He Took a Photo of Me in This White Dress

2K 160 1
                                    

8 tahun yang lalu

"Girls! Thank you for coming!" Mercedes Prices memeluk kami satu persatu. Ia tersenyum lebar dan bahagia. Jujur, aku tidak terlalu mengenalnya di kampus, setahuku dia salah satu cewek populer di kampus ku dan untuk ukuran perempuan seperti diriku hal yang mustahil untuk bisa dekat dengan cewek populer seperti Mercedes.

Mercedes menatapku dari atas sampai bawah seperti memindai data ke komputer lalu tersenyum dan mengangguk-angguk.

"Dang Gurl you look so stunnin'!"

"Thanks, kau juga..."

"Oh, please... kau yang tampak paling bersinar disini..." Mercedes mempersilahkan kami bertiga untuk menikmati pesta lajang nya lalu ia berjalan menuju arah kerumunan yang baru datang.

Nako menyikut pinggangku.

"Sudah kubilang kau tampak menakjubkan dengan gaun ini, kuyakin pria-pria yang ada disini siap mendekatimu," Aku hanya tertawa geli mendengar pernyataan Nako

"Oh, ya? Kurasa aku sudah keduluan Ray-ray, dia sudah menari dan menggoyangkan bokong nya ke arah pria itu," Kami berdua melihat Ray-ray yang sudah asyik berjoget dengan pria yang bertubuh tegap dan memiliki otot dimana-mana yang tampak dari pakaian yang pria itu kenakan. Pria afrika-amerika itu menyambut goyangan Ray-ray dengan sukacita dan mulai menyentuh setiap lekukan tubuh Ray-ray dimanapun ia bergerak.

Aku dan Nako saling bertukar pandang dan tertawa lalu menggeleng bersamaan.

"Ray-ray mempunyai pheromon tersendiri di kalangan pria, bagaimana bisa dengan mudahnya ia mendapatkan pria hanya hitungan detik!" kesal Nako, lalu ia memesan Gin ke bartender dan aku memesan hal yang sama. Setelah minuman kami datang kami bersulang lalu menyesapnya secara bersamaan dan memesan lagi minuman.

"Berpesta sampai pagi!" Teriakku lalu beberapa orang di klub mengangkat minumannya mengikuti gerakanku

"Let's get Wasted people!" Teriak Nako dan seluruh orang di klub berteriak menyerukan hal yang sama lalu kami berjoget bersama.

***

Aku memutuskan untuk keluar dari kerumunan orang yang ada di lantai dansa. Aku butuh ketenangan setelah menari bersama Nako dan Ray-ray. Apalagi Gin yang sudah berapa banyak kuminum malam ini.

Kuhirup udara malam yang segar dalam-dalam di balkon. Bintang-bintang bersinar begitu indahnya malam ini, begitu pula dengan bulan yang bersinar dengan gagahnya di kegelapan malam.

KLIK

KLIK

Aku menoleh ke arah suara kamera. Pria itu menurunkan kameranya dari wajahnya lalu tersenyum padaku dengan senyumannya yang menawan.

"Maaf, aku mengambil fotomu tanpa izin, kau tampak begitu cantik" Pipiku memanas ketika pria menawan tersebut memuji parasku.

"It's fine, asalkan kau tidak akan memajang fotoku di lantai basement mu dan merencanakan pembunuhan" Pria itu tertawa lirih lalu menyodorkan tangannya.

"Aku Daniel Georgio, teman mempelai pria" Aku menyambut tangannya dengan kikuk

"Aku Tammia McKenzie, biasanya orang-orang memanggilku Tammie" Entah apa yang terjadi pertemuan selama beberapa menit ini. Kami seperti tersedot ke dalam mata masing-masing. Mata abu-abu pria itu membuatku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Bahkan aku baru tersadar kalau aku masih menggenggam tangannya.

"Ugh, Sorry" Pria itu tertawa

"It's Fine, tidak hanya kau yang terpana melihat fisikku" Kini aku memicingkan mataku padanya

"Oh, kau tipe pria narsistik rupanya" kataku dengan nada main-main

"Aku bukan narsistik, aku sangat mensyukuri wajah dan tubuh ini itu saja"

"Pria narsistik biasanya suka berkilah"

"Kau pernah bertemu dengan pria narsistik sebelumnya? Sepertinya kau sangat ahli dalam hal ini Tammia McKenzie" 

"Trust me I do" Aku teringat Trevor, kakak laki-laki ku yang selalu membanggakan wajah rupawannya ke seluruh anak perempuan di SMA ku. Ugh, sungguh menyebalkan dan memalukan.

"Oh ya? Siapa? Kekasihmu? Sahabatmu?"

"Kakak laki-laki ku"

"Oh, kau punya kakak laki-laki, kurasa aku akan iri dengannya" Aku menoleh ke arahnya

"Kenapa?"

"Karena dia bisa memandang wajah cantikmu setiap pagi, siang, malam dan sore" Wajahku memanas, dadaku berdentum dengan keras, serta perutku seperti dipelintir oleh tali tambang.

"Are you flirting with me right now?" Daniel Georgio menatapku, menyeringai lalu mengangguk dengan percaya diri.

"Apakah itu selalu bekerja pada setiap perempuan yang kau temui?"

"It does"

"Oh, Really?" Tanyaku tak yakin dengen nada yang menggoda.

"Yes, lihatlah dirimu, wajahmu sudah sangat merona Tammie" Aku menepuk kedua pipiku dengan kedua telapak tanganku. Lalu aku berdeham dan berjalan agak menjauhi Daniel Georgio.

"Ini efek Gin yang kuminum tadi"

"Aku yakin itu efek kata-kataku Tammie" Oh, dia mengucapkan namaku dengan nama kecilku! Terdengar luar biasa seksi di telingaku. Tak ada yang pernah mengucapkan nama kecilku seperti yang dilakukan Daniel Georgio padaku. 

Dadaku terasa panas, dan jantungku berdetak tak karuan. Aku yakin ini efek alkohol yang terlalu banyak kuminum malam ini. Tidak mungkin kan aku tergoda oleh pria yang baru saja kutemui beberapa menit yang lalu?

Ketika ia akan berjalan menuju pintu masuk klub, Daniel mendekat ke arahku lalu berbisik di telingaku.

"Kau cantik sekali Tammia McKenzie, AKu sulit melepaskan pandanganku darimu, good night " Daniel menghilang di balik pintu. 

Sedangkan aku hanya terdiam tidak berkutik di balkon. Masih terbayang nafas lembutnya yang menghembus telingaku lalu aroma tubuhnya yang sudah membuatku mabuk kepayang. 

Cappuccino [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang