Uncle Rain

1.7K 166 8
                                    

Seorang anak lelaki berusia 12 tahun matanya ditutup oleh kain hitam, mulutnya disumpal kain, tangan dan kaki terikat dalam kondisi duduk di dalam suatu ruangan yang gelap. Ketakutan mengintai anak tersebut karena dia telah menjadi korban sebuah penculikan dan dia sudah tidak mengetahui sudah berapa lama waktu berjalan semenjak kejadian ini.

"Omma, appa....Seul takut....tolong selamatkan Seul....."

Tak lama terdengar suara perkelahian dan sesekali suara tembakan nyaring terdengar, hati anak lelaki tersebut menjadi tambah takut dan berdoa di dalam hatinya semoga para polisi sudah menemukan dan menyelamatkannya.

BRAKKKK

Terdengar suara pintu terbuka dengan keras, terdengar langkah cepat yang menghampiriku.

"Nak, tenang sekarang kamu selamat...kami dari pihak kepolisian Seoul"

Lalu lelaki itu membuka tutup mata dan semua ikatan yang berada di badanku dengan cepat, terlihat senyum yang meneduhkan ditunjukkan lelaki itu kepadaku seolah mengatakan bahwa sudah saatnya aku tenang karena sekarang aku sudah bebas dan aman.

"Kamu adalah anak yang kuat dan hebat, paman kagum kepadamu...ayo sekarang mari kita pergi dari tempat ini" ajak sang paman yang mengaitkan tangannya kepadaku membawaku keluar dari tempat neraka ini.

Aku mengikuti sang paman yang mengendap-endap sambil memeriksa sekitarnya untuk berjaga-jaga apabila ada gerombolan penculik yang masih disana. Terlihat ada satu orang lelaki yang sudah terkapar mati di lantai. Tak lama muncul  dua orang lelaki bertampang sangar yang menghalangi kami sambil mengacungkan pistolnya.

"MAU DIBAWA KEMANA ANAK ITU, SERAHKAN ANAK ITU MAKA KAU AKAN SELAMAT"

Tubuhku digiring untuk berlindung di belakang punggung sang paman sambil berkata "tenanglah, paman akan melindungimu nak"

Aku pun menganggukan kepalaku karena entah mengapa aku percaya kepada sang paman.

"KALIAN AKU TAHAN KARENA TELAH MELAKUKAN KEJAHATAN PENCULIKAN SEORANG ANAK" seru sang paman sambil mengacungkan pistolnya ke arah dua penjahat itu.

"Dua lawan satu, kamu  pikir kami akan takut, cepat serahkan anak itu secara baik-baik" ucap salah satu penjahat yang berkumis.

"TIDAK AKAN"

Terdengar sirene polisi yang mendekat ke arah kami membuat kedua penjahat menjadi kalap sehingga menembakkan pelurunya ke arah kami secara membabi buta, sang paman segera membalikkan badannya melindungiku dari serangan peluru dan kami berdua akhirnya terjatuh dengan posisi tiarap.

"ANGKAT TANGAN KALIAN, TEMPAT INI SUDAH KAMI KEPUNG" seru polisi yang masuk ke tempat kami berada dan dengan cepat membalikkan keadaan sehingga para penjahat itu tertangkap.

Salah satu polisi mendekati kami untuk memeriksa keadaan kami dan membalikkan tubuh sang paman yang berada diatasku untuk melindungiku.

"Cepat telepon ambulance, Inspektur Bae tertembak!!!" seru polisi itu sambil membaringkan kepala sang paman di pangkuannya.

"Apakah kamu baik-baik saja nak, ada yang terluka?" jawab polisi itu.

Aku menangis melihat kondisi sang paman dan menggelengkan kepala menandakan bahwa aku baik-baik saja.

Akupun digiring keluar dan diluar sana terlihat kedua orangtuaku yang menangis melihat aku selamat berlari memelukku dengan erat.

"Seulgi anakku, maafkan kami yang terlambat menolongmu sayangku...apakah kamu terluka nak? tanya ibuku yang menciumi wajahku sambil menangis/

Cerita Anti Karam ClubWhere stories live. Discover now