Bab. 24 (Revisi)

5.7K 207 7
                                    

Ayooo dong semangati aku dengan vote dan komentar kalian juga Follow akun aku biar tambah semangan nulisnya

Ingat malam ini kau harus memuaskanku sayang, Lardo berbisik tepat ditelinga Lalita.

Lalaita menatap senduh Lardo, saya tahu sir.

Lalita mengenakan pakaian menatap dirinya di cermin besar yang ada di kamar Lardo, mata senduh miliknya membalas menatap balik dari pantulan cermin. Tiga minggu lebih Lalita menjalani kehidupnya bersama Lardo, setiap malam Lalita harus memuaskan hasrat Lardo yang tidak pernah terpuaskan pada dirinya. "Menyesal", sampai hari ini Lalita masih menyesali semua keadaan yang membuatnya dalam situasi ini. Tidak pernah sekalipun Lalita membayangkan dirinya dalam posisi ini, ingin menangisinyapun air mata Lalita bahkan menolak keluar, untuk meratapi semua ini Lalita tidak punya waktu, ada hal yang lebih penting yang harus ia utamakan, kesehatan Rita.

Lalita memasang senyum palsu kemudian berjalan keluar meninggalkan kamar dimana Lardo sedang terlelap usai percintaan mereka.

Seorang supir menghampiri Lalita, kita berangkat sekarang nyonya?"

Lalita mengangguk. Didalam mobil Lalita memejamkan mata, rasa kantuk menarik-narik matanya, beberapa kali Lalita menguap panjang tak kuasa menahan kantuknya, pak Diram nanti tolong bangunkan ya kalau sudah sampai rumah sakit, Lalita meminta dengan suara menahan kantuk.

"Baik nyonya, jawab Diram dengan sikap hormat".

Lalita menatap Rita yang sedang tertidur nyenyak, mencium kening Rita dengan penuh sayang, cepatlah pulih Rita, aku membutuhkanmu suara Lalita memelas menahan tangis, aku merasa kehilangan arah tanpamu, kau satu-satunya keluarga yang aku miliki kau kekuatanku Rita.

Lalita menangis seseguaan, menangisi hidupnya, menangisi apa yang telah terjadi padanya. Dalam hidupnya ia tidak memiliki kebanggan lagi semua hancur. Aku takut Rita, saat kau mengetahui apa yang telah aku lakukan kau tidak akan menginginkanku lagi. Tapi aku tidak menyesalinya Rita demi dirimu apapun akan aku lakukan, Lalita menangis hingga ketiduran, Rita satu-satu saudaranya dimana ia bisa mencurahkan isi hatinya meskipun Rita hanya tidur dan tidak merespon dirinya.

Rita bangun dengan tatapan kosong, Lalita mengigit bibirnya menahan tangis. "Pagi, Rita!", sapanya ceria, kau sudah bangun, maaf ya aku jarang mengunjungimu di rumah sakit, Lalita meneruskan obrolannya, aku dengar dari dokter beberapa luka memar ditubuhmu sudah hilang, tulang rusukmu yang retak juga akan segera pulih, kalau begini aku yakin sebentar lagi kau pasti bisa ikut pulang bersamaku, Lalita tersenyum bahagia, membayangkan kebersamaan mereka.

Pagi ini aku akan menyuapimu sarapan, uuumm....sarapan pagi ini tampaknya sangat lezat, tadi aku sudah memesan sarapan yang sama dengan punyamu, Lalita kembali tersenyum pada Rita.

"Kau tidak perlu menyuapiku Lita, kau berangkat bekerja saja. Rita menatap Lalita, mereka mengurusku dengan baik, maafkan aku yang selalu merepotkanmu, setelah mengatakan itu Rita menutup matanya, aku masih mengantuk, aku akan makan nanti.

"Rita...!"

"Pergilah, Lalita!", aku tidak mau kau dimarahi oleh atasanmu, dan kau tidak perlu tidur di rumah sakit seperti semalam.

"Kau tidak suka aku menemanimu di rumah sakit?"

Rita mengeleng, aku hanya tidak ingin kau sakit Lalita, kalau kau sakit aku tidak bisa merawatmu dengan keadaanku seperti ini.

"Lalita tersenyum, jadi kau mengkhawatirkanku, aku tidak akan sakit Rita, aku sangat kuat, biarkan aku menjagamu ya, bujuk Lalita dengan senyum lembar".

"Dengarkan aku Lalita, aku hanya ingin ketenangan, sekarang kau pulanglah dan bersiap-siap berangkat bekerja".

Lalita menatap Rita dengan sedih, baiklah aku akan bersiap-siapa kerja, nanti malam tunggu aku ya, aku pasti datang.

Lalita My Love(Selesai)Where stories live. Discover now