".... Dokter setampan itu ?"

2K 234 42
                                    

Chris lebih sering bolak-balik ke Deanton semenjak Sarah di rumah sakit. Ia cepat sekali menghilang bila ada jadwal yang longgar.

Sergio hanya bisa garuk-garuk kepala.

"Jadi, kau kaya sekarang?" Kata Chris sore itu di taman rumah sakit, mendorong kursi roda Sarah.

Sarah agak keberatan dengan kursi roda itu pada dasarnya. Ia yakin sudah kuat berjalan meski perlahan. Tapi para perawat mengharuskannya, dan Chris mengancam.

"Kalau kau tidak mau duduk di kursi roda itu, kugendong kau sampai ke taman. Eits, jangan dikira aku tidak kuat mengendongmu, ya. Aku sudah pernah mengukur tubuhmu. Ingat?"

Chris benar-benar tahu cara membuat Sarah mengkerut menurut.

Mengukur tubuhku? Wajah Sarah mendadak merona malu, teringat adegan dalam pesawat.

"Haloo, sweetie... kau bisa mendengarku? Hesh, dilihat dari ekspresi wajahmu, aku tahu yang kau bayangkan.... Kenapa? Kau suka?"

Astaga, si jail ini ! Ia mulai bisa membaca pikiranku. Seram. Tidaaakkk.

Sarah mengalihkan pembicaraan yang membuatnya bingung itu dengan menceritakan kedatangan Elena yang dijawab Chris hanya dengan, "Oh."

"Kau tahu, Chris. Aku sudah merasa kaya dengan orang-orang yang menyayangi aku. Dan kalau yang kau maksud itu semua aset orangtuaku, aku tidak memegang surat apapun. Lihat, sejauh ini yang belum jadi milikku saja sudah membuatku terluka. Aku hanya ingin hidup tenang dan aman.

"Hei, please keluarkan aku secepatnya dari sini..." pinta Sarah dengan suara memelas yang dibuatnya dengan sengaja.

"Kau dengar kata dokter. Paling cepat seminggu lagi. Kau juga dengar omongan polisi. Dragan gila itu masih ada di luar sana. Di sini mereka lebih mudah menjagamu untuk sementara sambil berusaha menangkap si bandit itu."

"Ooooh.... bisa mati bosan aku di sini..."

"Begitu, ya? Jadi kedatangan kami, terutama AKU selama ini masih gagal memberimu semangat?"

"Eh, bukan begitu. Kalian semua lah alasan terkuatku untuk betah bertahan di tempat yang semua penjurunya bau obat ini. Tapi... ini rumah sakit, Chris..."

Chris berhenti mendorong kursi roda Sarah. "Lihat di sana. Dokter-dokter muda yang tampan. Bisa jadi pengusir rasa bosan kan..."

"Huh, bukan seperti kau...."

Sarah ingat beberapa dokter itu sering mengajaknya bicara. Bahkan ada satu dokter yang tanpa alasan sering datang mengunjunginya, meskipun ia bukan pasiennya.

Dokter Kaj sering membawakan bunga dan mengajaknya makan di kantin rumah sakit. Tapi seringnya Sarah menolak.

"Bukan karena Christian Bayusaga, kan?" Katanya ramah.

Itu dia! Dan seperti biasa, wajahnya berubah menjadi tidak seramah biasanya jika Chris datang.

Sang dokter berhenti.

"Selamat sore, Sarah," ia memamerkan deretan gigi super rapi dengan balutan senyum paling simpatik yang sukses membuat Chris panas hati.

Ia mengajak Sarah bercakap,cakap sebentar, hanya selintas menyapa Chris.

"Ahem ! " Chris berdehem keras berusaha menghentikan obrolan mereka. Ia melipat tangannya di depan dada dengan gusar.

"Oh, oke. See you, Sarah. Tuan Bayusaga, " ia pergi tanpa menoleh sedikitpun pada Chris.

"Aku perhatikan akhir-akhir ini dokter itu sikapnya semakin masam saja. Kira-kira kenapa ya, Sarah?"

"Aku, eh, mana aku tahu," jawab Sarah gugup.

The Star and the Vineyard (TELAH TERBIT!!!)Where stories live. Discover now