Bab. 23 (Revisi)

5.3K 184 3
                                    

Makasih ya untuk kalian yang sudah mau Follow akun aku,bagi yang belum Follow ya

Tia menatap Lalita kesal. "Kamu pergi kemana kemarin!". Kamu tahu kemarin Ramond menunggu sangat lama hampir satu jam lebih Ramond duduk di kursimu. Tapi kamu tidak kunjung kembali dari anta baranta sewot Tia. Kamu beruntung Lalita Hendri tidak mencarimu. Lain kali kamu harus lebih berhati-hati lagi. Kamu ingatkan peraturan perusahaan kita sangat ketat, aku tidak ingin kamu dalam masalah Lalita.

Lalita diam saja tidak mempedulikan sahabatnya yang terus mengomel. Ada perkerjaan yang harus ia selesaikan. Untunglah kemarin ia sudah mengetik sebagian kalau dikebut Lalita bisa menyelesaikan laporannya dan terhindar dari amarah Hendri.

Tia yang mesara diabaikan, membentak Lalita kesal. Apa kamu dengar apa yang aku katakan, aku mengkhawatirkanmu tapi kamu bersikap tidak peduli, ada apa denganmu Lalita, dulu kamu tidak seperti ini. Kemana perginya gadis kunoku dengan segalah keanehannya. Kamu terlihat berbeda semenjak pulang dari Sukabumi. Cara berpakaianmu tidak seperti dirimu. Biasan kamu selalu berpakaian seperti orang zaman 80an, lihat dirimu sekarang, pakaianmu terlihat mahal dan sangat modis.

Lalita menghela napas. Sudahlah Tia, aku harus menyelesaikan pekerjaanku. Jangan ganggu aku dulu. Sana usir Lalita, kamu tidak ingin Hendri mempergoki kita mengobrol dan memberi kita berdua surat teguran tertulis ples pidato memuakan yang akan menyakiti telinga kita berminggu-minggu.

Tia duduk di kursinya dengan menatap kesal sahabatnya itu. Kamu harus ceita dimana kamu membeli dressmu aku sangat menyukainnya dan ingin membelinya juga.

Lalita memutar bola matanya, besok aku akan memberikan dress ini untukmu, apa kamu puas.

Tia tersenyum senang. Benarkah sayang, aku sangat senang tapi kamu tetap harus memberi tahuku dimana kamu membelinya, apa dress ini mahal?

Lalita mengeleng. Tia apa pagi ini kamu salah makan, kamu terdengar lebih berisik dari hari-hari biasanya. lagi pula kamu tahu aku tidak pernah membeli pakaian yang mahal. Aku harus menghemat. Sekarang mulailah bekerja, Lalita mencubit gemas pipi Tia.

"Kamu tahu Lalita", Tia mulai lagi. Kemarin saat Ramond meninggalkan ruangan kita terlihat sangat kecewa dan raut sedih terlihat jelas diwajah Ramond. Aku yakin Ramond pasti sangat mengkhawatirkan dirimu. Ramond duduk dengan gelisa dan matanya selalu menatap pintu masuk berharap kamu muncul dari sana. Ramod sangat merindukanmu sayang, kamu harus segera menghubunginya Lalita, apa kamu sudah membeli ponsel baru?

Lalita mengeleng, belum. Aku belum sempat membelinya. Aku akan membelinya nanti saat ini aku harus pokus pada pekerjaan Tia. Oke selesai Lalita bersorak gembira karena pekerjaannya selesai tepat waktu, aku ke ruangan Hendri dulu mau nyerahin laporan ini tunjuk Lalita.

"Umm..."

Tok...tok....

"Masuk!", Hendri menatap kesal Lalita. Kamu bisa mengantarnya langsung ke ruangan CEO

"Lagi", maksud saya, kenapa harus aku?

Hendri menatap tajam Lalita. Sudahlah Lalita lakukan saja jangan mendebatku. Pergi sana, usir Hendri

Lalita merasa kurang nyaman. Bagaimanapun dirinya hanya staf biasa. Bagaimana bisa staf biasa sepertinya bolak-balik ke ruangan CEO. Apa- apaan dengan sikap Lardo batin Lalita, Hendri dan yang lainnya bisa curiga kalau aku terlalu sering bolak balik ke ruangannnya. Apa Lardo tidak memikirkan hal itu. Bagaimana kalau orang-orang mulai bergosip, Lalita mengoceh sepanjang jalan menuju lift.

"Kamu sudah datang Lalita, sapa Robi di depan pintu ruangan Lardo". Aku baru saja ingin menyusulmu. Kamu tahu bajingan itu sudah menanyakanmu berkali-kali, padahal baru pagi tadi kalian bersama-sama. Robi mengelengkan kepala. Sekarang ayo masuk, jangan membiarkan bajingan itu mengamuk dan membuat hariku menjadi suram.

Lalita My Love(Selesai)Where stories live. Discover now