6

30.9K 1.3K 60
                                    

Aryana melangkah masuk ke dalam bangunan AN Global dengan muka dinginnya. Dia melangkah masuk ke office Aryan. Sapaan para pekerja lansung tidak dipedulikannya.

Tanpa diketuk, pintu bilik Aryan ditolaknya. Aryan yang sedang tekun membuat kerja mengangkat muka. Baru sahaja dia hendak memarahi gerangan yang tidak beradab itu yang masuk bilik kerjanya tanpa mengetuk pintu. Namun terhenti saat melihat wajah Aryana.

"Mummy." Dia memandang wajah dingin Aryana. Aryana sekadar melemparkan pandangan dingin pada anaknya. Satu dokumen diletakkannya di atas meja.

"Apa ni?" soal Aryan. Aryana hanya diam sementara Aryan meneliti dokumen tersebut. Riak wajahnya jelas berubah keruh.

"Anything to explain Tengku Aryan Harris?" soal Aryana dengan nada yang dingin tetapi tenang. Aryan mengangkat muka menatap wajah Aryana. Walaupun dia sudah seram semacam mendengar nada suara Aryana.

"I'm sorry mummy. Ryan memang nak bagitau mummy but.."

"But what?! 1/4 of that hospital was collapsed and you still keep it as a secret?! Luckily the blok is empty. If not, how you'll take the responsibility?!" Jelas mata Aryana memandang tajam mata Aryan.

Aryan terdiam. "Sorry."

"I don't want to hear that sorry words. It's will not recover anything! Instead of saying sorry, figure out how to settle this problem! Or else, I will figure it by myself." tegas kata kata Aryana. Aryan memandang wajah Aryana.

"Will do. Give me some times to find the person that behind all of this." tutur Aryan yakin. Aryana sekadar memandang.

"Just saying it will not settle anything! Do it! I'm expect you to settle this. Don't let me disappointed with you." kata Aryana tegas. Sekali tengok, macam PKP marah student. Ingat tak zaman PKP Ary?

Aryana bangun dari duduknya untuk berjalan keluar. "Business world is full of enemies. Sabotage is everywhere." Kata Aryana sebelum keluar.

Aryan sekadar memandang pintu yang tertutup. Wajahnya jelas berubah keruh. Penumbuknya digenggam kuat sehingga menimbulkan vein di permukaan tangannya.

Business world is full of enemies. Sabotage is everywhere

Kata-kata Aryana kembali terngiang-ngiang di telinganya. Sabotaj?

Senyuman sinis diukir. 'Thanks mummy.' IPhone di ataa meja dicapainya. Nombor seseorang di didailnya.

"Hello?"

"Kau free tak malam ni?"

"Free kut. Kenapa?"

"Jumpa aku kat tempat biasa. I have something for you."

"Hohoho.. Kerja ke?"

"Ha'ah."

"Okay. Aku datang sharp nanti."

"Make sure you do it. Nanti kau juga yang lambat."

"Hehehe.."

"Jumpa kau malam ni."

"Okay bro."

Aryan menamatkan panggilan. Pada masa yang sama, satu Whatsapp Message daripada Adelia masuk. Dia membuka pesanan tersebut dan dibacanya tanpa dibalas.

GIRL ❤

Just want to inform you that girl dah boleh discharged this noon.

The Heirs Of Ice Princess ✔Where stories live. Discover now