Chapter 24 - A Sign

1.1K 139 70
                                    

Gadis itu tertidur pulas seakan-akan dia adalah putri tidur yang sedang menunggu seorang pangeran untuk membangunkannya. Sang Pangeran memang berada di dekatnya, bersimpuh di samping tempat tidurnya sambil menunggu empunya netra kristal violet itu untuk membuka mata. Forest menggenggam telapak tangan Stella yang tak lagi menghantarkan suhu panas. Rongga dada putri itu naik turun, menciptakan ekspresi tenang pada wajah anggunnya. Juluran rambut berwarna biru gelap membingkai wajah putihnya bagai gelaran altar berkilauan. Forest menekuni paras yang damai itu sambil melupakan fakta bahwa putri sempat menculiknya beberapa saat yang lalu. Melakukan hal yang begitu nekat hingga hampir terjebak dalam aksinya sendiri, Stella pasti begitu terpukul. Forest hanya lega gadis itu terlihat tenang sekarang.

Zveon bersandar di sisi lain ruangan itu, tepatnya di balik jendela yang menampakkan angkasa malam. Bintang-bintang menjadi permadani yang melatari sosoknya. Kedua mata merah sebening hyacinth itu meniti sang adik. Sudah berkali-kali penyihir-vampir itu mengitari ruangan, tak tahu reaksi macam apa yang harus diungkapkannya selain gelisah dan ragu. Para perawat istana telah merapalkan mantra penyembuh pada adiknya itu, dan Zveon masih terus menunggu meski malam sudah mencapai pertengahan. Dia membiarkan Forest sesekali mengusap tangan adiknya dengan ekspresi yang peka.

"Di mana Ziella?" Pertanyaan Forest terdengar seperti seruling yang tertiup lirih, tak tahu apabila itu akan mengusik suasana hati sang Pangeran Kegelapan yang terlanjur remuk-redam.

Pangeran Sayap Barat itu mendengus geram. "Magenta membawanya pulang. Mereka tidak ikut mencarimu."

"Apa dia baik-baik saja?"

"Mana kutahu," jawab Zveon sekenanya. Forest sedikit meringsut karena tersambar perasaan bersalah. "aku tidak sempat berbicara dengannya lagi. Jika aku bisa menemuinya, aku akan menemuinya sekarang. Tapi ini sudah larut."

Mulut Forest sudah akan membuka untuk mengatakan sesuatu, tetapi Pangeran Elf itu menutupnya lagi, seakan-akan keheningan yang diliputi sikap dingin Zveon di ruangan itu mampu membungkamnya. Zveon pun tak percaya kejadian yang menimpanya belakangan ini—sejak peri hellbender itu membiarkannya pergi dan dia terpaksa harus meminang Noola, lima tahun setelah penantian panjangnya untuk bersatu dengan Ziella kembali. Zveon tak hanya merasa malu—dia juga merasa seperti makhluk yang tak berhati, meski pertunangannya barusan masih tidak berkonklusi. Zveon merasa dia tidak benar-benar sadar bahwa dia telah menyetujui ultimatum Forest, dan mungkin, dia bersedia hanya karena dia berharap itu semua hanyalah mimpi buruk dan dia akan bangun suatu saat nanti...

Api amarah dalam dada Zveon bergejolak, kedua tangannya mengepal erat seperti sedang menahan refleks untuk tidak menyerang siapapun. Salah seorang yang paling berharga di dalam hidupnya pada akhirnya terluka juga karenanya, dan apabila Forest tidak sedang berusaha memberi pembelaan pada adiknya beberapa saat yang lalu, mungkin Zveon tidak akan segan-segan menghabisinya. Ingatannya saat dia dan Pangeran Timur itu berkelahi di lapangan beberapa hari yang lalu menyeruak di pikirannya, dan sekarang dia merasa tidak terlalu bersalah karena dia pernah membuat elf itu babak belur.

Tapi Zveon yakin, itu bukan yang Ziella inginkan. Peri Hellbender itu tahu bahwa Fantasia Cosmo lebih membutuhkan dirinya, dan Ziella memberikan pelajaran penting tentang pengorbanan yang besar untuk dunia yang menjadi separuh dari tanggung jawabnya. Zveon sempat berharap peri hellbender itu memiliki sekelumit saja rasa egois dalam dirinya, tetapi peri itu terlalu tulus. Dan perasaan Zveon tak padam sedikitpun.

"Zveon," Suara serak Forest akhirnya menembus keheningan yang pekat. Pangeran Elf itu tetap meniti paras Stella dengan tatapan sungguh-sungguh. "Apakah aku boleh menikahi adikmu?"

Zveon berdeham, terganggu dengan permintaan itu. Keningnya berkerut-merut dan kedua matanya terpejam bagai tersengat serangan sakit kepala yang dahsyat.

Shine and Shadow (Dark and Light, #2)Where stories live. Discover now