanyaku saat turun dari mobil.
"Iya...." Jawab Om Ryan padaku. "Kenapa emang??" Tanya balik Om Ryan padaku.
"Gede banget.... takut tersesat...." Seruku dengan senyum.
"Gak akan kan ada Om...." Jawab Om Ryan.
Aku dan Om Ryan masuk ke dalam mall, aku memang kerja di mall. Tapi mallnya tidak sebesar ini, hanya mall kecil yang mencakup sedikit orang. Sangat jauh berbeda dengan mall yang sekarang ku injak.
Saat masuk, banyak petugas mengucapkan "Selamat datang...", aku seperti raja saja disini padahal mau beli doang.
"Kamu suka pelayanan disini??" Tanya Om Ryan padaku.
"Suka... mereka ramah...." Jawabku dengan terkagum kagum melihat pekerja yang kerja disana.
"Mau kerja disini??" Tanya Om Ryan padaku.
"Haha.... Jangan bercanda Om... ini mall gede... aku gak cocok disini...." Ucapku dengan senyum senyum.
"Kata siapa??" Tanya Om Ryan padaku.
"Kata aku lah...." Jawabku agak sewot.
"Penilaian itu bukan kamu yang nilai, tapi orang lain yang nilai...." Gumam Om Ryan dengan berjalan dan melihat kiri kanan mall.
"Iya sih...." Jawabku.
"Jadi kamu mau??" Tanya Om Ryan padaku.
"Boleh... sih... Om..." Jawabku simple.
"Tapi sekarang aku kan kerja...." Lanjutku dengan berfikir.
"Iya nanti, kalau kamu resend...." Seru Om Ryan padaku.
Aku dan Om Ryan berjalan kesebuah tempat elecktronik yang agak besar. Barang barang dipajang dengan baik, aku terkagum kagum atas barang barang yang ada disini.
"Mau beli apa??" Tanya Om Ryan padaku.
"TV..." Jawabku melihat TV yang besar besar.
"Yang mana....??" Tanya Om Ryan padaku.
"Emh......" Aku berfikir dan melihat lihat tv tv yang ada di toko.
Banyak sekali TV yang ada, hingga aku bingung. Dan melihat lihat sambil menikmati beberapa video yang diputar lewat flasdisk. Ada Avatar, Film indonesia serta video Kpop yang membuatku terpana.
"Mau beli yang mana??" Tanya kembali Om Ryan padaku.
"Emhhhh" Jawabku masih berfikir.
"LAMA..... Saya ambil yang itu... 1..." Gumam Om Ryan tiba tiba menujuk satu TV.
TV yang ditunjuj Om Ryan bukan lah TV biasa yang ada dirumah, yang biasa 500 Ribu ini jadi 12 Juta. Mataku tertegun melihat harga 1 buat TV, yang bisa membeli beberapa TV satu kampung.
"Om... Itu kemahalan... ntar kosnya naik... lagi..." Gumamku agak syock.
"Gak akan.... udah...." Jawab Om Ryan padaku.
"Beli apa lagi yah??" Tanya Om Ryan padaku.
"Emh... apa lagi..." Ungkapku.
"Butuh kulkas gak??" Tanya Om Ryan padaku.
"Gak... aku gak suka air dingin...." Gumamku.
"Emh.... jadi gak usah ya....." Ucap Om Ryan dengan berfikir.
"Mas... kulkas 1 pintu 1 ya....." Seru Om Ryan ke mas masnya.
"Loh... tadi katanya gak usah.... gimana sih...." Gumamku bingung dan stress.
"Aku suka air dingin, jadi ya harus ada. Aku kan sering kerumah...." Ucap Om Om tua yang satu ini.
"Tau ah...." Jawabku.
"Apalagi....??" Tanya Om Ryan padaku.
"Lemari...." Jawabku simple.
"1 pintu atau 2 pintu??" Tanya Om Ryan padaku.
"1 Aja... baju ku juga sedikit...." Jawabku pada Om Ryan.
"Lemari 2 pintu...." Gumam Om Ryan.
"Kok 2 Pintu....??" Tanyaku pada Om Ryan.
"Lebih bagus itu...." Seru nya dengan senyum.
"TERSERAHLAH...." Ucapku dengan emosi.
"Jangan sensi gitu ah... jadi Boty..." Gumam Om Ryan padaku.
"Bodo...." Jawabku kesal.
Asik debat tiba tiba ada wanita cantik menghampiri aku dan Om Ryan, Wanita itu menatap Om Ryan entah kenapa. Om Ryan belum melihatnya, namun tak lama Om Ryan menatapnya.
"Mas... Ryan...." Panggil wanita itu.
"Ochi....
....
...
..
.
MIFTAH/RYAN/OCHI
TO BE CONTINUE
GIMANA READER CERITANYA PAS/KURANG... KOMENTAR YA :)

KASIH TAK SAMPAI (boyxboy)Where stories live. Discover now