[12]

88 29 2
                                    


"Gak,"

"GAK MUNGKIN!"

Ell syok, dia benar-benar tak menyangka. Dengan tangan yang gemetar Ell mengambil lembaran yang berikutnya.

Kini lembaran ke dua sudah berada di tangannya. Ell menelan salivanya secara kasar dengan raut wajah khawatir.

Kali ini ada sebuah data rumah sakit.
Mata Ell mulai membaca kata demi kata yang tercetak jelas.

Ell POV

"Apa ini! Gue pernah amnesia? Dan gue punya penyakit alter ego?!"

Disini tertulis sikapnya pemarah, pendendam,kasar, dan semua sikap buruknya. Dia di panggil dengan sebutan nama asli gue, Axella.

Wait... Jadi cewek yang tadi gue mimpiin itu...

Shit! Gue bener-bener takut dan berharap semua ini lelucon yang dibuat bokap gue, tapi semua ini nyata. Sebenarnya kenapa mamah sama papah sembunyiin ini semua dari gue? KENAPAA?

Tanpa sadar gue nangis, nangis dalam diam. Sakit tau gak sih, sedangkan di sini masih ada dua bagian yang belum gue baca. Tandanya seakan ada hal buruk lain yang sedang menunggu gue. Gue salah apa harus nanggung beban ini ya Allah?!

"Please semoga itu cuma perasaan buruk gue."

Gue gak mau buang buang waktu lebih lama lagi, cepet-cepet gue ambil yang selanjutnya dan gue baca dengan seteliti-telitinya.

"APA LAGI INI?!"

Lo tau apa yang gue baca? Di sini surat perijinan dan perjanjian yang kelihatannya ilegal yang cukup tebal. Di dalamnya ada tanda tangan orang tua gue, dan ada akte kelahiran seseorang yang tempat tanggal lahirnya sama kayak gue, hanya saja dia sedikit lebih tua dari gue. Berbeda 5 menit, dan namanya Axell Renstrom Xalvin.

Itu artinya dia kembaran gue!!!

Gue bener-bener syok, banyak banget yang orang tua gue sembunyiin selama ini. Rasanya mau marah sejadi-jadinya sekarang juga. Gue terisak-isak karena nangis, air mata gue udah kayak air terjun yang deres, muka gue keliatan acak-acakan.

Kenapa? Kenapa harus gini? Dan sekarang gue harus apa? Ternyata selama ini gue punya saudara kembar yang gak gue tau sekarang ada dimana.

Gue merasa harus nyari tau siapa dia, mungkin dia tau tentang semua ini dan bantuin gue, walaupun dia di pisahin dari gue sejak kecil. Gue gak berani untuk nanya ke orang tua gue, gue takut mereka gak bilang yang sebenarnya dan jadi semakin rumit.

Rasanya gue males buat ngelanjutin tapi gue penasaran banget, akhirnya gue ngambil bagian yang terakhir. Gak tau kenapa rasanya semakin tegang, dan feeling gue nambah gak enak.

Author POV

Okay untuk yang terakhir ini Ell benar-benar terkejut bukan main. Rasanya ini seperti mimpi yang tak ada habisnya. Ell terdiam termangu menatap kertas yang ada di tangannya dengan air mata yang semakin membeludak.

"Ini mimpikan?"

"INI PASTI CUMA LELUCON!"

Ell pun menggeleng kuat sambil menutup mulutnya tak percaya.

'Tok tok tok'

"Non ini makanannya saya bawa. Non Ell gak apa-apa?" Ujar bi inem yang ada di depan pintu kamar ell

"Gak apa-apa bi, aku gak lapar." Jawab Ell tanpa membuka pintunya, sambil berusaha menyembunyikan suara Isak tangisnya.

"Kalau gitu makanannya bibi taro di meja makan lagi ya non."

"Iya bi."

Setelah memastikan suara langkah bi inem yang sudah tak ada, Ell kembali termangu dan beranjak dari meja belajarnya ke kasur, Ell duduk menyender ke tembok sambil memeluk kakinya, dan nangis terisak-isak. Ia syok dengan semua ini, terutama dengan yang ia baca barusan dan semua kenyataan pahit.

AxellaWhere stories live. Discover now