38. To The Moon and Back

16K 1.4K 477
                                    

19:01 WIB

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

19:01 WIB.

Amora membiarkan sebelah tangan Naja tetap melingkar di pinggangnya ketika mereka berjalan beriringan memasuki central ballroom yang telah dihadiri oleh para undangan; kumpulan relasi Benyamin dan beberapa teman Elio dari Aussie.

"Amora sayang?"

Benyamin yang tampak elegan dan berwibawa dengan tuxedonya tersenyum menyambut kedatangan putri tunggalnya. Pria itu meletakkan segelas wine ketika Amora melewati kerumunan menuju ke arahnya bersama sosok laki-laki asing.

"Hey, dad!"

Amora memeluk Benyamin erat, gadis berambut red cherry tersebut memejamkan kedua mata saat Benyamin memberikan kecupan penuh kasih sayang di puncak kepala Amora sebagai tanda melepas rindu.

"Kamu kapan sampai di Jakarta?"

"Tadi sore, kata mommy aku langsung datang ke sini. Barang-barang aku juga belum turun dari mobil."

Melerai pelukan dari sang ayah, Amora menarik satu langkah mundur. Gadis itu meraih lengan Naja yang senantiasa berdiri gugup di sampingnya.

"Kenalin ini Naja," ucap Amora sambil tersenyum kian lebar ke arah Benyamin. "Pacar Amora yang sering Amora ceritain ke daddy."

"Pacar?"

Amora menahan senyuman ketika Naja langsung sigap menyalami daddy-nya. "Salam kenal om, saya Naja. Pacar Amora."

"Maaf saya baru bisa menyapa dan bertemu langsung dengan Om," imbuh Naja menunjukkan sosok publiknya sebagai orang yang tenang dan penuh percaya diri. Mengimbangi kewibawaan daddy Amora yang memang tak bisa ditutupi.

"Iya-iya, saya sudah dengar banyak soal kamu dari putri saya." Pria itu tergelak samar.

Demi Tuhan badan Naja langsung menegang ketika Benyamin tiba-tiba merangkul dan mengajaknya bergabung untuk berbincang dengan tamu undangan lainnya.

Hal itu mau tak mau membuat Naja harus melepaskan tautan tangannya dengan Amora.

"Akhirnya saya bisa bertemu dengan orang yang membuat putri saya ngotot masuk ke ITB. Padahal dari dulu Amora hanya kepikiran masuk ke kampus swasta, biar bisa langsung masuk tanpa ujian tertulis," kata Benyamin membuat Naja tersenyum kikuk.

"Sejujurnya bukan saya alasan terbesar Amora masuk ke ITB, tapi karena gedung teater dan fasilitas kesenian di sana membuat Amora tertarik. Apalagi setelah penampilan Odette di acara Dies Natalis akhir bulan maret lalu."

Drunk Text (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang