20. Kekecewaan Icha dan Pengakuan Metta

4.2K 231 2
                                    

“Rasa kecewa itu lebih tinggi tingkatannya daripada rasa marah.”

*

**

Icha telah mendengar semua penjelasan Metta. Dan ia percaya pada Metta, semua itu tak benar, ia percaya Metta difitnah. Sungguh, saat mendengar penjelasan Metta tadi dan mendengar Bagas berkata jika Ali tidak mempercayai Icha itu membuat Icha jadi marah. Marah pada Metta yang tak membela dirinya, marah pada Ali yang tak mau mendengarkan penjelasan Metta. Iya, Icha marah. Dan sekarang Metta dikeluarkan dari kampu karena Ali. Icha menyalahkan Ali, karena abangnya itu tidak membela Metta.

Tanpa mengetuk pintu atau mengucapkan salam terlebih dahulu, Icha membuka pintu kamar Ali saat Ali sedang melipat sejadah. Ditatapnya Ali dengan tatapan tajamnya. Masih tak percaya jika Ali tak mempercayai Metta.

“Abang emang benar-benar keterlaluan,” ucapnya langsung ke intinya.

“Maksud kamu?.”

“Kenapa Abang jahat banget sama Kak Metta?” bentak Icha membuat Ali terperanga, ia tak percaya jika adiknya membentak dirinya.

Jujur saja, Ali tak mengerti dengan maksud adiknya

“Icha….” Saat akan bertanya, Icha segera menyela Ali. “Abang gak pernah mau dengar penjelasan Kak Metta.” Kali ini gadis itu meninggikan lagi nada suaranya.

Icha tak peduli jika Abah, Umi serta Andra mendengarnya. Icha kecewa. Biarkan saja dia dikatakan adik kurang ajar karena sudah membentak kakaknya.

“Ada apa ini?” Abah datang dengan wajah khawatirnya, disusul oleh Umi dan juga Andra. Sementara itu, Andra terlihat biasa saja karena sudah tahu dengan akar permasalahannya.

Icha menoleh ke belakang. “Abah tanya saja dengan Abang, Icha udah terlanjur kecewa.”

Setelah itu, Icha berlalu, meninggalkan mereka semua dengan berlinang air mata. Gadis itu tidak bisa marah, kalau pun dia marah dia akan menangis.

Kenapa kakaknya itu buta dengan berita hoax?

Bahkan berita ini sudah tersebar satu kampus.

Salim memperhatikan Ali yang hanya diam di tempatnya, terlihat dengan jelas jika Ali terkejut dengan pernyataan kekecewaan Icha.

“Jika kamu ada masalah selesaikan secepatnya, jangan sampai kekecewaan berubah menjadi benci,” ucap Salim menasehati Ali.

Setelah itu, Salim pergi diikuti oleh Ratna di belakang, sementara Andra memilih tetap di tempat. Ia menghela napasnya.

“Kau ini, dengarkan dulu penjelasannya baru kecewa dan marah sama Metta,” nasihat Andra.

“Tadi aku sudah dengar semuanya dari Metta. Tapi aku tidak mau menjelaskan padamu, biar Metta sendiri yang jelaskan langsung padamu. Aku tidak berhak.”

***

Tak tahu apa yang harus ia katakan pada Mama dan Papanya. Surat pengeluaran dari kampus masih berada di genggamannya, sejak pulang dari kampus tadi ia sama sekali tak melepas itu dari genggamannya, kecuali saat ia shalat. Kedua orang tuanya sudah datang sejak pukul delapan tadi. Ya, semenjak Metta kembali, mereka selalu pulang lebih cepat daripada sebelum-sebelumnya.
Metta jadi sangsi, apakah harus memberitahu orang tuanya atau diam saja?. Ia bangkit dari duduknya, keluar dari kamarnya menghampiri kedua orang tuanya di ruang tamu.

Saat sudah turun dari tangga, Metta melihat keduanya sedang menonton berita malam di salah satu tv swasta.
Dengan memberanikan dirinya, Metta menghampiri orang tuanya. Ia memilih duduk di samping mamanya.

Bidadari Dirindu Surga [REVISI]✔️Where stories live. Discover now