Amazed by Her

2K 168 3
                                    

Tammia berdiri tepat di depan toko ku. Kami saling memandang dalam waktu yang cukup lama. Aku terkejut Tammia menyetir kemari dengan mobil Toyota Prius miliknya.

 Bagaimana dia bisa menyetir? Bukankah selama 4 tahun dia sudah lama tidak menyetir? Viola memberitahuku semenjak kematian laki-laki itu dia tidak pernah lagi menyetir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

 Bagaimana dia bisa menyetir? Bukankah selama 4 tahun dia sudah lama tidak menyetir? Viola memberitahuku semenjak kematian laki-laki itu dia tidak pernah lagi menyetir. Tetapi lihatlah dimana Tammia berdiri sekarang, di depan tokoku dengan membawa kunci mobil dan setumpuk surat yang kuberikan padanya dengan mata yang yang membengkak.

"M-M-Maxon..." Namaku disebut oleh Tammia McKenzie dan berefek aneh dengan perut dan tubuhku.

"A-a-aku butuh bicara denganmu..." Kukira dengan meninggalkan surat itu di rumahnya aku akan terbebas dari dirinya. Kukira dia akan melupakan kejadian tadi dan mengingat laki-laki itu. Sialnya, di rumahnya tadi aku menyebut namanya.

"Darimana kau tahu toko pastry ku Tammia?" Aku berusaha seketus mungkin agar Tammia segera pergi dari sini. Ciuman kami tadi masih berefek pada bibirku. Lihatlah aku sekarang seperti lelaki mesum yang hanya berfokus pada bibir merahnya yang sedikit membengkak karena ciuman kami tadi. Shit Maxon, sadarkanlah dirimu!

"Viola..." Jawabnya pelan. Aku hanya mengangguk.

"Apa yang ingin kau bicarakan padaku? Aku hampir tidak ada waktu, aku harus membuka toko sore ini," Bohong, aku tidak pernah membuka toko di sore hari, aku hanya membuka toko di pagi menjelang siang dan setelahnya menikmati waktuku merancang resep baru dan berbelanja bahan.

"Mengenai..." Laki-laki itu? Aku yakin laki-laki itu. Tammia tampak ragu sejenak dia menggigit bibir bawahnya dan aku hanya memandang lurus bibirnya seperti orang gila.

"Dirimu..."Wait, diriku? Apakah dia mengatakan diriku? Apa yang ia ingin bicarakan denganku? Kukira dia akan menanyakan banyak hal tentang laki-laki tersebut, dan aku bukan orang yang tahu banyak hal tentang laki-laki itu, Ibuku lah yang sangat tahu laki-laki itu. Ibuku rela menghabiskan waktunya seharian dengan menenggak sebotol whiskey dan berduka mengenai laki-laki itu. Tetapi Tammia ingin membicarakan tentang diriku?
"Why?" Tanyaku dengan nada sangat ketus.

"Because I want to..."

"You want to?" Tammia mengangguk pelan lalu berjalan mendekat ke arahku dan aroma tubuhnya kembali menerpaku. Damn, aku ingin sekali merengkuhnya dan menciumnya lagi. Maxon Dobrev, apa yang salah denganmu sebenarnya? Dia mantan laki-laki itu dan kau membenci perempuan ini, ingatlah kau membencinya dan tak ingin bertemu dengannya.

"Can I come in?"Aku membuka pintu tokoku dan mempersilahkan Tammia masuk.

"Mmmm, aromanya sangat wangi..." Tammia berjalan menelusuri counter pastrylalu memandang seluruh interior toko.

"I like this one," Tammia menunjuk sebuah fotografi pastry yang ku pajang di dekat counter kasir. Harus kuakui aku juga menyukai hasil foto tersebut, hasil foto yang dikirimkan laki-laki itu untukku ketika aku pertama kali membuka toko sekitar 5 tahun yang lalu.

Cappuccino [END]Where stories live. Discover now