Chapter 12

80K 8.2K 591
                                    

Hai...Hai... satu minggu nggak update ya 😭😭 Kangen kalian 🤕🤕

Aku harap kalian semua dalam keadaan sehat ❤️ Maafkeun nggak bisa fast update. Alasannya cukup klise, lagi agak sibuk dan mager melanda... Ditambah kanjeng Ratu lagi di Jakarta. Gitudeh pokoknya.



Happy Reading

Suara deru mesin mobil berhenti setelah 30 menit perjalanan dari klub. Jayden mendongak menengok keluar jendela melihat jajaran gedung apartemen di sampingnya. Apartemen elite—sekilas dilihat dari luar saja. Perempuan di sampingnya orang berada tentu saja. Dari mulai gaya berbusana dan seluruh benda yang tadi dikeluarkannya dari dalam tas juga sudah mengatakan demikian. Harum tubuhnya pun sering kali Jayden temui aromanya saat berkumpul bersama teman-temannya atau perempuan lain yang mendekatinya di klub. Termasuk Clara. Wanita seksi berparas cantik itu.

Namun, mengapa libidonya tidak meningkat sama sekali? Ia menengok ke sebelahnya, dan di detik selanjutnya, wanita itu menarik kepalanya mendekat lalu menciumnya.

Bibirnya lembut...

Jayden membalas lumatan. Kemudian turun ke lehernya. Damn. Ia memiliki harum khas parfum mahal. Jemari Jayden menari pada bahunya yang terbuka. Kulitnya halus. Sangat halus. Tangannya turun pada kedua buah gundukan antara impitan tubuh mereka. Ukurannya...Ini jumbo. Baik. Perempuan yang tengah diciumnya secara fisik memiliki proporsi yang nyaris sempurna.

Tetapi, ia akan mengakui satu hal, bahwa juiornya tidak mampu untuk tegak berdiri. Apakah ia bisa disebut pria normal? Dammet to hell!

Gen siapa ini? Kenapa ia tidak bisa seperti teman-temannya yang bisa masuk kemana saja selama mereka semua wanita?

Sayup-sayup, ia bisa mendengar desahan wanita itu. Hanya ciuman, dan wanita itu sudah mengerang menggaungkan kenikmatan. Tapi, pikirannya berlarian dan tibalah ke waktu itu di mana ia berada diatas wanita asing berbau ramen dan... Jayden melepaskan ciuman, tercekat seraya membuka mata, kemudian segera menjauhkan tangannya dari gundukan besar yang tadi diremasnya.

Wanita itu mengerutkan kening heran seraya mengusap sudut bibirnya dengan sensual sisa pagutan.

Sementara Jayden membisu. Ia menelisik penampilannya sekali lagi. Tidak ada yang salah. Tapi, mengapa malah perempuan asing itu yang tiba-tiba berkelayapan dalam benak? Ia menatap payudaranya yang menyembul hampir tumpah keluar. Astaga... Saat itu, buah dada perempuan asing itu saja bahkan sangat kecil. Sementara wanita di hadapannya memiliki ukuran yang tidak main-main. Mengapa ini terasa...janggal?

Sial. Sial. Jayden tanpa sadar mengerang frustasi seraya mengusap kasar wajahnya.

Bayangan wanita asing itu terus menerus melintasi ingatan. Ia menjauhkan tubuh dan bersandar pada jendela mobil seraya tak lepas memerhatikan wanita itu, tetapi ia tahu, paras one night stand-nya tertutupi oleh bayangan wanita asing yang dulu ditidurinya. Ia dengan jelas bisa menggambarkan semua kilasan itu. Semua kejadian dan kenikmatan yang sekarang seolah menghantam, membangunkan alam sadarnya agar segera menjauh dari perempuan di depannya.

"What's wrong, baby?" Dia bertanya kebingungan dengan dress yang agak melorot pada bagian dadanya. Napasnya sedikit tersengal. Dilihat sekilas saja Jayden tahu, perempuan itu tengah mendamba.

"Sudah sampai," tukasnya singkat.

Alis perempuan itu menukik sambil mengangguk. "Iya, sudah sampai." Dia akan meraih tangan Jayden, dan lelaki itu langsung mengangkat kedua tangannya seperti tahanan yang diperintahkan untuk menurunkan senjata oleh Polisi seraya berseru dengan gugup.

Lost StarsWhere stories live. Discover now