PART 11

2.1K 112 4
                                    

penulis : DANI BAKRIE
gendre : ROMANTIS/DRAMA/STORY
ost : IDP - KASIH TAK SAMPAI
----------------------------------------
HAPPY READING
---------------------------------------
Tiba tiba Om Ryan menarik ku, jangan jangan....
"DIA ISTRIKU..." Ucap Om Ryan menunjuk ku.
Mataku terbuka lebar, begitu pun Sinta. Wajahnya kaget, padahal aku pun merasa hal yang sama. Sama sama kaget, aku batuk...
UHUK.... UHUK....
Makanan keluar dari mulutku beberapa, saking aku kagetnya.
"Kenapa sayang...??" Om Ryan bertanya padaku, memunculkan sebuah perhatian.
"Minum....."Om Ryan menberikan air putih padaku.
GLEK... GLEK...
Setelah minum, tenggorokan ku agak baikan. Aku mencoba senyum pada Sinta walau agak ragu dan bingung. Sinta menatap ku dari ujung kepala hingga kaki. Tatapan nya agak aneh. Aku takut dia akan menamparku, dan benar saja dia akan menamparku. Sinta mengangkat tangannya dan...
"Namaku Sinta....." Seru Sinta memberikan tangannya untuk bersalaman denganku.
"Mif...Tah...." Jawabku gugup.
Setelah memperkenalkan diri, Sinta melepaskan tangannya. Tak lama seorang pria datang dan...
"Sayang...." Ucap Pria itu dengan merangkul Sinta yang membuat Om Ryan pun kaget.
"Kenapa Bram...." Jawab Sinta dengan memanggil pria yang merangkulnya Bram.
"Duduk dimana?? Semua meja penuh..." Gumam Bram pada Sinta.
"Duduk sini aja..." Ucap Sinta yang berhadapan dengan aku dan Om Ryan.
Bangku aku dan Om Ryan memang kosong dua, Tapi Om Ryan belum mengizinkan, Sinta juga maen ambil keputusan aja.
"Boleh gak Bram??" Tanya Sinta setelah beberapa menit aku berfikir negatif padanya.
Om Ryan terlihat berfikir, aku tahu Om Ryan pasti menolaknya. Mana mau dia semeja dengan Mantan istrinya itu.
"BOLEH..." Jawab Om Ryan lantang.
'Hah...' Kagetku dalam hati, tak percaya akan apa yang di ambil Om Ryan, dia membolehkan mantan istri dan calon suaminya duduk bersama kita berdua.
"Makasih... Ryan..." Ucap Sinta. "Oh... ya... ini.... Bram, suamiku...." Gumam Sinta memperkenalkan suaminya.
"Oh... ya...." Jawab Om Ryan dengan wajah datar.
"Bram ini Ryan dan Istrinya Miftah...." Ucap Sinta dengan memperkenalkan Om Ryan dan aku.
"Mereka gay??" Tanya Bram kaget melihat ku dan Om Ryan.
Sinta tersenyum dan menganggukan kepalanya.
"Hai... Aku Bram...." Sapa Bram pada Aku dan Om Ryan.
Aku akui Sinta pintar sekali memikat pria, termasuk Bram. Bram terlihat berwibawa, ganteng, manly dan berkharisma. Berbeda denganku yang lusuh, baju kotor wajah kucel. Om Ryan pasti tidak bangga padaku.
Saat merenung akan diriku, aku menatap Bram dari bawah hingga atas. Tiba tiba...
TING....
'Hah...' Aku kembali kaget, Bram mengedipkan matanya padaku. Membuatku berfikir kalau di juga, Ma to the Ho, Maho.. seperti aku dan Om Ryan.
"Ha...ah....." Aku mencoba menarik nafasku dan menenangkan perasaan ku.
"Ya udah duduk...." Ucap Om Ryan padaku dan Sinta serta kekasihnya yang mengedip padaku.
Kami berempat duduk, Sinta, Bram dan Om Ryan terdiam. Sementara aku melanjutkan makanku Lagian bukan urusan ku untuk ikut mengobrol. Tak lama makanan pesanan Sinta dan Bram datang,
"Makan...." Ucap Sinta menarkan pada ku dan Om Ryan.
"Enak gak??" Tanya Sinta ke Bram dengab romantis.
"Enak banget...." Jawab si Bram tanpa dosa setelah mengedipkan matanya padaku.
"Cobain punya aku... yang..." Ucap Sinta ke Bram.
"Enak juga..." Jawab Si Bram dengan romantis.
"Mas pesan 5 lagi ya.... di bungkus...." Ucap Bram membuat ku heran.
Kenapa dia menesan 5 sangat aneh sekali. Tapi ku alihkan pandanganku ke Om Ryan, dia terlihat cemburu sekali pada Sinta dan Bram. Tanganya ia kepal, sepertinya untuk menahan rasa sakit. Sinta tertawa tawa melihat Om Ryan menatapnya penuh kesakitan.
Aku tundukan wajahku, aku coba tersenyum. Lalu ku angkat kembali senyumku, Lalu ku dekati Om Ryan dengan menggandeng tangannya Om Ryan.
"Maskusay...." Ucapku dengan memanggil Om Ryan.
"Maskusay??" Tanya Om Ryan bingung padaku.
"Iya...maskusay... itu kan panggilan sayang aku ke kamu maskusay... MAS KU SAYANG.... Masa lupa sih....." Gumamku pada Om Ryan.
TING....
Aku kedipkan mataku pada Om Ryan, membuat Om Ryan makin gugup dan shock seketika.
"Suapin aku dong maskusay...." Ucapku manja nan menggoda membuat Sinta dan Bram mangap akan keromantisan ku.
"Suapin...." Ucap Om Ryan dengan menaikan alisnya.
"Iya... gini...." Ucapku
Aku mengambil tangan Om Ryan, kurasakan tangannya bergetar hebat. Entah grogi atau apa. Aku tak tahu pasti, tapi keringat Om Ryan mulai bercucuran. Aku ambil udang bakar, lalu ku masukan pada mulutku. Om Ryan tersenyum menatapku
"Em.... Enak maskusay.... kreyes kreyes...." Gumamku dengan senyum menggoda ke arah Om Ryan.
"Maskusay coba deh...." Ucapku dengan mengambil udang dan memberikan pada Om Ryan.
"Enak... kan?? Maskusay??" Tanyaku pada Om Ryan.
"Enak..." Jawab Om Ryan padaku.
"Cobain deh mbak Sinta dan Mas Bram...." Seruku pada Sinta dan Bram.
Mereka hanya menganggukan kepalanya.
"Jadi inget dulu ya Maskusay..." Ucapku dengan menepuk pundak Maskusay.
"Dulu..." Balas Om Ryan padaku.
"Iya dulu waktu malam pertama, inget kan maskusay??" Tanyaku pada Om Ryan.
"Oh... ya.. ya... inget dong, masa gak inget... moment indah..." Jawab Om Ryan malu malu.
"Dulu kita juga makan seafood loh... mbak Sinta mas bram, waktu malam pertama...." Ucapku bercerita pada Mas Bram dan Mbak Sinta.
"Oh... ya...." Tanya Sinta gugup dan menahan rasa sakit hatinya, memang cuman dia yang bisa bikin hati patah.
"Iya...." Jwabku.
"Aku dan Maskusay makan di resto seafood, pulangnya ke hotel di bali yang paling mahal...." Ucapku bercerita tentang semu dan kepalsuan.
"Iya kan maskusay??" Tanyaku pada Om Ryan.
"Iya iya..." Jawab Om Ryan.
"Ah... maskusay malu malu, tapi mbak sinta dan mas Bram gak akan percaya. Kalau diranjang.... em..... Maskusay jago baget... bikin aku fly.... ke awan.... brutal..." Ucapku dengan menatap Om Ryan yang memerah wajahnya.
"Pistolnya juga besar, ditambah ganasnya beh..... aku tak berdaya mbak sinta mas bram.... dia membuat aku cinta mati...." Ucapku dengan menyandarkan kepalaku di bahu Om Ryan.
"Maskusay suami idaman banget...." Ucapku bercerita dengan genit ala al pengantin baru nikah.
"Apalagi ciumannya.... Hot.... banget.... ampe ampe bibir basah... mbak..." Ucapku dengan senyum.
Sinta terlihat cemburu sekali padaku, apalagi saat aku tidur dibahu Om Ryan. Matanya terbuka lebar. Sinta kini merasakan apa yang dirasakan Om Ryan tadi. Dan tiba tiba....
Sebuah ciuman manis mendarat di bibirku tanpa ada pertanda. Om Ryan mencium ku dengan manis dn romantis dihadapan mantan istrinya sendiri.
Tak lama ciumannya dilepas, aku tersenyum malu sekarang.
"Nah... itu mbak... Maskusay suka tiba tiba ngasih kejutan...." Ucapku dengan kembali bersandar.
"Makasih...." Gumamku pada Om Ryan.
"Sama sama sayangku...." Ucap Om Ryan.
PRAK....
Sinta menyimpan sendok dengan kencang di piring, menbuat aku, Om Ryan dan Mas Bram kaget.
"Kenapa??" Tanya Bram kuatir.
"Aku mau pulang...." Ucap Sinta dengan berdiri.
"Kok pulang?" Tanyaku dengan wajah polos, padahal aku tahu si Mbak Sinta cemburu setengah mati.
"Aku belum cerita yang klimasnya loh mbak... yang enak enak juga belum... apalagi keromantisan Maskusay..." Ucapku dengan menatap Om Ryan.
Om Ryan tersenyum melihatku.
"Aku mau pulang aja BT..." Jawab Sinta.
"Ya udah aku bayar dulu..." Ucap Bram.
Tapi, tiba tiba ia meraba dompet. Seperti kehilangan dompet atau tertinggal. Atau cuman intrix buat makan gratis.
"Dompet ku ketinggalan sayang...." Ucap Si Bram dengan wajah pucat, mungkin aja dia pura pura.
"Terus gimana??" Tanya Sinta pada Bram.
"Ya udah, biar aku yang bayar..." Ucap Om Ryan pada Sinta dan Bram.
Aku mencubit pipi Om Ryan.
"Maskusay baik banget deh.... moga yang ditolong gak ketinggalan lagi dompetnya ya...." Ucapku memuji Om Ryan tapi juga menyindir Sinta dan Bram.
"Makasih..." Ucap Sinta dengan senewen.
Sinta dan Bram segera pergi, ketika mereka pergi aku segera agak jauhan dikit dari Om Ryan.
"Kok menjauh??" Tanya Om Ryan.
"Tadi kan cuman ekting..." Jawabku.
"Aku maunya beneran...." Jawab Om Ryan yang kini membuatku malu.
"Hehe...." Aku hanya tersenyum manis.
"Aku harus asah pistol ku kayanya...." Ucap Om Ryan padaku tiba tiba.
"Kenapa??" Tanyaku heran dengan menaikan alisku.
"Kan kamu suka yang besar tadi... ganas pula.... aku harus latihan fisik... nih..." Gumam Om Ryan membuatku ingin tertawa.
"Haha...." Aku tertawa dengan menepuk pundak Om Ryan.
"Om om...." Gumamku kembali.
"MASKUSAY aja... lebih bagus kayanya...." Gumam Om Ryan padaku.
"Mau nya...." Jawabku dengan melanjutkan makan.
Selesai makan, aku dan Om Ryan segera pulang ke kosan. Tak ada pembicaraan saat pulang, hanya sesekali senyum satu sama lain. Sampai di kosan, Om Ryan pun ikut masuk ke dalam kosan.
"Gak akan pulang lagi?" Tanyaku pada Om Ryan dengan mengambil segelas minuman rasa jeruk.
"Kalau malaikatnya disini ngapain pulang??" Tanya Balik Om Ryan padaku.
Aku hanya tersenyum saat Om Ryan menggombal padaku.
"Bobo yu ngantuk...." Ucap Om Ryan padaku dengan menggerakan tangannya diranjang.
"Gak... ah..." Jawabku.
"Ayo dong.... DEKUSAY..." Seru Om Ryan dengan menarik ku.
"Apaan Dekusay Dede ku sayang ya.....?" Tanya ku pada Om Ryan.
"Wah... pinter banget... nebaknya...." Gumam Om Ryan padaku.
"Ayo lah... bobo dingin diluar juga hujan..." Lanjut Om Ryan padaku.
"Jangan macem macem... aja...." Gumamku ke Om Ryan.
"Iya cuman bobo janji deh...." Ucap Om Ryan padaku.
"Heem...." Aku pun mengikuti Om Ryan.
Aku dan Om Ryan tidur berbarengan, Om Ryan memeluk ku dengan erat dipelukannya. Sesaat sebelum tidur ia mencium keningku dan bibir kecil milikku. Lalu tersenyum dengan wajah yang manis.
"Kapan kita akan meresmikan cinta kita....??" Tanya Om Ryan padaku.
"Hehe...." Aku hanya tersenyum saja.
Tak lama aku dan Om Ryan pun tidur, terlelap dalam keheningan malam yang dingin namun hangat berkat ada om Ryan disampingku.
***
Pagi hari Om Ryan seperti biasa mengantar ku ke kantor, dalam perjalan Om Ryan memberikan roti padaku. Karena tadi pagi memang tidak sempat sarapan pagi.
Sampai ditempat kerja, aku turun dari mobil Om Ryan. Om Ryan pun melaju kan mobilnya, aku berjalan. Tiba tiba...
"Untuk mu...." Ucap Leo tiba tiba memberikan satu bunga berwarna merah padaku.
Aku menatap Leo dengan tatapan biasa aja. Tak lama setelah itu, sesuatu terjadi...
"DEKUSAY......." Om Ryan tiba tiba ada disampingku.
...
..
.
MIFTAH/LEO/RYAN
TOBE CONTINUE

GIMANA READER CERITANYA?? KOMENTAR YA :) PLEASE....

SOSIAL MEDIA CCDP
Wattpad : @Adminarmy
Instagram : ceritacintaduniapelangi
Youtube : Cerita Cinta Dunia Pelangi
Email : armyramdani4@gmail.com
Website : http://ccdp93.wordpress.com

Just Info
-------------------
NOVELET
Kasih Tak Sampai
Senin - Selasa
Sandaran Hati
Rabu - Kamis
-----------------------
CERITA SINGKAT (CE.SI)
SOON UPDATE
Minggu
------------------------
Jangan lupa LIKE, KOMENTAR, SHARE, FOLLOW DAN SUBSCRIBE YA READER
------------------------
CCDP © 2018

KASIH TAK SAMPAI (boyxboy)Where stories live. Discover now