Secret # 26

2.6K 476 10
                                    

Nenek Jang namanya. Ia sudah tinggal di panti itu selama hampir sepuluh tahun. Sudah agak pikun karena usianya sudah lewat 80 tahun. Tadinya tinggal berdua hanya dengan sang cucu yang sangat menyukai kimchi omurice buatannya.

Namun, sepuluh tahun yang lalu cucunya meninggal karena sakit panas. Sejak itulah Nenek Jang yang sebatang kara mulai tinggal di panti.

Namjoon yang bercerita pada Yeonsa saat mereka sedang menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan Nenek Jang. Lalu, kimchi omurice yang akan dibuatnya itu akan ia masak dan ia sajikan di meja makan. Berharap cucunya akan kembali dan memakannya dengan wajah riang.

"Lalu, apa yang terjadi saat Nenek Jang sadar kalau cucunya tak pernah datang?" tanya Yeonsa memotong cerita Namjoon.

"Ia memberikan kimchi omurice buatannya untuk penghuni panti yang lain."

"Kasihan Nenek Jang," gumam Yeonsa iba saat melihat Nenek Jang dengan begitu semangatnya sedang memotong-motong sayuran yang baru saja diantar oleh Yeonsa ke meja dapur.

"Dia melakukannya setiap akhir pekan. Biasanya pengurus panti yang membantunya. Tapi, aku tahu semua orang sibuk hari ini. Jadi, terima kasih sudah mau membantunya." Namjoon tersenyum hangat, menunjukkan kedua lesung pipi yang terlihat begitu manis.

"Aku senang kok bisa membantu para manula yang kesepian itu." Yeonsa membalas senyum Namjoon.

"Kenapa?"

"Entahlah. Dibandingkan anak-anak yatim piatu itu aku merasa kehidupan para manula jauh lebih menyedihkan. Setidaknya anak-anak masih memiliki dunia imajiner mereka yang bisa membuat mereka bahagia walau semu. Tapi, apa yang dipunya seorang tua renta di hari senjanya? Mereka begitu kesepian. Aku bisa merasakan kesepian mereka begitu menyesakkan."

Tanpa Yeonsa sadari, Namjoon sedang menatapnya takjub. Matanya tak berkedip dan ada binaran entah apa yang muncul di matanya saat menatap Yeonsa.

Bahkan ketika Yeonsa menoleh ke arahnya, Namjoon masih saja terpaku pada wajah wajah gadis itu.

"Kenapa?" tanya Yeonsa keheranan melihat Namjoon menatapnya sampai seperti itu.

"Ah, tidak apa-apa." Namjoon segera mengalihkan pandangannya dengan gelagapan.

"Sunbae teruskan saja berkeliling mengontrol jalannya acara di gedung aula. Aku akan di sini menemani Nenek Jang. Aku juga akan membantu para penghuni panti lainnya menuju aula saat pentas seni akan dimulai siang nanti."

"Tapi, kau sendirian. Bagaimana kalau ada masalah? Bagaimana kalau kau pingsan seperti kemarin?" tanya Namjoon khawatir.

"Aku cukup sehat hari ini." Yeonsa meyakinkan seraya tersenyum.

Namjoon berpikir sebentar kemudian ia menghubungi seseorang.

"Bisa tolong gantikan aku mengawasi jalannya acara. Kalau ada masalah atau kesulitan, kau bisa langsung hubungi aku."

"Oh, tidak. Aku tidak pergi. Aku ada di panti jompo untuk beberapa hal. Kuserahkan padamu, ya."

Namjoon menutup telponnya kemudian menatap Yeonsa.

"Sunbae tidak perlu melakukan itu," ujar Yeonsa merasa tidak enak.

"Tidak apa. Dia Jung Hoseok. Wakil ketua pelaksana. Sudah menjadi tugasnya menggantikan aku. Sekarang kita bisa bagi tugas untuk memberitahu dan menyiapkan mobilisasi mereka ke gedung aula. Kau di sini saja menemani Nenek Jang, oke?" Namjoon memberi komando.

"Baiklah, sunbae!" Yeonsa berkata tegas. Lalu setelahnya keduanya saling tersenyum.

***

[Sudah Terbit] Secret Admirer ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora