37서른일곱 - Mengamati

2.1K 396 101
                                    

Vote diatas 120 lanjut. Sip.

.
.

Hari itu, semuanya berubah.

***

Hyori's POV

Sepanjang perjalanan, Taehyung sama sekali tidak berbicara.

Ia hanya terus berjalan. Bahkan, menoleh padaku saja tidak.

Tidak ada lagi Taehyung yang akan menyamakan langkahnya denganku.

Tidak ada lagi Taehyung yang ceria, berisik, dan suka menggodaku.

Tidak ada.

Aku tak bisa menyalahkan kenapa sikapnya begitu padaku, jadi yang bisa kulakukan hanya diam.

Aku tahu dia sakit hati atas sikap yang kulakukan tadi, tapi aku juga merasakan hal yang sama.

Aku juga sakit. Sampai rasanya ragaku tercabik-cabik hingga mau mati.

Langkahku terhenti saat kakinya berhenti tepat di depanku.

Aku mendongak, menatap punggung lebarnya dengan tatapan sendu.

Seperti tahu dengan apa yang kupikirkan, Taehyung berbalik dan balas menatapku.

Ia menunduk, menatapku dengan sorot mata sayu tapi tetap tajam seakan membunuhku.

Kulihat matanya memerah, giginya bergemelatuk antara menahan marah atau tangis.

Aku sendiri ikut sakit melihat pemandangan Taehyung saat ini.

Semua ini salahku.

"Pulanglah."

Ia berucap pelan. Suaranya terdengar sangat serak seperti akan menangis.

Aku diam. Tidak mengiyakan ataupun membantah ucapannya. Bahkan aku tak mengalihkan pandanganku dari matanya.

Ia terlihat tidak senang dengan kelakuanku. Ia kembali berucap, tapi kali ini lebih keras dari sebelumnya.

"Hyori pulanglah."

Penuh penekanan, namun tetap lembut seperti biasanya ia berucap padaku.

Jujur aku takut. Ia tidak terlihat seperti Taehyung. Ia seperti orang lain.

Kali ini aku menggeleng. Aku tidak mau pergi. Aku harus menjelaskan sesuatu padanya.

"Shirreo."

Taehyung menarik napas. Ia mulai terlihat marah. "Kubilang pulang."

Aku menarik tangannya, mencoba meminta kesempatan, tapi ia langsung menepisnya.

"Taehyung, aku——"

"Tidak sekarang. Aku lelah." Ia menyelaku.

Bahkan aku belum mengatakan apapun.

Your Voice; TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang