Bab. 26 (Revisi)

6.2K 228 6
                                    

Vote dulu dong sebelum baca

Hay....hay.....kita ketemu lagi

Lagi ada mood nulis, jadi lanjut kita sama Lalita

Hayoooo....kasi vote dan komentarnya dong......."

Lalita hanya tersenyum menangapi, omelan Robi. Di depan Lardo melangkah cepat, tidak mempedulikan Lalita yang berusaha mensejajarkan langkah mereka dengan cara jalan yang tampak aneh. Menatap pungung tegap Lardo, Lalita merasa tidak karuan, ia tidak mengerti kenapa Lardo bisa berpikir buruk tentang dirinya, perlakuan Lardo semalam sangat kasar, berbeda dengan perlakuan Lardo selama sebulan kebersamaan mereka, Lalita menghela napas panjang, tampaknya pria kaya seperti mereka tidak akan pernah menganggap wanita dari kalangan rendah sepertiku cukup beharga, tidak seharusnya aku mengulangi nasib buruk Rita, tampaknya aku tidak bisa memilih kemana nasib membawaku, selain menunggu Lardo membuangku karena bosan. Kuatlah doa Lalita dalam diam.

Lalita masuk kedalam mobil di ikuti Lardo yang baru saja selesai menerima panggilan. "Malam ini kau tidak aku izinkan ke rumah sakit, aku menginginkanmu di ranjangku sepanjang malam". "Setelah mengatakan itu Lardo kembali sibuk dengan macbooknya.

Pagi ini Lalita tidak berkonsentrasi pada pekerjaannya, beberapa kali Lalita harus mendapat amukan Hendry kerena isi laporannya yang berantakan. Perkataan Lardo yang menyakitkan terus tergiang di telingah Lalita, terlahir sebagai wanita dari kalangan biasa bukanlah sesuatu yang buruk bukan, batin Lalita, ia tidak pernah mengharapkan Lardo mendekatinya dan menyentuhnya seperti ini, mengubahnya dari seorang gadis lugu menjadi wanita dalam semalam, tidak sekalipun Lalita membayangkan kehidupan dewasanya akan seliar ini, tidur dengan bosnya sendiri.

Menjadi wanita pemuas napsu dari seorang Lardo Bermadi, Lalita mengelengkan kepala, impiannya menjadi seorang isteri dan ibu yang baik bagi anak-anaknya dimasa depan tampaknya tidak akan pernah terwujud, dengan tubuh yang sudah kotor Lalita tidak ingin membayangkan masa depannya.

Lalita menghela napas panjang, aku harus menyelesaikan hubunganku dengan Ramond, aku tidak boleh membuat Ramond mengharapakan hubungan ini, ya aku harus menjahui Ramond dan putus dengannya, karena sampai kapanpun wanita dari kalangan rendahan seperti dirinya tidak akan pernah bisa bersanding dengan pria dari kalangan atas seperti mereka, tidak ada tempat untuk wanita seperti dirinya dalam kehidupan pria mapan yang hanya akan menganggapnya sebatas selingan semata.

Hey....!, apa yang kau lakukan dengan melamun seperti itu, Tia menepuk bahu Lalita. Apa Hendry mengamuk lagi?

Lalita mengangguk.

Ada apa denganmu, kenapa kau melakukan kesalahan berulang-ulang, apa ada masalah dengan pengobatan Rita?, ini tidak seperti dirimu Lalita, hari ini kau sudah berkali-kali dipanggil Hendry dan kau tahu Hendri bukan atasan yang sabar, bajingan itu pria pendendam, jangan sampai Hendry menggunakan kesalahanmu ini untuk membuatmu dipecat dari pekerjaan.

Lalita hanya bisa menghela napas, aku hanya tidak bisa konsentrasi hari ini Tia, dan terima kasih sudah menanyakan tentang keadaan Rita, kau tidak perlu khawatir semuanya baik-baik saja, Rita masih dalam pengawasan ketat dokter, karena depresi yang dialaminya sangat mempengaruhi kejiwaannya.

Aku turut sedih mendengarnya, kau harus kuat, Rita membutuhkanmu, apa kami masih belum boleh mengunjungi RIta?, Mia terus saja menanyakannya padaku, karena kau tidak bisa dihubungi sama sekali

"Belum, RIta masih sering mengamuk dan itu membuatnya mengalami sesak napas yang bisa membahayakan nyawanya, sampaikan permintaan maafku pada Mia, kalian sangat baik dan perhatian padaku

Kau teman kami Lalita, hemmm....tidak pernah terbayangkan olehku, Rita akan mengalami semua itu, Bambang dan keluarganya memang berensek, bagaimana bisa mereka tega memisahkan seorang ibu dari bayi yang baru saja dilahirkannya, oooh God membayangkannya saja membuatku naik darah dan ingin mencabik-cabik wajah mereka. Dasar keluarga tidak berperasaan.

Apa kau tidak akan menuntut keluarga bajingan itu Lalita, apa kau hanya akan membiarkan semua penderitaan Rita tampa memperjuangkan keadialan untuknya?

Entalah Tia, untuk saat ini kepulihan Rita menjadi prioritasku, aku bahkan tidak punya kekuatan untuk menuntut mereka atau memperjuangankan bayi Rita, mereka memiliki banyak bukti yang akan membuat Rita tampak hina kalau aku melaporkan kasus ini.

Tapi itu semua hanya rekayasa mereka, Rita yang aku kenal tidak akan pernah melakukan hal menjijikan itu, aku bisa menjaminya.

Kau benar Tia, tapi tanpa bukti kita tidak bisa membuktikan itu semua hanya dengan perkataan.

Jadi kau akan membiarkan semua kekejaman yang dialami Rita begitu saja.

Membalasnyapun aku tidak mendapatkan apa-apa Tia, kau tahu mereka bukan orang biasa, mereka memiliki kekuasaan dan uang, sedangkan aku nihil.

Kau bisa meminta Ramond membantu, ayolah Lalita aku sangat yakin Ramond akan dengan senang hati memperjuangkan keadilan untuk Rita, kau tinggal memintanya saja.

"Tidak...", jawab Lalita tegas, aku tidak akan pernah melibatkan Ramond dalam masalah ini, aku juga akan mengakhiri hubungan kami, jadi kau jangan mengatakan apapun pada Ramond, aku juga tidak ingin kau memberi informasi apapun lagi pada Ramond, aku mohon Tia, kalau Ramond menanyakan tentang aku ataupun Rita, aku minta kau menutup mulutmu rapat-rapat.

Kenapa kalian harus putus, apa ini karena pria misteriusmu itu, pria yang telah mencuri ciuman pertamamu?, ayolah Lalita aku tahu kau merasa bersalah pada Ramond karena membiarkan pria lain menciummu untuk pertama kalinya, tapi itu tidak sepenuhnya kesalahnmu, kau bukan dengan sengaja memberikan ciuman pertamu, pria misterius itu mencurinya darimu.

Sudahlah Tia aku tidak ingin membahas masalah itu lagi, keputusanku sudah bulat, aku tidak akan meneruskan hubunganku dengan Ramond, dan kau tidak perlu tahu apa alasannya.

Woooh....wooohhh..., ada apa denganmu kenapa kau tampak sangat marah, apa kau dan pria misterius itu....?_____"

"Hentikan Tia....!, jangan membuatku semakin kesal.

Kau membuatku penasaran Lalita, aku yakin kau dan pria misterius itu memiliki hubungan yang lebih, apa tebakanku benar?.

Berpikirlah sesukamu Tia, aku tidak akan menangapi. Lalita melanjutkan pekerjaan, mengabaikan semua pertanyaan Tia.

Setelah menyelesaikan pekerjaan Lalita memeriksa phonsel pintarnya, tidak ada panggilan dari Lardo, humm....baguslah, lagipula tubuhku masi serasa remuk karena semalam, dan malam ini Lardo memintaku kembali melayaninya, ooh lelahnya. Aku harus kuat ini demi Rita dan pengobatannya, merendahkan diri dan menjadi wanita pemuas napsu Lalita mengeleng, aku tidak boleh mengeluh

Sebagian part sudah Berli hapus, kalian bisa baca selengkapnya di webnovel dengan judul yang sama

Terima kasih

Lalita My Love(Selesai)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin