"Aku standar apa?"

4K 336 68
                                    

Mendadak seluruh desa terlihat lebih sibuk dari biasa. Sangat sibuk. Keluarga kepala desa Pierre yang akan menjadi tuan rumah dan base camp kru reality show yang berjudul Christian Bayusaga: Fresh Adventure adalah yang paling sibuk. Keluarga itu membersihkan semua sudut rumah besar mereka, mengecat bahkan membongkar beberapa bagian. Mereka dibantu oleh warga dan kerabat secara bergantian.

Hanya satu tempat yang bebas hiruk pikuk.

Di bukit pinggir desa, sebuah reruntuhan kastil kecil yang masih tampak jelas bekas terbakar di suatu masa tampak tenang-tenang saja. Sisa-sisa kastil yang dulu megah itu hanya menyisakan satu bagian utuh di sayap kanan.

Di situlah Sarah Brandis tinggal sendiri. Ia telah merubah puing-puing masa lalu yang menghubungkannya dengan kenangan akan keluarganya menjadi sebuah rumah kecil yang asri. Jajaran bunga perenial seperti zinnia, krisan, dan marigold beraneka warna selalu diregenerasinya begitu mereka mulai mengering. Deretan daun hijau amarilis dan lily diselingi rumpun azalea, crape myrtle dan adenium.

Di usianya yang dua puluh delapan tahun ini, ia hampir tak memikirkan lagi tentang dirinya sendiri. Ia hanya ingin bertahan hidup dan membantu orang-orang baik di desa semampunya.

Masih jelas tergambar di ingatannya, empat belas tahun yang lalu, ketika ia baru menempati kastil peninggalan neneknya ini, api tiba-tiba melalapnya tanpa ampun.

Kesedihan beruntun yang harus ditanggungnya pada usia remaja yang sedang bahagia menikmati gempita dunia. Sebulan sebelumnya, helikopter yang membawa kedua orangtuanya jatuh dan merenggut nyawa orang-orang yang paling dikasihinya.

Belum kering airmata dukacita, ia harus diungsikan diam-diam ini karena rumah besarnya beserta seluruh aset perusahaan orangtuanya disita karena dinyatakan bangkrut.

Kedatangannya ke desa ini juga dengan cara yang aneh.

Sebelumnya Sarah tak mengetahui sedikitpun tentang kastil di desa Greenview ini. Orangtuanya tak pernah menyinggung-nyinggung tentang kastil peninggalan keluarga turun temurun yang dijaga dan dipelihara warga desa.

Sejak itu ia menyepi di Greenview. Berusaha menyembuhkan semua luka hati dan mengubur banyak tanya tentang semua hal buruk yang telah dilaluinya.

Semua gemerlap, kemudahan dan kemewahan yang pernah memanjakan hidupnya ia coba tinggalkan dengan susah payah. Sendiri. Bingung. Terasing. Butuh waktu panjang untuk dapat mencerna semua rentetan peristiwa supaya selalu dapat berpikir jernih untuk terus melanjutkan hidup.

Sarah sadar bahwa ada sesuatu yang sangat jahat di balik semua bencana itu. Ia tak ingin mengelupasnya. Ia hanya berusaha memendamnya dalam-dalam dan mengalir dengan waktu untuk belajar melupakan.

Beruntung warga desa yang bertahun-tahun hidup berdampingan dengan nenek buyutnya selalu membantu dirinya untuk dapat berdiri tegak kembali. Mereka yang turun temurun mengandalkan hidup di perkebunan keluarga Brandis perlahan mengajarinya untuk mengelola perkebunan itu.

Walau segalanya tidak selalu lancar, tapi Sarah berhasil membiayai pendidikannya sendiri ditambah otak cerdasnya yang memungkinkan ia sering mendapatkan beasiswa prestasi.

Sampai umur delapan belas tahun keluarga Pierre yang menjadi wali pelindung dan Sarah pun tinggal dengan mereka, dengan Emma, anak tunggal mereka yang tiga tahun lebih muda tapi sudah seperti saudara bagi Sarah tempatnya menumpahkan isi hati.

Setelah memasuki bangku kuliah di kota Farbenstad, Sarah meminta izin untuk mencoba hidup mandiri, tinggal di sisa kastil yang masih berdiri. Walau dengan berat hati kala itu keluarga Pierre melepasnya.

"Hei!"

"Emma! Jangan suka buat orang kaget seperti itu" protes Sarah.

"Lamunanmu itu yang terlalu asyik."

The Star and the Vineyard (TELAH TERBIT!!!)Where stories live. Discover now