Sembilan Belas

26.5K 2.1K 17
                                    

JIKALAU ADA TYPO TOLONG TANDAI DENGAN KOMENTAR YAA DAN OH IYA BTW PART DARI 15 KE ATAS AKU MASIH BELUM MEREVISI EYD NYA HANYA MEREVISI ALURNYA SAJA, JADI JIKALAU ADA PENGGUNAAN KAPITAL YANG KURANG TEPAT TANDAI DENGAN KOMENTAR SAJA YAA SAY~

JANGAN LUPA VOTE JIKA KALIAN MENYUKAI CERITA INI

•••

Mendengar kabar dari Litch bahwa anaknya terluka parah membuat William dan Cyintia langsung terbang menuju Amerika dan di susul oleh kakek,nenek, Marel dan Irina setelah melewati debat yang panjang akhirnya mereka bisa pergi bersama menuju Amerika dan menemui Mark yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit

Sudah 1 hari ini Alice tidak henti hentinya mengunjungi kamar Mark, meskipun kini ia sudah terbebas dari bayang bayang keluarga tirinya yang terus saja menghantuinya namun kali ini ia di hantui oleh rasa bersalah yang amat besar kepada Mark, sungguh pria ini tak segan segan untuk menyelamatkan nyawa Alice dan juga tak segan segan untuk menghilangkan nyawa Alice mengingat ketika bagaimana dengan mudahnya Alice di lempar dari kolam renang

Dan tepat hari ini sudah 4 hari Mark belum sadarkan diri, mengingat bagaimana dalamnya luka tusuk yang di berikan oleh James bahkan Mark harus mengalami operasi karena usus miliknya cukup dalam tertusuk pisau, jika saja Mark manusia biasa mungkin ia sudah tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit

Alice membawa bunga lavender dan menaruhnya di pinggir vas yang berisi mawar putih, ia menatap Mark sendu, terduduk di pinggirnya dan menggenggam lengan besar Mark

Belum saja Mark sembuh, ia harus sudah di pindahkan menuju Inggris karena alasan tertentu, Alice hendak ikut namun neneknya Mark melarang dengan keras dan itu membuat Alice putus asa, dan tepat besok pagi Mark harus sudah dipindahkan menuju Inggris dan kali ini adalah detik terakhir Alice bisa menatap wajah tenang Mark karena ketika Mark membuka mata, rahangnya selalu mengeras dan tatapannya selalu tajam dan juga wajah datar tanpa ekspresi, itu bisa berubah 180 derajat ketika Mark menutup matanya

"Alice aku akan pergi ke Inggris menemani kak Mark, jika kau merindukannya telepon saja aku yaa..." ucap Irina berusaha mengurangi beban yang ada di pundak Alice

Setelah Mark tertusuk, Irina memberikan Alice ponsel karena merasa kasihan melihat Alice yang terus keluar-masuk rumah sakit hanya untuk menanyakan kabar dari Mark

Alice mengangguk dan memeluk Irina yang saat itu datang untuk menemani Alice yang sedang menjenguk Mark, tiba tiba pintu terbuka dan membuyarkan pelukan hangat Irina dan menyeret Alice ke dalam pelukan Cyintia, Alice merasa terkejut dan Irina terheran heran

"Apa yang mama lakukan?" tanya Irina ketika melihat mamanya ini tiba tiba memeluk Alice kuat kuat dan menangis

Cyintia tak menggubris pertanyaan Irina dan malah semakin erat mendekap Alice. "Kenapa kau tidak bilang kalau kau adalah anak dari Hani hah..." ucap Cyintia yang membuat Alice terkejut

"Maksud tante?" tanya Alice tak mengerti

"Hani itu adalah sahabatku Alice, sahabat terbaiku.. pantas saja kau terlihat mirip dengannya Alice..." Cyintia melepaskan pelukannya dan mengusap wajah Alice lembut

"Aku tidak sengaja membaca berkas yang tergeletak di meja kerja Litch yang saat itu aku disuruh untuk mengambil berkas untuk suamiku dan aku sangat terkejut ketika melihat identitas dirimu yang sebenarnya." Cyintia menatap Alice sendu, sungguh ia sudah sangat rindu dengan satu satunya sahabat terbaik yang ia punya

"Sebenarnya tante, ibu pernah bercerita kepadaku bahwa ia pernah memiliki sahabat terbaik yang pernah ada dan menyuruhku untuk mencari sahabat sebaik sahabatnya dulu tapi sebelum aku menepati janjiku ia sudah lebih dulu meninggalkanku" ucap Alice yang kini mengingat bagaimana ekspresi sumringahnya hani ketika bercerita tentang salah satu orang yang paling berharga di hidupnya setelah Arthur-suami Hani- dan kedua orang tuanya.

Yahh begitulah mereka menghabiskan malam di rumah sakit dengan saling bercerita satu sama lain dengan ditemani Irina yang menjadi patung pajangan bagi mereka bahkan Alice menginap di kamar Mark sebelum ia di pindahkan ke London.

•••

Hari berganti Hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan sudah 2 bulan lamanya Mark meninggalkan Washington, memang Alice telah kembali mendapatkan hak harta warisannya dan semua aset milik keluarganya menjadi miliknya termasuk rumah yang ia tempati seorang diri ini

Dan tepat hari ini adalah hari kelulusannya, setiap hari semenjak kepergian Mark ia selalu menghubungi irina untuk menanyakan kabarnya, setelah satu minggu awalnya terlihat baik namun setelah itu Irina mulai sulit di hubungi atau bahkan tidak bisa di hubungi

"haaahhh....." Alice mengambil nafas dalam ketika sudah turun di atas panggung dan mendapati teman temannya yang sedang bersorak ria karena kelulusannya dari sekolah ini, Alice terpilih sebagai salah satu murid untuk menyampaikan pidato penutup sehingga pidato Alice merupakan acara penutupan sebelum pesta di sekolah.

Melihat semua orang bersama dengan orang orang kesayangannya, ia hanya bisa tersenyum dan menangis dalam hati dan bahkan saat ini ia tengah memikirkan bagaimana kondisi Mark, apakah ia di sana juga mengenakan setelan jas yang pasti terbalut indah di tubuhnya, apakah ia juga memikirkan Alice sebagaimana Alice memikirkan Mark.

Karena acara sekolahnya itu sudah selesai,Alice pergi menuju taman yang terletak di pusat kota, ia merebahkan tubuhnya di sana dan menatap dedaunan yang sudah mulai berguguran dan jatuh ke atas tanah yang kemudian di terbangkan oleh angin menuju angkasa

Alice tersentak ketika sebuah tangan yang melambai lambai menghalangi penglihatannya. "Bolehkah aku duduk di sini?" tanya seorang pria berpakaian jas casual dengan rambut hitamnya yang mengkilap dan di belah samping dan senyum yang terpancar di pahatan wajahnya yang cute itu mampu membuat Alice sedikit terpana akan pesona yang di tebarkan pria ini

Alice mengangguk dan menggeser tempat duduknya, ia kembali menatap dedaunan jatuh dari pohon yang ada di depannya

"Indah sekali bukan? Seperti masa kecil dulu kita Alice..." ucap pria itu yang refleks membuat Alice menoleh heran kepadanya, bagaimana mungkin pria asing ini mengenalinya atau apakah orang ini salah orang? Tapi wajah pria ini terasa sedikit familiar di ingatan Alice

"Ada apa? Apa kau terpesona dengan wajahku?" tanya pria itu memergoki Alice yang tengah menatapnya, dengan wajah yang memerah Alice menepisnya dengan mengarahkan tatapannya ke arah lain

Angin menyapa mereka berdua, anak rambut yang keluar dari sanggulan Alice ikut tertiup angin seakan akan menari nari, dan tak lupa juga angin ikut menerbangkan aroma maskulin pria ini ke penciuman Alice

Pria itu bangkit, Alice refleks menoleh ke arahnya. "Ini sudah sore, kau seharusnya pulang Alice..." ucap pria itu sambil mengusap usap jas miliknya agar kembali terlihat rapi

Bukannya menjawab, Alice malah menatap pria ini cuek dan kembali menatap daun daun yang berterbangan karena angin, entah siapa pria ini bisa mengetahui namanya entah ini kebetulan atau dia salah orang aahhh sudahlah yang penting pria ini tidak macam macam dengannya

Pluk, Alice merasa ada sesuatu yang menempel di bahunya dan refleks menoleh. "Pakai ini untuk mencegahmu masuk angin, di musim gugur begini kau memakai pakaian seperti ini..." ucap pria itu dan berlalu pergi

Alice bangkit dan hendak melepaskan jas milik pria yang tak di kenalnya ini. "Tuan, kau salah orang, aku buk-"

"Aku tidak salah orang, bagaimana mungkin aku melupakan orang yang kusayang."  teriak pria itu yang tetap melanjutkan langkahnya

Alice tak mendengarkan dan hendak menarik jas ini agar tidak menempel di tubuhnya . "Jika kau melepaskannya maka akan banyak pria yang bergairah melihat punggungmu yang terekspos itu." teriak pria itu seolah olah bisa membaca pikiran Alice, mendengar perkataan pria itu Alice mengurungkan niatnya dan kembali terduduk mencerna betapa anehnya hari ini

"Hahhh entah siapa pria asing itu, jika aku bertemu dengannya aku akan mengucapkan terima kasih." ucap Alice diikuti senyuman yang terukir di wajahnya.

•••

SIAPA HAYOH PRIA ASING ITU, JIKA KALIAN MENEBAK ORANG SELAIN TENZI ITU SALAH DAN JIKA KALIAN MENEBAK ITU TENZI JAWABAN KALIAN BENAR YEAY~~~ PENASARAN?! LET'S READ THE NEXT CHAPTER~

My Mate is a Nerd [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang