[5]

151 44 8
                                    

Langit semakin gelap dan hujan semakin deras,kedua remaja tersebut kini terpaksa berteduh di sebuah toko karena hujan semakin deras. Ell yang terus memeluk badannya yang dingin sedangkan al hanya berdiam diri saja sambil memasukkan tangannya kedalam saku celana.

"A-al gue ke dalam ya,mau beli teh hangat."

"Hm."

"Lo mau nitip apa?"

Al hanya membalas perkataan ell dengan menggelengkan kepalanya. Setelah itu ell memasuki toko tersebut dan membeli teh hangat.

Saat sampai di kasir untuk membayar,ell segera mengambil uang di kantong bajunya tapi entah mengapa benda kertas itu hilang, kemudian ell menyarinya kembali di kantong androknya sampai mencari kedalam tas nya tapi hasilnya nihil tidak ada.

"Eum... maaf mba gak jadi belinya,uang saya ketinggalan." Ujar Ell tak enak. Di belakangnya banyak orang yang mengantre sehingga mereka semua menonton kejadian itu.

"Haduh mba maaf, tehnya kan sudah di buat jadi harus di bayar kalo tidak mba bisa kena hukum pemilik toko ini."

"Haduh gimana ini."

Ell tak tau harus berbuat apa,kini dia hanya menundukkan kepalanya dan ingin sekali mengeluarkan air mata.

"Berapa?"

"Sepuluh ribu mas."

Ell yang merasa familiar dengan suara tersebut menoleh dan terkejut mendapati seorang Fadlan yang kini sedang membayar minuman Ell dan Snack yang ada di keranjangnya.

"

Nih Ell minuman Lo." Ujar Fadlan yang memberikan segelas teh hangat kepada Ell yang tadi sudah dibayar.

"Makasih lan."

"Apa sih yang nggak buat Lo Ell." Ucapnya sambil tersenyum dan menarik turunkan alisnya dengan cepat.

Ell yang mendengar hanya memutarkan bola matanya malas.

"Oh iya kok lo ada di sini?" Tanya ell sambil meminum teh tersebut.

"Nih gue beli cemilan buat anak tongkrongan." Ujar Fadlan sambil menunjukkan bingkisan berisi Snack.

Ell yang melihat bingkisan tersebut hanya ber-oh ria saja.

Merekapun keluar dari toko tersebut, kemudian Fadlan terheran-heran karena baru menyadari kehadiran Al yang sedang berteduh.

"Lo bareng sama Al?"


"Iya."

"Oh." Entah mengapa hati fadlan terasa sakit mendengarnya.

"Al hayu berangkat, hujannya udah reda."

Ell pun segera menghabiskan minumannya dan membuang gelas plastik tersebut ke tong sampah.

Al yang merasa ada kehadiran fadlan di samping ell kemudian menatapnya.

"Duluan." Ucap al kepada fadlan.

"Oh iya, hati-hati lo bonceng cewek."
Ujar Fadlan dan dibalas oleh anggukan Al.

Di perjalanan hanya ada keheningan. Ell sedang melamun dan juga Al yang sedang fokus ke jalanan disertai suasana tak terlalu ramai di ibu kota ini. Setelah beberapa menit akhirnya sampai juga di rumah Ell. ell segera turun dari motor ninja tersebut.

AxellaWhere stories live. Discover now