0

18.1K 972 44
                                    

~Salam chimmy!!!~







"Sial!"

Umpatan demi umpatan dia layangkan kala hujan mengguyur tubuh seksinya. Entah sejak kapan, namun aku rasa ini hari sialnya. Bayangkan saja, pagi hari dia sudah mendapat telfon dari seorang teman berkulit tan yang menyuruhnya untuk segera datang ke kampus karena harus persentasi. Padahal seingatnya, jadwal persentasi itu untuk hari depan. Dengan tergesa gesa dia memakai kemeja asal dan tak memperdulikan untuk mandi. Belum lagi mobilnya sedang berada di bengkel untuk melakukan service karena beberapa hari lalu mobil sport kesayangannya itu teluka akibat temannya yang meminjam mobilnya dan tak mau bertanggung jawab saat setelah menabrak sebuah tiang lampu. Alhasil dia menaiki bus. Dan saat ini, dia harus basah kuyup akibat hujan yang tak mau berhenti menumpahkan air dinginnya itu.

Saat melewati gang kecil nan gelap, ia bergidik ngeri. Saat telinganya menangkap sebuah suara tangisan bocah. Hm, mungkin sekitar usia 3 tahunan pikirnya. Ketika dia memeriksa sekeliling tak ada seorang bocah bahkan seseorang dewasa pun kecuali dirinya.

"Hiks, hiks."

Lagi, suara itu terdengar lagi di gendang telinganya. Namun saat dia memerkisanya kembali. Tetap nihil, tak ada apa apa di sana. Kecuali,








"Kotak apa itu?"

Sebuah kotak kardus yang sesekali akan bergerak. Dengan rasa penasaran yang begitu besar, dia perlahan melangkah mendekati kotak kardus tersebut. Ketika dia membuka kotak itu.

Sungguh bibir itu sulit menutup hingga matanya yg hampir terlepas-mingkin- hingga otaknya yang belum dapat memproses apa yang dia lihat. Hingga,

"Daddy? Hiks"

Sebuah suara yang menyadarkannya dari lamunan panjang. 'Astaga! Anak siapa ini? Dan mengapa bisa dia berada di tempat seperti ini.' itu isi otaknya saat ini. Tanpa pikir panjang lagi dia mengangkat tubuh mungil itu dan membawanya dalam gendongan dan dekapannya. Meski tubuhnya basah akibat hujan. Tapi bagi bocah itu dekapan pria yang saat ini menggendongnya adalah kehangatan yang sedari tadi ia inginkan. Karena bocah itu pun sama basahnya dengan pria dewasa itu. Tanpa pikir panjang pria itu membawanya ke apartment. Masa bodoh dengan orang tua bocah ini. Jika mereka peduli pastinya akan mencari anaknya.



.

.

.

Suara nafas yang teratur, wajah polos yang terlelap, mata, bibir, hidung, hingga kulit putih mulusnya. Sungguh tak bisa membuat pria itu tak tersenyum.

"Bagaimana bisa kau berada di tempat itu bocah? Kemana orang tua mu eoh?"

Dalam hatinya, dia sudah mengumpat, menyupah serapahi orang tua bocah mungil ini. Yang tak punya hati karena menelantarkan anak semanis ini.

Hingga tanpa ia sadari bocah manis itu sudah membuka matanya, mata yang terlihat begitu cerah. Mata polos tanpa dosa. Sungguh ini pertama kalinya dia melihat mata seindah itu.

"Daddy?" Dengan mata yang megerjap lucu.

Sontak pria itu menggeleng. Karena dia bukanlah daddynya. Hello dia hanya seorang mahasiswa fakultas technology. Dan dia masih single ngomong ngomong. Jadi mana mungkin dia di sebut sorang daddy.

"No, aku bukan daddy mu. Jungkook, Jeon Jungkook. Jadi jangan panggil aku daddy, arraseo?"

Bocah itu hanya mengerjap lucu, dia bingung akan perkataan Jungkook.

"Daddy?"

Lagi, dia hanya bisa menyebutkan nama itu. Aish sudahlah Jeon, iyakan saja dari pada pusing.

"Siapa namamu?" Tanya Jungkook sembari mengelus rambut halusnya yang hitam pekat itu.

"Chim, chimmy chimmy!" Teriaknya sembari tersenyum. Sungguh tuhan indah sekali ciptaanmu ini. Mata itu, pipi itu, dan bibir itu. Aish apa yang kau lihat Jeon? Segera ia menggeleng guna menghikangkan pikiran anehnya.

"Chimmy? Apa itu namamu?" Tanya nya lagi. Dan anggukan yang Jungkook peroleh.

Hingga tanpa sadar dia melihat sebuah kalung perak yang melingkari leher cantik itu. Dan ada sebuah nama di sana.

"Jimin."

Namun sungguh disayangkan karena tidak ada marga di sana. Aish sial!

"Jadi namamu jimin, eoh?"

"Ne, Chimmy!" Dan kekehan lagi yang dapat Jungkook dengar. Itu mampu membuat Jungkook ikut tersenyum.

"Daddy, apeyl."

Hah! Dia bilang apa barusan? Apel? Dia mau apel? Tapi kan jungkkok tak pernah ada stok buah di kulkas.

"Chim mau apel?" Tanyanya.

Namun Jimin menggeleng. Lantas menjawab lagi.

"Apeyl, Chimmy apeyl daddy." Dan dia memegang perutnya yang kecil. Entah berapa lama dia menahan rasa pwrih di perutnya itu. Karena baru paham maksud Jimin Jungkook langsung bertanya lagi.

"Chim laper mau makan?" Dan anggukan lagi lagi yang Jungkook dapat. Lantas Jungkook menggendongnya dan membawanya ke dapur untuk membuatkan makanan.


.

.

.

.

Masakan sudah tersaji walau hanya nasi goreng sosis, tidak pedas karena ini bukan untuk dirinya sendiri melainkan bocah imut itu

"Daddy, tuwapin." Untuk kali ini Jungkook paham maksud ucapan Jimin. Lantas dia menyuapi Jimin.

Jimin makan dengan lahapnya, senyum itu terus saja mengembang tiap indra pengecapnya merasa sensai enak. Kaki yang di ayunkan di atas kursi dan tangan yang memainkan boneka taddy bear coklat kecil miliknya. Ya, karena boneka itu selalu dia bawa saat pertama kali Jungkook menemukannya.

"Daddy, aaak!"

Dengan cekatan Jungkook langsung memasukan satu sendok kecil nasi goreng itu ke mulut Jimin yang sudah terbuka. Jungkook tanpa sadar terkekeh melihat tingkah Jimin. Hingga pikirannya kembali ke orang tua Jimin. Apakah Jimin akan memberi tahunya jika dia bertanya soal orang tuanya? Nanti, ya nanti akan Jungkook tanyakan. Tapi nanti, jika Jungkook sudah kuat dan iklas mendengar cerita Jimin. Karena dia belum siap mendengar cerita Jimin. Berhubung dia menemukan Jimin di tempat tak layak seperti itu. Jadi tunggu nanti saja. Baiklah terserah kau tuan Jeon.




.

.

.

"Daddy, pewuk Chim inginan."

Hah?






Tbc.

Hello chim balik dengan cerita baru. Serius chim lagi gemes ama baby chim. Jadi chim coba buat menyalurkan kegemasan chim mewat cerita ini. Semoga suka ya. Dn chim akan usah update seminggu 2x walau puasa. Tapi tengah malem ya, saat udah pada buka puasa hehe. Semoga suka ya. And jangan lupa voment jusseyeo.

15mei18
Cynpark_chim

My Baby CHIMMY ||KMWhere stories live. Discover now