[13]

72 26 3
                                    

Kini mereka ber 7 -Ell, Raquel, Fadlan, Al serta galih dan vino juga tak lupa dengan Clarissa- sedang asyik memakan bakso di kantin sambil mendengarkan Ell bercerita tentang kejadian tadi yang di paksa galih untuk bercerita. Mereka selalu menampilkan ekspresi ngeri setiap Ell menceritakan kata demi kata yang membuat mereka merasa resah terhadapnya dan sesekali memandang Raquel secara bergantian.

Setelah kejadian di taman belakang sekolah tersebut, Raquel mengajak mereka ke kantin untuk menenangkan dirinya dan Ell yang masih menangis di dekapannya. Tak lama vino dan galih serta Clarissa datang karena mendapat telefon dari Fadlan yang meminta mereka datang.

"Anjir... Keren Ell, lu punya alterego." wajah galih menampilkan ketakjubannya. Galih merasa ngeri dan takjub secara bersamaan saat mendengar cerita dari Ell.

Fadlan yang duduk bersebelahan dengan galih pun menjitak kepalanya gemas atas tuturannya tersebut.

"Anying Fadlan gelo, sakit kepala mulus gue nih kena jitakan lo!" Kesal galih sambil merintih kesakitan dan mengelus kepalanya tersebut.

"Keren dari mananya bego! Kasian Ell yang anak baek-baek jadi keliatan jahat tau gak." Ujar Fadlan yang tak mengindahkan rintihan sakit dari seorang galih.

Mereka pun tertawa melihat galih yang tersiksa oleh sahabatnya itu.

"Seneng lo pada gue tersiksa gini ye." Ujar galih makin kesal sambil melahap bakso terakhirnya. Sesungguhnya galih masih sangat lapar.

Berbeda dengan Al yang sedari tadi ngelamun entah apa yang cowok itu pikirkan. Baksonya saja masih tersisa banyak.

Mata galih berbinar saat melihat mangkok Al yang masih penuh dengan bakso.

"Al gak baik loh buang-buang makanan, Mening baksonya buat gue." Ujar galih menampilkan deretan gigi putihnya dan menaik turunkan alisnya cepat.

Yang di ajak ngobrol justru masih asyik dengan lamunannya sambil memainkan garpu yang ada di tangannya.

"Lah ni anak ngapain ngelamun?" Bingung galih yang merasa di hiraukan.

Sontak semua orang yang berada di meja tersebut menatap Al.

"Al, lo kenapa dah dari tadi diem aja?" Ujar Raquel heran.

Tetap tak ada respon dari Al. Ell yang menyadari hal tersebut justru menyodorkan garpu yang tertancap bakso di ujungnya ke arah yang cowok tersebut beri tatapan kosong. Al yang kaget melihat bakso itu kemudian menatap Ell heran.

"Nih makan bakso gue aja kalo yang punya lo gak enak."

Tanpa aba-aba Al memakan bakso yang di sodorkan Ell. Terlihat seperti sedang suap-suapan memang.

"Enak kan bakso gue?" Yang di jawab anggukan kecil dari Al.

Entah mengapa Fadlan yang melihat kejadian tersebut merasa gerah. Vino yang menyadarinya mengelus punggung Fadlan.

"Tahan ya bro, belum saatnya." Ujar Vino.

Galih makin merasa lapar dan tanpa aba-aba dia mengambil mangkuk Al.

"Buat gue aja ya Al, kesian baksonya nangis gak ada yang makan."

"Yeu... Lo ya Ali asal ambil punya orang aja." Clarissa memberi sentilan kecil ke manusia yang ada di hadapannya ini.

"Apasi lo curut, orangnya aja kagak protes tuh."

"Ya kan Al." Lanjut galih memberi tatapan kepada Al yang masih mengunyah bakso dari Ell. Galih berdoa agar teman yang berasal dari kutub utaranya itu memberi izin karena perutnya kini masih bergejolak meminta jatah.

Al yang selesai mengunyah dan menelan bakso tersebut kembali mengangguk kecil.

Galih yang melihatnya menampilkan wajah cerah serta sumringahnya dan kembali menatap Clarissa meremehkan.

AxellaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt