Chapter 13: Ngikutin

13.9K 677 5
                                    

3 menit lagi bel berbunyi pertanda gerbang akan segera di tutup membuat banyak siswa berlari larian agar tidak terlambat. Tapi tidak bagi seorang gadis yang saat ini tengah berjalan santai di tengah tengah orang orang yang sedang lari larian. Dengan bodo amatnya dia tidak peduli dengan waktu dan tetap berjalan santai. Bahkan ada beberapa orang yang bilang Calla ayo lari lo gak takut masuk bk lagi?. Dan dijawab lantang dengan gelengan dan jawaban gak gue gak takut bu Indri kan cs gue

Dan tepat saat Calla melangkah melewati gerbang bel berbunyi nyaring. Calla tersenyum tipis ngapain coba orang orang bodoh tadi lari larian padahal jalan juga nyampe dengan selamat dan gak telat. Ha, bodoh.

Calla berjalan melewati koridor dengan santai, dan suatu kegiatan rutin ia selalu digodai oleh para kaum adam yang berada di sana. Calla hanya menanggapi mereka dengan tatapan lalu mendelik. Calla pun masuk ke dalam kelasnya yang segera disambut oleh para manusia penghuni kelas itu

"Eh ibu negara udah dateng" ucap Adit

"Weyyy Calla tumben gak telat!" Seru Lara diakhiri kekehan. Calla terkekeh lalu menoyor kepala Lara

"Cal lo udah ngerjain pr bu Vertebrata?" Ucap Aletha. Calla menggeleng

"Sejak kapan gue ngerjain pr" ucap Calla enteng. Aletha tertawa lalu melempar penghapusnya ke wajah Calla

"Emang pr apa?" Ucap Calla

"Pr kamu itu belajar cara untuk membalas cintaku Camalla" timpal Thoni. Sontak semua murid tertawa dan meledek Thoni. Calla memutar bola matanya

"Jangan gitu Thon kan Calla gosip gosip ini lagi ngedeketin Athaya Jeffry" ucap Adit. Mendengar itu Calla sontak menoleh ke arah adit seraya melotot

"Dasar ember" ucap Amara seraya memutar bola matanya

"Apaan sih Athaya Athaya" ucap Calla seraya memutar bola matanya. Terdengar Adit malah tertawa terbahak

"Duh bete ya Cal? Yaiyalah cinta lo tak terbalaskan sama si patung lilin itu!" Balas Adit. Calla melotot, tangannya terkepal kuat lalu berjalan menghampiri Adit dengan kaki yang dihentak hentakan serta wajah yang sudah memerah seperti cabai. Calla menarik kerah Adit

"Nantangin lo? Ayo lah berantem di lapangan mumpung kosong!" Ucap Calla seraya memperkuat cengkramannya. Wajah adit berubah menjadi pucat dan seketika semua murid yang ada di kelas itu terdiam

"E-eh engga Cal bercanda bercanda hehe"

"Kalo lo emang dendam sama gue bilang sekarang di depan muka gue!" ucap Calla berapi api. Amara bangkit dan memisahkan mereka

"Heh, heh, heh, heh udah! Berantem masalah sepele juga!" Ucap Amara. Calla mendelik lalu kembali ke tempat duduknya. Amara memandang sinis Adit sebentar lalu berbalik kembali ke tempat duduknya. Ia menoleh menatap Calla yang terlihat masih emosi. Amara menautkan alisnya, tidak biasanya Calla terpancing oleh laki laki. Tapi bukan Amara namanya kalau ia tidak tau tentang perasaan Calla sekarang

"Lo ada masalah apa sama Athaya" ucap Amara to the point membuat Calla terkejut. Calla menoleh menatap aneh Amara yang seperti titisan dukun. Calla menggeser mejanya menjauh dari Amara

"Lo ngapa dah?" Ucap Amara

"Lo yang aneh! Serem tau titisan dukun kali ya bisa tau isi hati gue. Jangan jangan lo juga titisan bu Vertebrata lagi! Gue ngomong di kantin tapi lo bisa denger padahal lo ada di kelas" ucap Calla. Amara menautkan alisnya lalu memutar bola matanya

"Ngobrol sama lo emang gak ada nyambung nyambungnya gitu ya" keluh Amara. Calla terkekeh

"Lo ada masalah apa ini jadinya?" Ulang Amara

Athalla (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang