Chapter 14 - A Declaration

2.7K 186 37
                                    

"Eros? Rou? Kalian tidak ada yang menyimpan perasaan terhadap Rinti, kan?" Tanya Floe blak-blakan.

Semuanya tegang, Rou dan Eros yang ditujukan pertanyaan terlihat lebih tegang. Entah apa yang yang mereka berdua pikirkan.

Floe menggebrak meja "Jawab!" Dia terlihat sangat menuntut jawaban keluar dari mulut Rou dan Eros. "Ayolah, jangan mempersulit keadaan. Negeri bulan dalam keadaan bahaya, 3 pekan lagi Red Moon akan muncul, kalau sampai waktu itu kekuatan Rinti belum juga muncul, habislah kita."

"Aku tidak menyimpan perasaan terhadap Rinti. Entahlah dengan Rou," jawab Eros. Rou yang disebut namanya kemudian menatap heran terhadap Eros.

"Apakah perasaan nyaman terhadap Rinti bisa juga disebut dengan mencintainya?" Rou dituntut untuk memberi pernyataan, tapi sebaliknya dia hanya memberi pertanyaan.

Dasar polos. Batin Ratu Rosemary menyumpai ucapan Rou tadi.

Floe menepuk jidatnya frustasi.
"Kau pernah mencintai seorang Ratu Rosemary, bahkan menjalin hubungan dengannya. Aku rasa kau sudah berpengalaman, dulu bersama Ratu Rosemary, kalau bukan atas rasa nyaman? Lantas apa?" Beberapa detik kemudian Floe merutuki mulutnya yang sudah sangat tidak paham tentang kondisi saat ini, Floe telah membuka luka lama antara Rou dan Ratu Rosemary.

Ratu Rosemary menatap Floe tidak suka, sementara Rou meninggalkan ruangan rapat, entah kemana dia pergi, jelas sekali tangannya mengepal tanda bahwa dia menahan amarahnya.

Rinti hanya bisa terdiam, ia terpaku atas apa yang dikatakan Floe barusan.

Sedangkan Eros? Dia tersenyum kemenangan. Entah apa maksud dari senyum itu, disaat yang lain sedang gunda dan risau. Dia malah terlihat tenang-tenang saja.

"Mulutmu terlalu kotor Floe," ucap Blaze menyindir.

Rinti akhirnya menyusul Rou keluar dari ruangan rapat. Hawa didalam ruangan itu sangat panas. Dan Rinti tidak tahan itu.
____________
Di hutan Auckland, tempat yang sangat tenang dan damai. Rou membaringkan tubuhnya diatas rumput hijau dan menatap langit yang cerah, masih dengan warna biru cerahnya dan dengan awan putih susu yang selalu mengawalnya, semesta terasa sempurna.

Mengingat apa yang dikatakan Floe tadi, Rou mengacak rambutnya frustasi.

"Sial," gerutu-nya.

Rasa itu memang pernah ada untuk seorang Ratu Rosemary. Tapi rasa itu dihancurkan begitu saja, harapannya pupus dikala dia melihat wanita yang dicintai-nya itu sedang bermesraan dengan Blaze di balkon istana kala itu. Rou tidak berpikir dua kali untuk menyudahi hubungannya dengan Ratu Rosemary.

Dunia-nya hancur. Sampai dia bertemu dengan seorang Rinti yang telah membuatnya nyaman, tapi ia belum yakin jika dia mencintai Rinti, dan lagi-lagi ini masih tentang rasa nyaman tanpa embel-embel kata cinta didalamnya.

Dan dia tidak boleh sampai jatuh cinta terhadap Rinti, itu menyalahi takdir.

Terdengar suara rumput yang terinjak, menandakan ada yang datang. Rou membalikkan badannya.

"Hey." Sapa Rinti. Rou membalas sapaan Rinti dengan bibir yang mengulum senyum tipis.
"Sedang apa kau disini?" Tanya Rinti kemudian setelah dia berhasil mendaratkan bokong-nya di samping Rou.

"Hanya menenangkan diri". Jawab Rou. Rinti mengangguk mengerti, tidak ingin bertanya lebih lanjut.

"Apakah kau tidak marah?" Pertanyaan keluar begitu saja dari mulut Rou.

"Marah? Untuk apa?" Rinti bertanya kembali.

"Marah untuk yang Floe katakan tadi" Eros menjawab.

Rinti tertawa renyah. "Apa alasanku untuk marah? Aku tidak menyimpan perasaan terhadapmu kan? Begitu pun sebaliknya, kau juga."

"Kau salah" ucap Rou.
Lagi-lagi Rinti tertawa, dia tau maksud Rou. Tapi mereka tidak bisa menyalahi takdir bukan? Sungguh kejam

"Sudahlah Rou. Simpan saja perasaan itu. Kita hanya perlu memikirkan satu hal yaitu, misi menyelamatkan negeri bulan" Rinti berucap mantap. Rou mengangguk mengerti.

Tiba-tiba saja Rou berdiri, radarnya menangkap sesuatu yang mencurigakan ada di sekitar mereka berdua. Rinti menatap Rou heran lalu berkata, "Apa?"

"Kita diawasi" ucap Rou. Rinti menutup mulutnya kaget.

Jlebbbb

"Rouuuuuuu" teriak Rinti kesakitan. Tidak disangka sebuah anak panah menancap dengan mulus di dadanya, tepat dimana organ vitalnya berada yaitu, Jantung.

Rou berbalik, sial. Dia hanya lengah sedikit saja dan Rinti sudah mendapat serangan.
Dia dengan cepat mencabut anak panah di dada Rinti dengan hati-hati, tapi ia tidak bisa tatkala ia menyadari bahwa anak panah itu beracun. Dan Rinti satu persatu kehilangan kesadarannya.

"Rinti, tetap buka matamu. Aku akan segera membawamu ke istana"

Rou kemudian berteleport secepat kilat ke istana. Tidak, Rinti tidak boleh pergi. Anak panah itu sangat beracun.
__________
Setibanya di istana Rou segera membawa Rinti ke ruangan medis dan segera ditangani oleh para tabib istana.

Ratu Rosemary, Floe dan Eros datang setelah mengetahui kabar itu.

"Kenapa ini bisa terjadi Rou?" Ratu Rosemary mengintrogasinya. Sementara Floe mencoba membantu para tabib itu untuk menyelamatkan Rinti.

"Ini salahku. Aku rasa aku harus pergi. Aku-------, aku mengundurkan diri dari posisi hidden" ucap Rou.

"Kau memang telah gagal Rou. Berkali-kali gagal." Eros memanas-manasi keadaan. Entah mengapa sifat Eros berubah drastis seperti itu.

"Rou gagal, aku dan kau juga gagal Eros. Seharusnya kau dan aku juga ada di sana saat Rinti dalam bahaya. Jangan mencari-cari kesalahan orang lain. Kalau aku boleh jujur, kau berubah." Ucap Floe menimpali.

"Aku rasa Eros memang benar. Aku harus pergi. Jaga Rinti!" Ucap Rou. Baru saja Rou ingin beranjak pergi.
.
.
.
.
Plakkk

Tamparan mulus mendarat di pipi Rou. Ratu Rosemary lah pelakunya. "Apa kau sudah gila? Kendalikan dirimu Rou, negeri bulan membutuhkanmu. Ingat apa kata ayah Rinti." Ucap Ratu Rosemary.

"Ayah Rinti?" Sontak pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Floe dan Eros.

Semakin menegangkan. Ayah Rinti? Apakah Ayah Rinti juga mempunyai peran penting di negeri bulan?. Semua ini seperti teka-teki yang sulit untuk di pecahkan. Akankah ada asa untuk Rinti bertahan dari racun yang telah menggerogoti tubuhnya?.
_____________
Hii^_^
Update juga kan aku? Nggak ingkar janji kan? Hehehe.

Gimana chapternya? Kalau bosen ama jalan cerita nya mohon sabar yahh,  aku juga berusaha kok untuk nggak ngebuat kalian nggak bosan, disini aku mencoba untuk menimbulkan konflik baru. Dan see aja di chapter selanjutnya yahh.

Lastly. Aku mau bilang aja kalau MTPOTM akan tamat dengan 6 chapter kedepan. So dont miss it guyss. (Hooh, aku serius loh, kalian nggak mimpi😂😅)

Oke deh sekian. See you at next chapter😘.

Regards, Rara💚.

                    Palu, 10th of May 2018

"Magic" The Princess Of The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang