[11]

80 27 2
                                    

Mata hari akan segera terbenam,mereka ber tiga Ell, Al dan Reza memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut. Meskipun berat untuk Ell,ia berjanji akan ke tempat ini lagi sambil mengajak Raquel. Ell yakin Raquel pasti senang seperti dia saat pertama kali datang.

Ell diantar oleh Reza dan Al ke rumahnya. Setelah sampai di depan rumahnya Ell turun dari mobil tersebut dan mengucapkan terimakasih atas tumpangannya,kemudian Ell melambai dengan di sambut klakson yang dibunyikan oleh Reza dan mobil yang melaju meninggalkan komplek perumahan Ell. Setelah melihat kepergian mobil hitam tersebut,Ell berjalan ke arah pagar yang di buka oleh satpam kemudian melangkah menuju pintu utama rumahnya dan masuk kedalam sambil mengucapkan salam yang di balas oleh bi inem pembantu di rumah tersebut.

Setelah menyalimi bi inem,ia segera naik ke lantai dua dimana kamarnya berada. Kemudian memasuki kamar tersebut dan menutupnya kembali.

'Brukh'

Ell meloncat ke arah kasurnya sambil melentangkan kedua tangannya. Kini di kepala Ell banyak sekali pertanyaan yang melintas. Entah kenapa untuk pertama kalinya juga dia bimbang dengan keputusannya,bukan karena Al dan Reza yang memperingati hal tersebut tetapi Ell merasa ada 'dirinya yang lain' yang menolak mentah-mentah untuk membantu Reno mencari pembunuh kakaknya tersebut.

'drrrtt'

Ell merasa hp yang ada di saku celana kanannya bergetar,dia segera merogoh saku tersebut dan mengambil hpnya. Dilihat terdapat sebuah pesan dari Raquel setengah jam yang lalu.

"Ell gue balik duluan ya,Lo udah pulang?"

Tangan Ell mulai bergerak mengetikkan sesuatu.
"Iya,udah ko santuy."

Setelah membalas pesan dari Raquel,Ell menaruh benda pipih tersebut di nakas samping tempat tidurnya. Karena pusing memikirkan hal yang melintas dikepalanya,Ell memutuskan untuk memejamkan matanya,berharap semua yang ada di pikirannya kembali stabil. Ell tidak peduli dia masih memakai baju mainnya tersebut karena dia malas untuk mengganti baju.

-

Di sini Ell berada. Di tempat serba putih tanpa ujung,sama seperti mimpi sebelumnya dengan memakai pakaian serba putih. Dia duduk di sebuah bangku hitam,dihadapannya terdapat meja berbentuk kotak yang kosong berwarna hitam dan terdapat kursi yang sama yang berhadapan dengannya. Ell mengusap keringat dingin yang keluar dari pelipisnya,raut wajahnya menunjukkan keresahan karena ini sudah ke tiga kalinya dia memimpikan ruangan kosong ini. Awalnya Ell hanya mengira itu suatu hal yang kebetulan,tetapi kini entah kenapa dia merasa begitu takut. Di mimpi ini badannya tak bisa bergerak kemana-mana entah karna apa.

Ia berharap tak ada sesuatu hal aneh yang muncul dan hanya ruang kosong layaknya mimpi yang sebelum-sebelumnya.

'tap tap tap'

Terdengar suara langkah kaki yang kecil tetapi suaranya semakin nyaring tanda semakin dekat. Ell semakin was-was dan mengedarkan pandangannya kesumber suara. Dia yakin sumber suara tersebut dari arah depan. Rasanya Ell sedang beruji nyali,ruang ini memang sunyi bahkan nafasnya saja dapat dia dengar. Semakin dekat langkah tersebut,Ell menyipitkan matanya dan melihat sesosok perempuan berambut sebahu dengan pakaian serba hitam tetapi wajahnya samar-samar.

Ell benar-benar ketakutan,badannya bergetar serta keringat yang semakin bercucuran. Ell berharap gadis itu bukan hantu atau hal aneh lainnya.

Semakin dekat perempuan tersebut, semakin terlihat wajahnya. Bukan makhluk halus yang menyeramkan seperti perkiraan Ell,tetapi 'dirinya' hanya saja berambut pendek. Hanya satu perbedaannya, raut wajahnya tak seceria Ell tetapi justru bertolak belakang seakan terlihat murung,marah, dan terkesan 'dark' yang bercampur aduk menurut Ell,tapi masih bisa di kontrol dengan muka datar.

AxellaWhere stories live. Discover now