[10]

116 28 4
                                    

"Al ikut gue." Sambil menarik tangan Al ke luar kedai tongseng tersebut dengan Ell yang masih memesan makanan untuk mereka.

Al yang merasa sesuatu penting yang ingin di katakan oleh pria yang menariknya tersebut meminta izin kepada Ell. Setelah mendapat izin Ell mereka berdua sedikit menjauhi kedai tersebut.

"Denger ya Al,gue ngasih kepercayaan ke Daniel bukan tanpa alasan,harusnya lo tau itu." Ujar pria tersebut.
"Asal Lo tau,Reno mau ngasih buku itu ke Ell kalau Ell mau nyari tau siapa pembunuh kakaknya,dan Lo tau kan kalau itu bahaya apalagi kalau notebook nya jatuh ketangan Ell." Lanjutnya dengan sedikit berbisik agar percakapannya tidak di dengar siapapun terutama Ell.

Al yang mendengar ucapan tersebut kaget, matanya membesar seperti ingin keluar dari tempatnya. Ia tak tau harus menanggapi hal tersebut dengan apa. Yang ada di benaknya sekarang hanya ada kenyataan yang selalu ia kutuk dan di kubur sedalam-dalamnya muncul dengan mudah dan melintas di pikirannya.

"Reza Zamalik,lo gausah ngarang ya. Lo tau sendiri tugas gue selalu mata-matai Ell dan Reno,dan gue sama sekali gak liat mereka ngomongin hal tersebut." Ya,Reza zamalik adalah nama pria tersebut. Al tidak percaya apa yang di katakan Reza karena ia sama sekali tidak melihat Ell dan Reno berbicara tentang hal tersebut. Dengan raut muka yang tidak percaya bercampur kecemasan membuatnya sulit untuk percaya atau tidak.

Reza yang mendengar hal tersebut hanya bisa menggelengkan kepalanya
"Lo tetep manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan sekecil apapun dan kapanpun Al. Karena itu gue memutuskan untuk nyuruh Daniel masuk ke sekolah lo buat jaga-jaga seandainya Lo lalai. Lo gak mau kan hal tersebut terjadi?" Ujar Reza dengan raut muka yang serius.

Al yang sadar bahwa Reza tidak akan mendatanginya secara tiba-tiba seperti ini jika tak ada hal yang penting untuk dibicarakan, dan dia hanya bisa membeku di tempat dan mengusap wajahnya gusar.

"Terus gue harus apa za?"

Di sisi lain Ell yang kesal menunggu mereka dan sudah sangat lapar juga sama sekali belum menyentuh mangkuk yang ada di hadapannya,di sana terdapat tiga mangkuk yang berisi tongseng sudah tergeletak rapih di atas meja berbentuk persegi panjang, akhirnya Ell memutuskan untuk menghampiri mereka berdua.
Reza yang awalnya ingin menjawab pertanyaan Al pun terhenti karena kedatangan sosok yang mereka bicarakan. Sontak mereka berdua memandang Ell secara bersamaan dengan keterkejutan tetapi dengan cepat mereka hapus agar tidak dicurigai Ell.

"Udah ngobrolnya? Tuh tongsengnya keburu dingin nunggu ada yang makan. Lagian kalian ngobrolin apaan sih keliatannya serius gitu?" Ell sangat penasaran apa yang kedua pria tersebut bicarakan sehingga Ell melihat kecemasan yang ada di raut Reza dan raut Al yang tak kalah cemas.
Kedua lelaki tersebut dengan secepat kilat mengontrol raut wajahnya menjadi lebih tenang agar Ell tidak semakin curiga.

"Bukan apa-apa,cuma ngomongin masalah gak guna si Al ini." Ujar Reza tentu berbohong sambil menunjuk Al.

"Oh,yaudah hayu makan. Perut gue udah mau meledak nih gara-gara kelaman nunggu kalian." Ujar Ell sambil memegang perutnya.

"Oh iya btw nama Lo siapa?" Tanya Ell yang lupa berkenalan dengan Reza. Mereka kini sedang asyik makan-makan.

"Gue Reza zamalik. Temen Al."

"Kenapa Lo ngajak gue sama Al ketemuan di danau? Ada yang mau Lo bicarain sama gw dan Al?" Ell kini tak basa basi lagi. Jujur saja dia penasaran mengapa dia dan Al di suruh pergi ke danau dan di pertemukan. Rasanya ada sesuatu hal penting menurutnya.

AxellaWhere stories live. Discover now