"Belladonna"

1.9K 226 55
                                    

Turun dari mobil yang dikendarai ibu Chris, Sarah cepat-cepat menuju hotel Menara Awan. Ia melihat Dechen sudah duduk di lobby, di sudut. Ia menatapnya sekilas, masih dengan samaran kumis tebalnya kemarin.

Sarah memantapkan langkahnya menuju meja resepsionis. Setelah mendengar salam si resepsionis, ia bicara dengan volume suara kecil.

Sarah menuruti saran ibu Chris untuk bicara dengan logat tertentu. Sarah memilih logat yang cukup dikuasainya yaitu daerah seberang danau Greenview. Mereka punya logat khas yang sangat kental.

"Eh, maap. Zaya mendapat inpormazi kalo binthang derama paporit zaya, Elena Izhthari menginap di zini. Benarkah ithu?"

Si resepsionis mulanya merasa aneh mendengar gaya bicara Sarah, tapi ia dapat mengontrol keadaan kemudian.

"Oh, benar sekali, Nyonya. Suatu kebanggaan bagi kami untuk menerima tamu sekelas Nona Ishtari di sini."

"Owh, hebat zekali! Thidak zia-zia zaya dathang khuzuz dari jauh unthuk berjumpa idola zaya yang zuper chanthik," kata Sarah.

Lalu ia memelankan suaranya lagi. "Kalo begithu, tholong uzahakan zaya zatu kamar yang berdekatan dengan kamarnya... tholonglah.... zatu hari zaja."

Sarah menyodorkan secara sembunyi-sembunyi beberapa lembar uang dengan nominal yang sangat lumayan kepada si resepsionis.

Perempuan muda itu sempat ragu-ragu, ia menengok ke kanan dan kiri sebelum akhirnya menyambar uang disodorkan Sarah dengan cepat.

"Suite 306 bisa, Nyonya. Satu hari saja, kan? Tolong jangan lebih" kata si resepsionis terkesan galau.

"Therima kazih. Pelayanan Anda baguzzz zekali."

"Sama-sama, Nyonya. Anda mau langsung diantar ke atas?"

"Thidak uzah, therima kazih. Zaya ada yang banthu."

Ia berjalan santai menuju Dechen dan duduk di sampingnya. "Bagaimana?"

"Ia masih di luar. Saya sudah cek. Sulit masuk ke kamarnya tanpa merusak pintu," jelas Dechen.

"Aku berhasil mendapatkan kamar yang dekat dengan kamar Elena. Ayo kita periksa."

Dechen membawakan koper berisi aksesoris bermacam ragam yang dipinjamkan ibu Chris.

Sambil berjalan menuju lift, Sarah bertanya pada Dechen. "Sehebat itukah reputasi Jo Bayusaga sehingga kau langsung bisa menebak asal informasi yang disampaikan?"

Dechen tersenyum. "Ya, Nona. Sehebat itu. Josephine Syandana adalah salah satu agen senior yang sangat disegani dan reputasinya nyaris tak bercacat."

"Senior? Berarti kau pernah jadi juniornya?"

"Ya, Nona. Sebelum akhirnya saya memutuskan untuk keluar. Sebuah kecelakaan dalam tugas membuat tangan kiri saya tak berfungsi normal. Ketika datang tawaran dari Sergio Morales untuk menjadi bodyguard Christian Bayusaga, saya yakin ibunya yang merekomendasikan saya."

Dechen baru akan memencet tombol lift ketika kehebohan di lobby terjadi.

Elena masuk diiringi dua laki-laki bertubuh sangat kekar dan besar, para bodyguard nya.

Pemandangan yang lucu menyaksikan dua orang dengan postur tukang pukul sempurna menenteng tas dan kotak belanja warna-warni di kedua belah tangan mereka.

Penampilan Elena yang berkibar-kibar dengan gaun chiffon lembut yang memamerkan seluruh punggungnya menarik perhatian banyak orang di lobby. Ia tampak puas dengan semua pandangan itu.

Dechen segera memencet tombol lift yang terbuka tak lama kemudian.

Sarah masuk ke kamar yang dipesan, sementara Dechen duduk santai di sofa di ujung selasar.

The Star and the Vineyard (TELAH TERBIT!!!)Where stories live. Discover now