Secret # 20

2.5K 487 12
                                    

Akibat tragedi kecerobohannya membalas pesan Vantae semalam, Yeonsa harus menanggung konsekuensinya hari ini.

Ia datang pagi-pagi sekali, kemudian bersembunyi di basecamp konsumsi dan berniat akan menetap di sana sepanjang acara. Padahal sejak awal rencananya ia akan membantu di stan donor darah bersama Jineul.

Namun, apa yang dilakukannya sekarang tidak jauh berbeda dari kura-kura yang bersembunyi dalam cangkangnya.

Jika ada seseorang dengan membawa kamera atau sosok yang penampakannya mirip seperti Kim Taehyung, Yeonsa segera mencari tempat persembunyian terdekat. Tak peduli apakah itu celah lemari yang kosong atau bahkan kolong meja sekali pun, yang penting tempat itu aman dan tersembunyi.

Ia juga sengaja mematikan ponselnya karena ia tahu Vantae atau Kim Taehyung atau entah siapa pun itu akan terus menghubunginya dan mengajaknya bertemu. Ia sungguh tidak siap bertemu dengan orang itu dengan status aneh yang kini telah mereka sandang akibat kecerobohannya sendiri.

Hampir setengah harian ini, semua berjalan normal tanpa gangguan berarti. Hingga menjelang tengah hari rasa ingin ke toilet yang begitu mendesak terasa begitu menggerogoti jiwanya. Sejak satu jam yang lalu ia menahannya, tetapi kali ini ia sudah tak kuat lagi. Ia harus keluar dari sana.

Ia memakai hoodie hingga menutupi kepala. Tak lupa memakai masker di bagian wajah. Dengan begitu tak akan ada orang yang mengenalinya. Ide yang begitu sempurna.

Perjalanan awal ke toilet mulus tanpa hambatan. Namun, ketika hendak kembali ke basecamp konsumsi, di tengah jalan ia melihat penampakan Kim Taehyung sedang membawa kamera. Ia sedang mengabadikan kegiatan di stan bazar untuk barang lelang.

Yeonsa langsung berbalik untuk mencari jalan lain. Ia tidak boleh bertemu Kim Taehyung. Sialnya, begitu berbalik ia menabrak seseorang hingga barang-barang yang dibawa oleh orang itu jatuh berserakan.

"Argh, makanannya!" pekik orang itu agak syok melihat makanannya berserakan. Untung hanya beberapa bungkus stereofoam. Tidak terlalu banyak.

"Ma-maaf," ujar Yeonsa terbata begitu mengetahui siapa yang ditabraknya.

"Lain kali kalau jalan hati-hati!" ujar gadis itu ketus.

"Ini aku, sunbae. Aku minta maaf." Yeonsa membuka maskernya dan seketika wajah Hyemi berubah menjadi ramah.

"Yeonsa?" lirih Hyemi seraya bangkit dibantu oleh Yeonsa.

"Maaf, aku terburu-buru," ujarnya lagi dengan terbata.

"Tidak apa-apa. Karena kau ada di sini, bisa tolong ambilkan makanan lagi dan mengantarnya ke stan donor darah? Aku kewalahan mendistribusikan makan siang. Masih banyak tempat yang belum dapat. Di stan itu ada tiga dokter yang menunggu juga Jineul. Mereka belum makan siang. Jadi, tolong, ya!" Hyemi berujar kemudian melenggang pergi, tanpa memberi kesempatan Yeonsa untuk berargumen. Bahkan menolak pun tidak bisa.

"Sial!" rutuknya seraya mengetuk pelan kepalanya. Ceroboh sekali ia! Seandainya tadi ia bisa lebih berhati-hati, tentu ia bisa kembali ke basecamp dengan selamat.

Bagaimana sekarang? Dan kenapa harus ke stan donor darah?

***


Yeonsa masih memakai hoodie hingga menutupi kepala juga masker di wajah saat tiba di stan donor darah. Jineul langsung menyambutnya begitu tahu ia membawa makan siang untuk mereka.

"Apa kau lihat Im Yeonsa?" tanya Jineul pada sosok Yeonsa yang wajahnya tertutup masker.

Yeonsa melirik ke sana kemari, memastikan tidak ada yang melihat mereka. Begitu kondisi dirasa aman, Yeonsa mendekat ke arah Jineul dan berbisik, "Ini aku, Yeonsa."

Mata Jineul terlihat melebar dan refleks menoleh ke arah Yeonsa yang membuka maskernya.

"Kau dari mana saja?" tanya Jineul tak sabar.

"Sst, ceritanya panjang. Kurasa kau akan bosan mendengarnya. Jadi, siapa yang sedang ada di dalam?" tanya Yeonsa seraya celingukan ke arah ruang periksa.

"Kim Namjoon sunbae," jawab Haneul.

Seketika mata Yeonsa melebar, hatinya membuncah. Teringat pada kirim mengirim pesan dengan seniornya itu tadi malam.

"Apa tadi ada yang mencariku kemari?" tanya Yeonsa kemudian.

"Banyak. Makanya aku tanya ke mana saja kau? Aku kewalahan sendirian di sini. Tadi pagi banyak sekali orang yang mendonorkan darahnya. Sekarang sudah agak sepi."

"Siapa yang mencariku?"

"Jungkook, Hyemi sunbae, Namjoon sunbae, Taehyung sunbae. Kurasa empat orang itu," gumam Jineul seraya mengingat-ngingat.

"Selain itu, tidak ada yang lain? Kau yakin?" tanya Yeonsa antusias.

Jineul mengangguk mantap. "Kenapa? Apa kau menghilang karena sedang menghindari seseorang?" tanya Jineul curiga.

"Ah, tidak, kok!" elak Yeonsa seraya berusaha untuk tersenyum.

Kini dugaan Yeonsa akan sosok Vantae semakin kuat. Tidak salah lagi!  Pasti orang itu. Lalu, apa yang harus dilakukannya kalau mereka bertemu? Beramah tamah atau bermesraan seperti layaknya sepasang kekasih?

Yeonsa bergidik sendiri membayangkannya, teringat perlakuan Taehyung padanya tempo hari saat berpura-pura pacaran agar Vantae tak lagi mengganggunya. Posesif sekali. Bagus sekali akting orang itu rupanya.

"Yeonsa?" sapa Namjoon yang baru saja selesai mendonorkan darahnya.

Yeonsa langsung terhenyak mendengar suara itu memanggil namanya. Ia meringis kecewa. Padahal sudah ada rencana untuk kabur lagi dari sana. Namun, kalau sudah kepergok begini Yeonsa bisa apa selain berbalik dan memberikan senyum terbaik yang ia punya.

"Sunbae?" ujar Yeonsa dengan senyum semringahnya.

"Kau ingin donor darah juga?" tanya Namjoon antusias.

"Ah, itu... aku.... " Yeonsa merutuk dalam hati. Kenapa ia jadi gugup begitu?

"Masuklah! Aku sudah selesai. Aku senang kalau ada panitia yang berpartisipasi menyumbangkan darahnya. Kau tahu, setetes darah kita akan sangat berarti untuk mereka yang membutuhkan."  Namjoon tersenyum seraya menepuk-nepuk pundak Yeonsa.

Donor darah? Hal yang bahkan seumur hidupnya tidak pernah terbayang akan ia lakukan. Mengingat ia memiliki fobia pada benda tajam kecil sejenis jarum suntik.

Namun, melihat Namjoon yang amat senang juga perkataannya barusan membuat Yeonsa rasanya melayang. Namjoon akan senang melihat dirinya melakukan donor darah. Kalau Namjoon senang, otomatis dirinya pun akan ikut senang.

"Bagaimana persediaan bingkisan makanan untuk pada pendonor? Apa masih cukup?" Kini Namjoon beralih pada Jineul.

"Masih, sunbae," jawab Jineul cepat.

"Baguslah."

Namjoon terdiam saat menemukan Yeonsa masih berdiri di tempatnya.

"Kenapa? Perlu kutemani ke dalam?" tanya Namjoon pada Yeonsa yang langsung terkesiap.

"Eh? Ti-tidak usah, sunbae!" sergah Yeonsa cepat.

"Ada yang terlupa. Aku harus melihat laporan jenis golongan darah yang sudah diterima. Palang Merah Pusat pasti sedang menanti perkembangan hasilnya."

Namjoon menghampiri Yeonsa langsung membeku. Tidak, Kim Namjoon tidak boleh melihatnya melakukan donor darah. Tidak boleh melihatnya ketakutan melihat jarum suntik. Tidak boleh melihat kelemahannya yang satu itu.

Namun, belum sempat Yeonsa mengeluarkan sepatah kata pun untuk menolak, Namjoon sudah lebih dulu menggamit lengannya dan membawanya masuk ke ruang periksa.

Yeonsa meraung dalam hati, "Seseorang, tolong aku!"

===== To Be Continued =====

[Sudah Terbit] Secret Admirer ✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin