Tiga Belas

31.1K 2.5K 25
                                    

TERIMA KASIH YANG TELAH SINGGAH DI CERITAKU ~~

AKU RUBAH LAGI ALURNYA YAA JADI ADA BEBERAPA PART YANG TIDAK CUKUP HEHEHE

HAPPY READING~

•••

Setelah kejadian Mark yang mengungkapkan isi hatinya, Alice menjadi sedikit lebih dekat dengan Mark karena meskipun Mark melarangnya mencintainya, namun Alice bisa melihat rasa kesepian yang di gambarkan oleh raut wajah Mark dan raut wajah itu sama seperti miliknya ketika kedua orang tuanya meninggal dan itu sungguh menyakitkan, semenjak saat itu Alice bertekad untuk bisa meyakinkan kalau Alice lah yang dibutuhkan Mark bukan Tania.

Langit sudah gelap tapi Alice malah keluar dengan sebuah lilin di tangannya, meski taman bunga ini terdapat banyak lampu tapi Alice memilih membawa lilin sebagai temannya. Kejadian itu kembali terulang ketika Alice melirik tanaman hijau yang di penuhi mawar putih, sepulang sekolah ia pergi ke taman dan memetik bunga mawar dan Marel menghampirinya dengan senyum yang merekah

"Alice!" teriak Marel dan menghampiri Alice yang tengah memetik bunga mawar untuk dijadikan tanaman awetan

"Ada apa Marel?" Alice menoleh, yang kemudian di jawab oleh Marel melalui pelukan

"Marel aku tidak bisa bernafas." jawab Alice jujur dan itu membuat Marel melepaskan pelukannya dan terkekeh

"Alice sepertinya aku tidak bisa lagi menjagamu! Dan sepertinya kau juga tidak bisa lagi untuk mengajariku dan Irina lagi.." ucap Marel terasa sedih

"Ada apa?" tanya Alice tak mengerti

"Aku dan Irina akan kembali ke Inggris huhu.." ucap Marel yang di buat se dramatis mungkin

"Hah kenapa?" Alice refleks terkejut dengan perkataan yang di lontarkan Marel

"Nenek dan kakekku ingin aku dan Irina belajar di sana untuk beberapa saat, jadi mereka memaksaku dan Irina untuk kembali ke Inggris dan mereka mengancam jika kami menolak mereka akan mengirim orang orang untuk melenyapkanmu Alice" ungkap Marel

"Haaa??" sungguh Alice sangat kaget mendengar berita buruk ini

"Nenek dan kakekku tidak pernah berbohong, jika mereka berkata seperti itu maka mereka akan melakukannya, dan aku tidak mau calon pacarku ini meninggal hanya karena aku, jadi aku dan Irina memutuskan akan pindah ke Inggris untuk beberapa saat." ucapnya

"Sepertinya ini pertemuan terakhir kita." tambah Marel sedikit serak

"Aahhh... seperti itu yaa." Alice pun ikut bersedih, karena bagaimanapun Marel adalah sosok penghibur baginya

"Aku akan mengambil ini untuk mengingatmu Alice!" Marel mengambil mawar milik Alice yang sudah di awetkan menggunakan alkohol tadinya Alice mengambil mawar putih hanya untuk menjadi sempel

"Eh.. Marel?" ucap Alice yang di balas dengan senyum lebar Marel sambil melambaikan tangan ke Alice

"Bye bye Alice!" teriak Marel melambaikan tangan sambil berlari masuk menuju rumah, Alice hanya bisa melambaikan tangan sambil tersenyum sendu.

"Aahhh...." Alice mendudukan bokongnya di kursi besi yang terdapat di tengah taman bunga itu, meskipun ini sudah malam tapi Alice masih tak bisa menyangka jika dirinya akan kehilangan sosok Marel dalam hidupnya dengan sangat cepat,jika Marel dan Irina pergi maka Mark pun akan ikut bukan? Ia bahkan tidak sempat mengantar Marel,Mark dan Irina ke bandara karena pada saat Alice akan ikut ke bandara, mereka sudah tidak ada, Dan itu yang membuat dirinya dilema dan menatap langit gelap dengan gelisah

My Mate is a Nerd [TAMAT]Where stories live. Discover now