Bab. 19 (Revisi)

5.7K 196 6
                                    

Selamat Membaca, jangan lupa vote dan komentarnya juga saran yang membangun, "terima kasih"


Pergilah ke ruangan Rita perintah Lardo, aku akan menemui dokter yang menangani Rita terlebih dulu. "Lalita mengangguk, seorang perawat membawa Lalita ke ruangan Rita di rawat.

Silakan nyonya!, saudari anda ada di dalam.

Terima kasih suster.

Lalita membuka pintu ruangan Rita, ruangan ini sangat besar, apa Lardo menempatkan Rita di ruangan VVIP, apa ini tidak berlebihan? Lalita mengigit bibir, mendekati ranjang Rita dirawat. "Hey....!kau tidak tidur, Lalita mengecup kening saudarinya, aku sangat menyangngimu Rita, melihatmu seperti ini melukai hatiku sayang.

"Rita mencoba tersenyum aku juga menyangngimu adikku, aku sudah tidur sepanjang hari dan ini sangat membosankan, aku lelah hanya bisa terbaring dan tidak berdaya seperti ini.

"Sabarlah Rita kau akan segera pulih, maaf aku baru datang, aku____"."Aku mengerti Lalita, potong Rita, kau pasti sibuk dengan pekerjaanmu, seharusnya aku yang meminta maaf, membuatmu susah.

"Lalita membelai pipi Rita yang lebam, kenapa bisa seperti ini, kita keluarga Rita, kau satu-satunya keluarga yang aku miliki, jadi jangan berpikir kalau kau membuatku susah, kau mengerti. Lalita menyentuh tangan Rita yang dibalut, sebenarnya apa yang terjadi dengan rumah tangga kalian, kenapa kau tidak pernah cerita?", Lalita mulai terisak, merasa hatinya sangat sakit melihat penderitaan saudarinya. Wajah cantikmu penuh lebam, kau juga mengalami pata tulang di tangan, retak pada tulang rusukmu. "Hal mengerikan apa yang kau alami Rita?"

"Pertanyaanmu terlalu banyak Lalita, dadaku terasa sesak jika terlalu banyak berbicara. "Lalita mengeleng, kau tidak perlu menjawabnya sekarang, aku sangat ingin memelukmu tapi kau akan kesakitan. "Rita tersenyum lembut, kau ini selalu saja cengeng, aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja Lalita, hanya sedik luka.

Lalita mendengus tidak suka, apanya yang tidak apa-apa pikirnya, dengan lebam-lebam hampir diseluruh tubuh, luka pata juga tulang rusuk yang patah, Rita tidak pernah berubah selalu berusaha menyembunyikan segalah sesuatu dari dirinya. Apa kau sudah makan, tanya Lalita setelah diam beberapa saat. "Rita menganggukkan kepala, suster yang menyuapiku tadi.

"Hari ini aku akan disini bersamamu, aku akan menyuapimu, aku tidak akan meninggalkanmu lagi, aku akan merawat dan menjagamu, tidak akan aku biarkan siapapun menyakitimu lagi, Lalita menahan tangis, seharusnya aku tidak membiarkanmu menikahi bajingan itu, kau terlalu keras kepala Rita!", kau selalu percaya pada dongeng-dongeng yang kau baca, didunia nyata tidak pernah ada kisah pangeran yang menikahi rakyat jelata seperti kita.

Rita mengeleng, aku sangat mencintai mas Bambang, Lalita, dan mas Bambang juga sangat mencintaiku, percayalah, tidak sekalipun mas Bambang menyakitiku, luka-luka ini........Rita diam sejenak seperti memikirkan sesuatu. Lain kali akan aku ceritakan apa yang terjadi padaku, lanjutnya seperti orang melamun.

"Lalita!!" aku merindukan bayiku, Rita terbatuk karena menahan sesak yang tiba-tiba, mengingat bayinya yang tidak bersamanya membuat Rita kehilangan pikirannya, Rita mulai merancau sesekali berteriak memanggil-manggil bayinya.

"Rita....Rita....aku mohon tenanglah sayang, Lalita mulai panik melihat wajah Rita yang mulai memarah tampak bernapas seperti orang tercekik, Rita bernapas Lalita, "ooh Tuhan benapaslah Rita...!!". Rita mulai terbatuk-batuk semakin kesulitan bernapas. "Aku menginginkan bayiku Lalita, mereka tidak berhak......memisahkanku dari bayiku, Rita tampak semakin kesulitan bernapas.

"Aku tahu sayang, tapi sekarang kita harus memikirka kesembuhanmu dulu, oke, cobalah untuk bernapas pelan-pelan, "tidak....tidak....bibir Rita tampak membiru, Rita bernapas...ooh Tuhan Lalita berteriak. "dokter........!!", siapapun di luar aku mohon, dokter.....dokter teriak Lalita panik, Rita.....aku mohon tenanglah sayang, dokter.....tolong.

Lalita My Love(Selesai)Where stories live. Discover now