Souffle is The Best Thing to Avoid Topic

2.5K 191 0
                                    

Viola membuka botol wine yang ada di hadapan Hank, Trooper dan aku. Ia menuangkan ke gelas yang kami pegang, lalu Viola menaikkan gelasnya. Kami semua mengikutinya. Kami berada di toko roti milikku untuk merayakan kesuksesan Viola karena tulisannya yang akan dimuat di The New Yorkers.

"Kepada Kesuksesan dan The New Yorkers!" Teriak Viola

"Kepada Pastry dan Paris!" Teriakku

"Kepada Kebebasan!" Teriak Hank

"Kepada Coming Out!" Teriak Trooper.

Kami menenggak wine tersebut  lalu tertawa bersama-sama.

Gosh, I love them so much! Aku mencintai mereka sama seperti aku mencintai Pastry dan Paris. Aku tidak bisa membayangkan tanpa adanya mereka di sisiku selama ini. Apalagi sesuatu yang menimpa keluarga ku dan membuat seluruh Boston gempar. Aku tidak bisa bertahan di kota ini tanpa kehadiran mereka.

Kami berempat sudah saling mengenal dan bersama semenjak kami tidak tahu cara berjalan dan berbicara dengan benar.

Kupandangi mereka semua lalu kucium pipi mereka satu persatu.

Hank menatapku dengan jijik

    "Bro, kau mabuk? Hanya satu gelas saja yang kau minum! Astaga air liur mu menempel di seluruh pipiku!" Protes Hank.

Aku hanya terkekeh senang.

    "Aku hanya... mencintai kalian semua, aku cinta mati dengan kalian!" Viola dan Trooper saling memandang lalu menatapku.

    "Definitely he's drunk!" Kata mereka berbarengan.

    "Hei, aku peminum terkuat yang pernah kalian kenal!" Protesku

    "Tapi kau bersikap konyol malam ini Max..." Trooper menyesap wine nya lalu memicingkan matanya kepadaku.

    "Aku serius dengan kata-kata aku cinta mati dengan kalian..." Kami semua tertawa sampai perut kami sakit.

    "Maxon sedang sentimental malam ini, biarkan dia menikmatinya malam ini" Viola tersenyum ke arahku dan aku menaikkan gelasku kearahnya sebagai tanda setuju.

    "So, Viola kudengar sepupu mu Trevor akan menikah dengan musuh bebuyutan mu Brie Joyce, bagaimana perasaan mu dear?" Saat Trooper bertanya kami semua memandang Viola yang menenggak habis wine nya lalu menuangkan lagi wine ke dalam gelasnya. Viola menjawabnya dengan waktu yang sangat lama.

    "Don't ever ask me about that Troop, aku membenci Brie Joyce sampai ke dalam tulang rusukku ku, aku masih dendam dengannya karena ia merebut mantan pacarku, Jack Thorne," Viola menenggak lagi wine nya lalu menoleh ke arahku.

    "Bagaimana perasaanmu pastry man? Kau hampir saja menjadi sepupuku dan Brie Joyce," Aku hanya menenggak wine ku dan tidak menjawab pertanyaan menyebalkan Viola. Lalu aku berjalan menuju dapur dimana aku selalu meracik pastry legendaris buatanaku.

    "Siapa yang mau souffle? aku dapat membuatkan kalian hanya dalam hitungan menit," Teriakku ke arah mereka dari dalam dapur. Hank dan Trooper berteriak bergantian mereka menginginkan souffle tersebut seperti anak TK. Aku hanya terkekeh pelan. Selanjutnya terdengar Viola yang berteriak dengan nada mabuk.

    "Fuck Max! Kau selalu menghindari topik ini! Kau pengecut Max!" Senyumku sirna.

Aku tidak menghiraukan teriakan Viola yang membuat hatiku sakit. Aku tidak ingin membahas mengenai orang yang sudah tiada. Aku tidak ingin membahas dia lagi. Cukup, karena kehadiran orang itu membuat keluarga ku hancur berantakan.

Cappuccino [END]Where stories live. Discover now