21. After We Fell

16.5K 1.4K 328
                                    

Disclaimer: Cerita ini aku tulis tahun 2023, hanya saja setting waktunya berada pada tahun 2025.

Terkait Ibu Kota yang sekarang masih di Jakarta, jadi abaikan perihal IKN Kalimantan, ya, hahaha... Jadi, untuk pembaca di masa depan mohon pengertiannya jika ada ketidaksesuaian informasi di narasi cerita ini dengan 2025 nanti.

Thank you and HAPPY READING <3

⋆。 ゚☁︎。 ⋆。 ゚☾ ゚。 ⋆

18 Desember 2025 |

Ting!

Lonceng pintu toko bunga itu berbunyi ketika seorang gadis cantik dengan rambut panjang―berwarna red cherry, keluar sambil menenteng satu buket pink rose blossom di tangan kanan. Meninggalkan jejak-jejak aroma manis dan segar dari berbagai bunga di dalam toko, saat berjalan menuju mobil Tesla hitam berplat B yang terparkir anggun di sisi kosong jalan raya.

Dia, Abby Rachel Amora.

Gadis bermata monolid yang tengah melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang, juga menurunkan kaca mobil untuk menikmati segarnya udara Jakarta selepas hujan deras sejak tadi siang.

I don't want a lot for Christmas

There is just one thing I need (and I)

Don't care about the presents underneath the Christmas tree

I don't need to hang my stocking there upon the fireplace

Santa Claus won't make me happy with a toy on Christmas Day

Jemari lentik Amora yang terpoles cat kuku merah pada stir mobil itu terketuk mengikuti beat. Suaranya mengalun pelan menyanyikan lagu yang terputar. Sementara lampu merah di depannya masih berada di sekon ke-48.

I just want you for my own

More than you could ever know

Make my wish come true

All I want for Christmas is you

Satu-satunya yang tak akan berubah dari Ibu Kota adalah kepadatan lalu lintas, jalanan berlubang yang menyebabkan genangan air selepas hujan, juga anak di bawah umur yang berjualan surat kabar.

"Kak, korannya kak ... 5.000 satunya."

"Tolong beli koran jualanku, kak. Buat aku sama adik makan di rumah."

Hitungan mundur lampu merah bergulir ke angka 23 ketika seorang gadis kecil penjual koran berdiri di samping mobil Amora. Tidak, gadis yang sekiranya berumur 10 tahun itu tak tengah menawarkan koran ke mobilnya. Melainkan mobil Alphard hitam di sisi kanan jalan. Sayang, penghuni mobil itu tak terlihat ingin membeli koran jualan gadis kecil tersebut.

Posisinya kira-kita hanya 1 meter dari Amora.

Amora menurunkan kaca mobil lebih lebar, sengaja memanggil gadis kecil tadi. "Aku mau beli. Harganya berapa?"

Si gadis kecil yang seharusnya mungkin duduk di bangku SD itu pun tersenyum. Membuat Amora melihat gigi ompongnya di bagian depan.

"Harganya 5.000, kak."

"Kalau semua, jadi berapa?"

"Huh? Semua, kak?" Gadis kecil itu terbelalak terkejut, tetapi senang luar biasa. Apalagi ketika Amora mulai mengeluarkan lembaran uang seratus ribuan dari dompet, kedua matanya sampai berbinar-binar.

"Segini cukup, kan?"

Ditanya begitu oleh Amora, gadis kecil tadi justru menatap segan lima lembaran uang yang Amora beri. Jumlahnya terlalu banyak.

Drunk Text (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang