11. Pesantren

4.7K 257 3
                                    

"Fatimah az-Zahra memiliki kepribadian yang sabar, dan penyayang karena beliau tidak pernah melihat atau dilihat lelaki yang bukan mahramnya. Aku ingin seperti Fatimah az-Zahra, memiliki kepribadian yang sabar dan penyayang, tak pernah melihat ataupun dilihat laki-laki yang bukan mahramnya. Sungguh, beliau adalah orang yang mulia."

***

Tak sadar ternyata langkah kakinya membawa dirinya di perpustakaan pribadi di rumah Ali. Metta melangkah, memasuki perpustakaan itu. Ketika baru saja memasuki perpustakaan pribadi, matanya menangkap sebuah buku yang sangat mencolok dengan judul Fatimah az-Zahra, melihat itu Metta jadi teringat pertama kali ia ketemu dengan Ali yang menceritakan secara singkat siapa itu Fatimah az-Zahra.

Penasaran dengan isinya Metta mengambil buku itu dan mulai membacanya bagian pertama dari buku itu dengan judul Kelahiran Fatimah az-Zahra.

Fatimah binti Muhammad atau lebih dikenal dengan nama Fatimah az-Zahra (Fatimah yang selalau berseri) dalam bahasa arab الزهراء فاطمة putri bungsu Nabi Muhammad SAW dari perkawinan pertamanya, Khadijah.

Fatimah az-Zahra dilahirkan di Mekkah pada hari jumat, 20 jumadil akhir kurang lebih lima tahun sebelum Rasulullah SAW diangkat menjadi Rasul. Fatimah az-Zahra tumbuh besar di bawah naungan ilahi, di tengah kanca pertarungan sengit antara islam dan jahiliyah, dikala sedang hebatnya perjuangan para perintis iman melawan penyembah berhala.

Kelahiran Fatimah az-Zahra disambut gembira oleh Rasulullah SAW dengan memberi nama Fatimah dan julukan az-Zahra.

Pemimpin wanita pada masanya ini adalah putri keempat Rasulullah SAW dan ibunya adalah Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwalid.

Sesungguhnya Allah swt. menghendaki kelahiran Fatimah mendekati tahun kelima Muhammad diangkat menjadi Rasul, berteparan dengan peristiwa besar yaitu ditunjuknya Rasulullah sebagai penengah ketika terjadi perselisihan antara suku Quraisy tentang siapa yang berhak meletakkan kembali Hajar Aswad setelah Ka'bah diperbaharui.

Fatimah lebih muda dari Zainab istri Abil Ash bin Rabi' dan Ruqayyah istri Utsman bin Affan juga lebih muda dari Ummu Kultsum. Beliau adalah anak yang paling dicintai Nabi SAW sehingga Nabi SAW bersabda: "Fatimah adalah darah dagingku apa yang menyusahkannya juga menyusahkan aku dan apa yang mengganggunya juga menggangguku." (Ibnul Abdil Barr dalam al-Istii'aab)

Di antara anak Rasulullah SAW, Fatimah az-Zahra merupakan wanita paling utama kedudukannya. Kemuliaan itu diperoleh sejak menjelang kelahirannya yang didampingi wanita suci sebagaimana diucapkan oleh Khadijah:

"Pada waktu kelahiran Fatimah aku meminta bantuan wanita-wanita Quraisy tetanggaku. untuk menolong. Namun mereka menolak mentah-mentah sambil mengatakan bahwa aku telah mengkhianati mereka dengan mendukung Muhammad. Sejenak aku bingung dan terkejut luar biasa ketika melihat empat orang tinggi besar yang tak kukenal dengan lingkaran cahaya di sekita mereka mendekati aku.

Ketika mereka mendapati aku dalam kecemasan salah seorang dari mereka menyapaku: 'Wahai Khadijah, aku adalah Sarah Ibunda Ishaq dan tiga orang yang menyapaku adalah Maryam Ibunda Isa, Asiyah, Putri Muzahim, Ummu Kultsum, saudara perempuan Musa. Kami semua diperintah oleh Allah untuk mengajarkan ilmu keperawatan kami jika anda bersedia.' Sambil mengatakan hal tersebut mereka semua duduk disekelilingku dan memberikan pelayanan kebidanan sampai putriku Fatimah lahir."

Meningkat usia 5 tahun, beliau telah ditinggal pergi ibunya. Secara tidak langsung beliau menggantikan tempat ibunya dalam melayani, membantu dan membela Rasulullah SAW, sehingga beliau mendapat gelar Ummu Abiha (ibu dari ayahnya). Dan dalam usia masih kanak-kanak beliau juga telah dihadapkan kepada berbagai macam uji coba. Beliau melihat dan menyaksikan perlakuan keji kaum Kafir Quraisy kepada ayahandanya, sehingga sering kali pipi beliau basah oleh linangan air mata karena melihat penderitaan yang dialami oleh ayahnya.

Bidadari Dirindu Surga [REVISI]✔️Where stories live. Discover now