Uncle Rain (Epilogue)

1K 172 2
                                    

Note:

Atas permintaan para readers akhirnya author membuat epilogue dari cerita "Uncle Rain". Semoga bisa memuaskan para readers sekalian. Terima kasih sudah membaca cerita receh ala author serempangan ini.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Terlihat dua insan sedang berpelukan di depan perapian, sang wanita menyandarkan tubuhnya manja di dada lelakinya.

"Oppa, bolehkan Hyun bertanya?"

"Nee Hyunnieku, tentu saja" jawab sang lelaki sambil mengecup pucuk kepala kekasihnya, wangi lavender menyeruak tercium oleh hidung lelaki itu, wangi favoritenya karena itu adalah wangi kekasihnya.

"Mengapa oppa mengatakan bahwa oppa terlalu pengecut untuk bertemu denganku, tidak tahukah oppa bahwa aku mencarimu sekian tahun....apa oppa tidak kasihan melihatku yang mencarimu?"

Sang lelaki membalikan tubuh kekasihnya, menatapnya lembut akan tetapi masih tersisa kesedihan di pancaran matanya.

"Oppa...oppa....merasa terlalu bersalah kepadamu, karena oppalah maka appamu meninggal dunia, kalau appamu tidak menolong oppa mungkin appamu masih hidup sampai sekarang Hyunnie, maafkan oppamu ini ya...."

"Apakah Hyunnie pernah menyalahkan oppa dan menuduh oppa yang menyebabkan appa meninggal selama ini?" tanya Irene kepada Seulgi dan meraih tangan kekasihnya, sedangkan sang lelaki hanya tertunduk diam bergulat dengan rasa bersalahnya.

"Saranghae oppa, selama ini Hyunnie menjalani hidup dengan baik dan aku tahu bahwa keluarga oppa pun tidak pernah berpangku tangan terhadapku dengan selalu membantu memenuhi segala kebutuhan dan menyekolahkanku, apalagi ada "Uncle Rain" yang selalu memperhatikanku" ucap Irene sambil menatap mata kekasihnya dan terlihat itu merupakan tatapan yang tulus dan penuh cinta.

"Tapi Hyunnie, sebetulnya oppa sangat berharap bahwa keluarga oppa bisa membawa dan merawat Hyunnie ke Amerika bersamaku akan tetapi maafkan oppa karena hal itu tidak bisa terwujudkan, makanya sewaktu oppa mendapatkan kesempatan untuk kembali ke Seoul oppa pun mencoba menemukanmu di panti asuhan. Oppa melihatmu sedang membaca di teras, ingin sekali oppa mendekatimu, meminta maaf kepadamu akan tetapi oppa terlalu takut bahwa Hyunnie akan marah dan membenci oppa"

"Sudahlah oppa kita jangan berpikir terus ke belakang karena segala sesuatunya sudah terjadi dan marilah kita menatap ke depan saja mulai sekarang, janganlah mempunyai rasa bersalah terhadapku oppa, sudah Hyunnie bilang bahwa aku baik-baik saja. Yang terpenting adalah kita sudah bersama dan saling mencintai, bagi Hyunnie hal itu sudah lebih dari cukup karena doaku sudah dikabulkan.....lelaki remaja yang bertemu denganku di tengah hujan dan tidak dapat kulupakan itu ternyata adalah "Uncle Rain" ku yang selalu menjaga dan melindungiku".

"Terima kasih atas pengertianmu Hyunnieku sayang....saranghae"

"Oppa kalau boleh Hyunnie tahu, mulai sejak kapan oppa menyukaiku?"

"Sewaktu kita bertemu pertama kali di rumah sakit, mungkin Hyunnie tidak melihat oppa akan tetapi oppamu ini yang pengecut sudah mengagumimu dari sana dan perlahan mencintaimu. Setahun sesudah kejadian itu sebetulnya oppa memohon kepada kedua orangtuaku untuk mengijinkanku pulang ke Seoul untuk mencarimu, tapi mereka tidak mengijinkannya dengan alasan aku masih terlalu kecil dan kami tidak mempunyai sanak saudara di Seoul. Maka oppa menunggu dengan sabar sampai akhirnya mencapai umur 15 tahun dan kembali memohon kepada mereka untuk mengijinkanku kembali ke Seoul, untungnya mereka mengijinkan dengan catatan tidak lama. Oppa rasa dari sanalah pertama kali Hyunnie bertemu oppa, betul kan?"

"Tidak oppa, sewaktu di rumah sakit sebetulnya aku sudah melihatmu seorang anak lelaki yang memiliki mata monolid yang entah mengapa membuatku merasa nyaman dan aman. Makanya sewaktu umur 15 tahun oppa datang ke panti asuhan, aku merasa tidak asing dengan mata monolid oppa. Cuma perbedaannya di mata itu terpancar kesedihan dan Hyunnie ingin menghilangkan pancaran kesedihan di mata oppa ini".

"Sepertinya oppa sangat beruntung bisa mendapatkan Hyunnie sebagai kekasihku, saranghae my Joo Hyun"

Cup

Seulgi pun melumat lembut bibir merah kekasihnya, bergantian memagut bibir atas dan bawah Hyunnie sampai mereka berdua kehabisan nafas.

"Saranghae  Bae Joo Hyun"

Dan mereka berdua menghabiskan malam dengan saling berpelukan di depan perapian dengan hanya beralaskan karpet  tebal dan bantal-bantal yang berserakkan.

Seorang anak perempuan berusia 5 tahun sedang berkejar-kejaran dengan seekor anjing peliharaannya sambil tertawa-tawa senang di sebuah taman kota. Kedua orangnya hanya memandang dari kejauhan sambil tersenyum dan sesekali sang appa menciumi istrinya yang terlihat sedang mengandung 5 bulan.

"Saranghae Hyunnie, kamu telah memberikan surga kepadaku, terima kasih sudah menjadi seorang wanita yang kuat, sabar, baik dan cantik untukku"

Cup

Kening

Cup Cup

Kedua mata

Cup

Hidung

Cup Cup

Pipi Kiri dan Kanan

Cup

Bibir

"Entah bagaimana diriku tanpa adanya dirimu istriku, kurasa aku tidak bisa hidup tanpamu dan tanpa Yeri anak kita serta jabang bayi yang ada di rahimmu...saranghae...saranghae" bisik Seulgi kepada istrinya yang tersipu malu.

"Nado saranghae yeobo"


The End

Salam,


Anti Karam Club

Cerita Anti Karam ClubWhere stories live. Discover now