Chapter 14 [End]

3.5K 316 97
                                    

Disaat sedang asik dengan ponselnya Wayo mendengar ada yang memanggilnya.

"Yo.. "

Wayo mengadahkan kepalanya. Wayo kaget melihat orang yang selama ini dihindarinya berada tepat dihadapannya. Wayo melihat di belakang pria itu ada Ibunya dan juga kedua orang tuanya. Wayo mengerutkan keningnya bingung saat melihat keadaan ini. Dia berasa dikhianati kedua orang tuanya sendiri. Wayo mulai berdiri dan hendak pergi meninggalkan mereka.

Namun disaat Wayo pergi seseorang memeluknya dari belakang dengan sangat erat. Wayo berusaha melepaskan diri dengan memukul lengan orang itu. Namun semuanya sia-sia.

"Kumohon jangan pergi lagi.." ucap orng itu terdengar putus asa

"Lepaskan aku!"

"Aku tidak akan melepaskanmu Yo, tidak akan lagi"

Wayo menangis terdiam menghadapi situasi ini, Wayo merasakan orang yang memeluknya itu pun menangis, terasa dari bahunya yang bergetar. Wayo juga ingin berhenti lari dari masalah tapi logikanya bertentangan dengan hatinya.

"Yo kumohon maafkan aku... Kali ini saja dengarkan aku.. Apa kau akan selalu melarikan diri tanpa mendengar penjelasanku dulu?" Wayo diam, ia bungkam logikanya ikut berfikir

Disaat Phana merasa tak ada lagi perlawanan dari Wayo. Phana memutar tubuh Wayo dan melihat Wayo yang menundukkan kepalanya. Dia kembali memeluk erat Wayo

"Aku sungguh merindukanmu Yo, Aku rindu senyummu, Aku rindu cerewetmu, aku rindu umpatan yang selalu keluar dari bibir tipismu itu, aku rindu kekhawatiran mu, dan aku merindukan suaramu yang memanggilku P'Pha"

Wayo masih terus menangis dan bahkan bertambah menangis saat mendengar pengakuan Phana. Jujur dia juga merindukan Phana, bahkan mungkin lebih besar. Dan kali ini dia mengakui bahwa dia menyukai Phana yang ada disisinya bahkan mungkin mencintainya. Wayo mulai membalas pelukan Phana dan makin menenggelamkan wajahnya didada bidang Phana.

Semua orang yang melihat itu tidak luput mengabadikan pada kamera mereka. Bahkan ada yang melakukan live di akun instagramnya 😂 Tak berapa lama merekapun melepaskan pelukan mereka. Mereka saling bertatapan di bawah sinar rembulan dan taburan bintang. Phana menghapus airmata yang ada dipipi Wayo. Phana mengambil kedua tangan Wayo dan menggenggam nya.

"Kau mau memaafkanku kan? Atas semua kesalahanku?"

"Kau bilang kau akan menjelaskan sesuatu?"

Phana tersenyum dan melanjutkan kalimatnya

"Sejak awal memang benar aku hanya diperintah oleh Ibuku untuk mendekatimu. Tapi tidak ada niatan karena ingin berterimakasih atau semacamnya. Ibu menyuruhku karena dia benar-benar suka padamu. Awalnya aku menolak karena saat itu aku sedang dekat dengan Prink, tapi karena ancaman Ibu yang ingin mengambil mobilku. Makanya aku mau melakukannya"

"Berarti kau terpaksa melakukannya?" Wayo mendorong Phana agar melepaskannya

"Hey dengar dulu aku belum selesai."

"..." Wayo menatap Phana dengan wajah kesalnya

"Saat itu aku memang terpaksa tapi jauh semakin aku dekat denganmu, aku merasa tidak terpaksa lagi. Dan asal kau tau apa yang aku lakukan itu semua dari hatiku bukan dari pikiranku. Pikiranku tidak mengendalikan diriku saat bersamamu. Tapi hati ini yang mengendalikannya. Dan.. " Phana mengambil salah satu tangan Wayo dan meletakkan tepat di depan jantungnya

"Dan jantung ini akan berdetak cepat hanya untuk dirimu. Orang yang tepat untukku. Orang yang selalu ada dalam hati dan pikiranku. Aku mencintaimu Wayo Panichayasawat"
Wayo terpaku mendengar ucapan Phana. Air mata bahagia tidak bisa tertahan lagi. Jangan lupakan orang-orang sekitar yang sudah meleleh mendengar pengakuan Phana.

[PHAYO] Mysterious Boyfriend ✔ Where stories live. Discover now