The Death Of My Love

7.8K 268 16
                                    

Alunan musik lembut menyelimuti ruangan ini,ruangan yang tidak terlalu luas dan tidak pula terlalu sempit. Hiasan-hiasan dinding yang ditempel dengan rapih di ruangan ini. Inilah ciri khas mu.

Aku tahu kau malu kalau aku mengetahui sifatmu, hobimu bahkan rahasia terdalammu, yaitu kamarmu yang kau tata apik, bahkan aku sempat kaget melihat kamar lelaki serapih ini. Disudut sebelah kiri kamarmu terdapat meja kecil yang dipenuhi foto-foto keluarga.

sedangkan meja buffet besar yang sengaja kau taruh di sebelah kanan kamarmu, kau taruh piala-piala penghargaan yang kau dapatkan setelah kerja kerasmu selama bertahun-tahun. Dan inilah kamar apartemenmu yang nyaman dan indah.

Bahkan kau pajang foto seorang wanita muda dengan rambut panjang dan mata cokelat yang memandang ke kamera dengan begitu ceria, dengan balutan gaun putih panjang tanpa bahu , berleher V-neck dan membawa selendang putih transparan yang tersampirkan di tangannya. Mataku tak henti-hentinya memandang foto wanita itu.

aku pun tersenyum puas, karena foto wanita itu adalah foto ku. Dan aku tak percaya ia akan memajang foto itu dengan ukuran yang lumayan besar di kamarnya. ," Apa yang kau lihat Cantik?," aroma cappuccino menyeruak keseluruh ruangan, dan aku tahu ia pasti membawanya ke dalam kamar, dan tampaklah sesosok pria muda dengan garis wajah yang begitu apik tergambar di wajahnya begitu pula mata abu-abunya yang bisa membikin wanita manapun meleleh menatapnya, dialah kekasihku Daniel.

Ia menyerahkan cangkir cappuccino itu padaku dan aku tak sabar menyeruputnya ," Sudah kubilangkan, kalau kau ingin meminum sesuatu yang sangat panas harus kau tiup dulu dan jangan langsung meminumnya karena lidahmu akan terbakar dan gigimu lambat laun akan rusak," yah, aku tahu dia memang cerewet, Daniel cerewet itulah sebutanku padanya beberapa silam lalu sebelum aku menjadi kekasihnya, walaupun aku sudah menjadi pacarnya terkadang aku masih menyebutnya begitu disaat aku jengkel dengannya,

" Maaf, aku memang agak kurang sabaran dalam menghadapi masalah cappuccino hangat, kau kan tahu sendiri aku sangat menyukai cappuccino, dan tak bisa dipungkiri lagi, bahkan kalau kau menyajikannya bebarengan dengan croissant yang kau buat dan aku tahu croissant itu rasanya pasti enak, tetapi aku akan menyeruput cappuccino dulu daripada croissant terenak di dunia," seperti biasa jika aku menyela pembicaraannya ia akan mengacak-acak rambutku dengan lembut, dan aku akan pura-pura bersikap bahwa aku tak menyukainya, padahal aku menginginkan sekali lagi ia mengacak rambutku.

aku sangat menyukai saat-saat seperti ini, berdua di kamarnya yang rapih, dengan mendengar alunan music tahun 80-an yang sangat ia sukai, dan menyeruput cappuccino hangat bersama. Rasanya terdengar sederhana dan biasa saja, tetapi inilah saat-saat yang kutunggu-tunggu. Kekasihku Daniel seorang Fotografer yang bekerja di salah satu majalah kuliner terkenal di Amerika, kami bertemu hanya 2 minggu sekali dan rasanya seperti 2 tahun sekali bagi kami. Karena aku dan dia sama-sama dituntut berbagai pekerjaan yang menumpuk, aku bekerja di bidang arsitektur yang berada di Massachussets, Boston.

Sedangkan Daniel Fotorafer yang tinggal di mansion mewah di New York, dan bisa dibayangkan  perjalan Boston ke New York atau sebaliknya tidaklah sedekat Massachussets dan Riverton. ,"Tamie... kuharap kau tidak keberatan jika kau yang terus menerus mengunjungiku, maafkan aku karena aku tak sempat ke Boston," Mata abu-abu itu memandangku dengan penuh rasa bersalah dan tentu saja aku jadi terenyuh karenanya

," Dan... aku tak pernah sekalipun mengeluh kalau aku harus bolak-balik Boston-New York karena aku niat dan aku ingin, dan karena kau yang membayari tiket pesawatku, tetapi aku kan sudah bilang kepadamu aku cukup dengan perjalanan darat dan ada sepupuku Viola yang akan mengantarku kemari," Daniel menaruh cangkir cappuccino-nya di nampan yang tadi ia taruh di meja kecil didekatnya, dan aku-pun melakukan hal yang sama. Kami terdiam sesaat dan aku hanya memandangi langit-langit kamar Daniel dan berharap dia yang memecah keheningan ini.

Cappuccino [END]Where stories live. Discover now