Chapter 20

77.7K 7.1K 439
                                    

Untuk teman-teman yang menjalankan ibadah puasa, selamat berbuka berpuasa... 😆😆

Mulmednya pas nih 😃

_________________________

Kau buat aku bertanya
kau buat aku mencari
tentang rasa ini
aku tak mengerti
akankah sama jadinya
bila bukan kamu
lalu senyummu menyadarkanku
kau cinta pertama dan terakhirku

Sherina Munaf: Cinta pertama dan Terakhir


Happy Reading




"Mommy,"

"Iya, ini aku. Senang bertemu dengan kalian lagi. Seorang pelacur dan anak haram yang seharusnya tidak dihadirkan di dunia ini. Kalian saling melengkapi,"

"Mommy, apa...maksudmu?"

"Mommy? Kau masih ingat untuk memanggilku mommy?! Aku merawatmu selama tujuh tahun, dan hanya dalam waktu kurang dari satu bulan dia merawatmu, kau telah berlari ke arahnya dan membuangku! Anak macam apa kau, Jayden? Kau tidak tahu diri. Persis seperti ibumu Stefani!"

Jayden terdiam mendengar bentakan nyaringnya. Meski bukan yang pertama kali, namun, apa yang baru saja dilontarkannya terlalu bercokol dalam dada.

"Kenapa diam? Aku memang bukan ibumu. Ibumu telah mati saat membawamu lahir ke dunia ini. Kau bukan anakku. Dan aku membencimu. Kau dengar, Jayden? Aku membencimu! Kau hanya beruntung darah Ethan mengalir di tubuhmu meski aku yakin dia pun tidak menginginkan itu. Yang dia harapkan anak dariku. Bukan anak dari Ibumu!"

Tidak ingin percaya, tetapi itulah kenyataan kejam yang mau tidak mau harus ia terima. Ibu yang telah membesarkannya dan ia pikir ibu kandungnya mengatakan hal demikian menyakitkan. Dia yang mengajarkannya untuk mandiri. Dia orang yang menempatkan ia ke dalam pola pikir dewasa sebelum waktunya— ketika seharusnya diumur itu tidak bisa mencari segala hal sendiri. Dia yang membuat Jayden kesepian selama dua tahun tinggal di Singapore saat dia terlalu sibuk dengan kehidupannya. Diabaikan dunia. Menyusuri jalanan negara itu mencari makanan untuk memenuhi kebutuhannya. Dia...kejam. Namun, ia menyayanginya. Dia tetap ibunya meski setetes pun darahnya tidak mengaliri tubuhnya.

"Kau dengar, Jayden. Aku membencimu!"

Mengapa dia begitu membencinya? Apa salahnya? Karena Demi Tuhan, ia tidak tahu apa-apa.

"Kau anak haram..."

"Anak haram!"

Kata-kata itu...terus dan terus mengguncang semua luka yang tertancap dan tak kunjung sembuh meski semua kebahagiaan keluarga telah didapatnya.

Tangan Jayden terkepal, peluh membanjiri dahinya. Giginya saling menggertak, diikuti oleh bibir yang terus menerus menggumamkan sesuatu.

Matanya rapat terpejam, begitu sulit untuk ia buka. Deru napasnya bersahutan kasar di heningnya ruangan kamar.

Sepi. Ia sendiri saat ini.

Suara itu tanpa henti menggema dalam kepala, bersahutan menyerukan jati dirinya. Gelap. Segala hal berubah menjadi gelap. Hanya suara itu yang terus menggaung nyaring dari segala arah.

Lost StarsWhere stories live. Discover now