Secret # 5

3.3K 559 23
                                    

Gelagapan Yeonsa mencari jalan untuk memutar arahnya ketika di ujung koridor ia melihat Kim Namjoon sedang berjalan ke arahnya.
Bagaimana bisa ia menghadapi orang itu setelah insiden komentar di blog yang dibalas? Meski sebenarnya tidak masalah kalau Yeonsa tetap berjalan seolah tidak terjadi apa-apa. Toh, Namjoon tidak tahu siapa pengirim komentar itu.

Namun, tetap saja. Rasanya seolah seluruh isi kepala Yeonsa bisa diketahui oleh Namjoon. Di saat-saat seperti itu kadang Yeonsa merasa tidak mudah untuk menjadi seorang secret admirer.

Tatapan mata mereka tidak sengaja bertemu sesaat sebelum Yeonsa berbalik. Ia mempercepat langkahnya untuk memperjauh jarak mereka. Namun, sepertinya ia mendengar langkah kaki yang semakin mendekat. Mungkinkah Kim Namjoon menghampirinya?

"Im Yeonsa?" tanya sebuah suara yang Yeonsa yakin itu adalah suara Namjoon.

Dari mana pria itu tahu namanya? Apa Namjoon tahu dirinya yang mengirim komentar itu di blognya? Lalu sekarang ia menghampiri Yeonsa untuk menanyakan perihal itu? Yeonsa mulai panik.

Menoleh, tidak. Menoleh, tidak.  Menoleh, tidak. Menoleh, tidak.

Dilihatnya sebuah sepatu berjalan di sisi kanan kemudian berdiri di hadapannya.

"Kau Im Yeonsa, kan?" Namjoon mengulangi pertanyaannya.

Yeonsa tertunduk semakin dalam. Berdoa dalam hati semoga jantungnya tidak berhenti berdetak saat itu juga. Ia belum mau mati. Ia masih terlalu muda untuk mati.

"Aku ingin menitipkan sebuah CD data untuk Jungkook. Dia bilang hari ini tidak masuk kuliah. Dia menyuruhku untuk menitipkannya padamu."

Jungkook? Sejak kapan ia kenal dekat dengan Namjoon?

Belum habis keheranan Yeonsa, Namjoon sudah menyodorkan sebuah CD kepadanya. Dengan ragu Yeonsa menerima CD itu tanpa sedikit pun berusaha mendongakkan kepala.

"Terima kasih." Namjoon tersenyum walau ia tahu Yeonsa tidak akan melihatnya, kemudian beranjak pergi.

Yeonsa limbung. Persendian kakinya melemas seolah tak punya lagi tenaga untuk menopang tubuhnya. Ia bersandar ke dinding koridor lalu mengembuskan napasnya dengan kuat seolah sejak tadi ia menahan napas.

Serius, jadi secret admirer itu tidaklah mudah. Setiap saat harus menanggung perasaan bersalah, takut ketahuan dan senang dalam waktu yang bersamaan.

***


Mata kuliah yang paling enggan ia ambil sebenarnya. Selain karena Jungkook tidak mengambil mata kuliah itu, sebagian besar teman sekelasnya adalah para senior. Kadang Yeonsa merasa tidak nyaman merasakan tatapan mereka. Seolah mengatakan kepadanya, "Hei, kau belum waktunya mengambil mata kuliah ini. Ini mata kuliah untuk tingkat di atasmu."

Namun, siapa yang peduli? Toh tidak ada larangan mahasiswa mengambil mata kuliah semester di atasnya selagi syarat IPKnya terpenuhi. Jadi, Yeonsa berusaha mengabaikan semua tatapan itu. Untuk itu, ia berusaha mengambil posisi duduk yang tidak terlalu menyita perhatian. Di deretan bangku paling belakang. Asyik dengan laptopnya sendiri sambil menunggu Profesor Shin datang.

Tiba-tiba seseorang duduk di kursi sebelahnya. Yeonsa melirik dari ujung matanya. Melihat perawakannya sih sepertinya tidak asing. Saat Yeonsa menolehkan wajahnya, sebuah senyuman hangat langsung menyambutnya.

"Hai," sapa Taehyung.

"Sunbae?" tanya Yeonsa dengan mulut yang setengah terbuka karena terlalu terkejut.

"Kenapa?"

"Ah, tidak!" Yeonsa segera mengalihkan pandangannya dengan canggung.

"Kau sedang blog walking?" tanya Taehyung yang entah sejak kapan sudah menjulurkan kepalanya untuk menatap layar laptop Yeonsa dengan lebih jelas.

Secepat kilat Yeonsa menutup laptopnya karena tidak ingin Taehyung tahu ia sedang melihat-lihat blognya Namjoon. "Tidak."

"Laptopmu tidak akan rusak ditutup mendadak begitu?" tanya Taehyung lagi dengan wajah keheranan kini.

"Dia ini laptop yang kuat. Sudah hampir lima tahun bersamaku, baru lima kali masuk bengkel."

Taehyung terkekeh mendengar jawaban itu. Membuat Yeonsa semakin melongo.

"Kau sangat lucu," ujar Taehyung di sela tawanya.

"Jangan menertawaiku, sunbae," rajuk Yeonsa yang langsung menyingkirkan laptopnya ke tepi meja kemudian mengeluarkan buku agendanya.

Sebuah kertas terbang ke depan Taehyung saat Yeonsa meletakkan agendanya di atas meja agak kuat. Taehyung menatap kertas itu dengan kedua alis nyaris bertautan.

"Siapa ID Vanteae.95 ini?" tanya Taehyung seraya mengambil kertas itu.

Bukannya menjawab, Yeonsa langsung merebut kertas itu dengan kasar.

"Bukan apa-apa sunbae."

Taehyung mencondongkan tubuhnya ke arah Yeonsa dan agak berbisik di telinganya.

"Dari penggemarmu, ya?"

"Ah, bukan!" sergah Yeonsa cepat seraya menjauhkan tubuhnya dari seniornya itu lalu tertawa kaku seolah terdengar seperti dibuat-buat. "Mana mungkin aku punya penggemar."

"Siapa tahu, kan? Aku hanya menebak."

Yeonsa berdeham sebentar untuk menghilangkan kecanggungan yang tiba-tiba menaungi mereka itu.

"Ini hanya perbuatan orang iseng. Tidak terlalu penting." Yeonsa menyelipkan kembali kertas itu dalam buku agendanya.

Taehyung yang melihat perbuatan Yeonsa itu hanya tersenyum simpul. Kalau benar kertas itu dari orang iseng dan tidak terlalu penting, kenapa gadis itu masih menyimpannya? Kenapa tidak dibuang saja ke tong sampah? Im Yeonsa sangat tidak pandai berbohong.

Profesor Shin tiba di depan kelas kemudian mulai mengabsen. Baik Taehyung maupun Yeonsa tak ada lagi yang bersuara. Hingga tiba-tiba Yeonsa menggeser sedikit posisinya mendekati Taehyung.

"Sunbae," bisiknya dengan suara yang terdengar jenaka di telinga Taehyung. Pria itu hampir saja tertawa kalau tidak ingat ada dosen mereka di depan kelas sana.

"Hm?" Taehyung ikut-ikutan mencondongkan tubuhnya.

"Apa sunbae mengenal pemilik ID tadi? Teman seangkatanmu, misalnya? Adakah yang punya ID seperti itu?" tanya Yeonsa dengan wajah polos.

Taehyung menggeleng.

"Sudah kuduga," gumam Yeonsa lagi dengan nada kecewa.

"Penting bagimu untuk tahu?" bisik Taehyung lagi.

"Hanya penasaran."

"Kau tidak menyukainya, kan?"

"Ti~dak."

Hampir saja Yeonsa berteriak kalau Taehyung tidak memberi isyarat agar Yeonsa memelankan suaranya dengan menempatkan jari telunjuk lentiknya di depan mulut.

Nyaris saja diusir dari kelas Profesor Shin. Yeonsa mengelus dada saking leganya.

Setelahnya gadis itu memutuskan untuk tidak menciptakan percakapan lagi. Ia berusaha untuk fokus. Sementara Taehyung masih tersenyum sambil sesekali melirik ke arah Yeonsa dari sudut matanya.

Gadis yang menarik, pikirnya.

===== To Be Continued =====

[Sudah Terbit] Secret Admirer ✓Where stories live. Discover now