Chapter 17 - Mendekati Akhir

285 24 13
                                    

Selamat membaca^^
~~~

Semua hal untuk perang dengan clan kegelapan sudah dipersiapkan dengan baik, kurang dari dua pekan gerhana bulan akan muncul dan itu tanda dari dimulainya perang besar yang berdarah. Tidak tanggung - tanggung para penyihir newbie juga dilatih untuk bergabung demi mengejar peluang bagi negeri bulan untuk menang.

Hari ini di hutan Auckland Eros menyusuri setiap sudut dari tempat itu, nampaknya ia mencari - cari keberadaan seseorang. Sampai ketika punggungnya ditepuk kemudian ia berbalik dan mendapati dua orang wanita yang sangat dikenalinya, mereka bertiga akhirnya melesat pergi meninggalkan hutan dan nampaknya ada tujuan penting dari pertemuan itu.

Sebuah tanda tanya besar kembali muncul, mengapa bisa Eros berinteraksi dengan orang asing padahal di istana semua orang tengah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk perang.

----
Matahari pagi ini bersinar begitu cerah. Rinti, Rou dan Floe asyik berbincang di atas rerumputan sambil membuat ramuan untuk dipakai saat perang nanti.

Tiba-tiba saja Rou memerhatikan wajah Rinti, ternyata wanita itu sedang mengkhayal. Entah apa yang ada di pikirannya.

"Rinti" Rou mengabsen nama Rinti yang masih sibuk dengan dunianya itu.

Floe yang sadar akan hal itu juga ikut membantu Rou menyadarkan Rinti, dengan gesit ia mengagetkan Rinti.

"Yakkkkk Aimi" teriak floe keras, sangking kerasnya Hal itu membuat Rou menutup telinga-nya.

Rinti tersadar dan memukul floe keras. "Kalau aku mati Karena kau kagetkan, maka Rou akan memenggal kepalamu Floe"

Rou mengeluarkan senyuman smirk-nya. Akhirnya Rinti tersadar dari lamunannya. Berapa terakhir memang Rinti selalu murung dan melamun karena masalah Eros.
Ya, pria itu entah menghilang kemana, alarm telepatinya juga tidak aktif sampai Ratu Rosemary, Rinti dan para hidden berpendapat bahwa dia telah berkhianat.

Boom

Bunyi ledakan terdengar menggelegar, diikuti dengan asap hitam yang mengepul dan itu semua berasal dari arah desa dan castle moonlight.

Rou dengan sigap berdiri kemudian dia terlebih dahulu menghubungi Blaze melalui telepati, tapi nihil. Tidak ada respon yang ia terima.

Floe merasakan adanya getaran dari bawah tanah, matanya langsung melotot. Ia segera berdiri mendekati Rou dan Rinti yang memang telah berdiri di hadapannya sedari tadi.

"Aku rasa perangnya sudah dimulai" gumam Floe seraya menetralkan jantungnya yang terus berdetak kencang tak karuan.

"Tiba-tiba?" Kaget Rinti

Mereka masih belum bergegas. Tetapi Rinti terus memaksa agar mereka harus segera pergi ke castle, bisa saja benar bahwa Darknill datang dengan strategi baru dan tidak memperdulikan perjanjian perang yang sudah ditentukan.

"Rou, Floe. Ayo pergi!" Titah Rinti

Rou bergeming, "apa kau akan baik-baik saja Rin?"

"Apa maksudmu? Tugasku kan memang untuk menyelamatkan negri bulan. Kalau aku mati di medan perang, itu sudah menjadi resiko bagiku."

"Baiklah, ayo kita pergi" Floe mendahului Rou dan Rinti.

--------

Ratu Rosemary dikagetkan dengan bunyi ledakan yang ada diluar, ia dengan segera memerika dari balkon dan ternyata di langit negri bulan telah dipenuhi oleh pasukan berjubah hitam yang tidak lain adalah Darknill.

"Cih, memang penjahat tidak bisa memegang janji. Bulan purnama kedua belum muncul, tetapi mereka telah memulai perang" Ratu Rosemary berdecih, merasa jijik atas apa yang di perbuat oleh musuh abadi mereka tersebut.

"Magic" The Princess Of The MoonWhere stories live. Discover now