03 Memulai Misi

15 2 0
                                    

Langkah kecil kadang bisa membawamu pada hal yang besar.

- Arina Sinta Hermawan -

***

Ini adalah hari sabtu dimana Arina libur sekolah dan bisa menghabiskan waktu seharian di butik mama nya.

Jam baru menunjukan pukul enam pagi, Arina kecil sudah bangun dari tidur nyenyaknya. Tidak seperti biasanya dimana dia langsung bangkit dari tempat tidur untuk mandi, hari ini dia tidak langsung meninggalkan kasur empuknya itu.

Arina duduk bersandar pada kepala ranjang dan kakinya diselonjorkan dengan selimut menutup tubuhnya sampai bagian pinggang, memainkan handphonenya sambil menguap beberapa kali.

Terlihat seperti pemalas memang, tapi ketahuilah, dia sedang menjalankan rencana briliannya untuk bisa mendapatkan uang.

Selesai dengan aktivitasnya, dia bangkit dan langsung masuk ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya, setelah selesai dia keluar menggunakan pakaian santainya.

Salah satu kebiasaan Arina yang harus kalian ketahui adalah, dia terbiasa membawa baju ganti kekamar mandi, katanya dia malas berkeliaran hanya menggunakan handuk walaupun itu di kamarnya sendiri.

Arina berjalan menuju ruang makan, dan disana baru ada mamanya yang sedang berbincang dengan seorang wanita seumurannya.

Bi Mimah, orang yang sedang mengobrol dengan Lina adalah asisten rumah tangga keluarga Hermawan. Berusia sedikit lebih tua dari Lina dan sangat baik dengan wajah keibuannya.

"selamat pagi ma, bi" sapa Arina yang membuat kedua wanita paruhbaya itu menoleh dan tersenyum.

"selamat pagi nona Arin" jawab bi Mimah lembut, disahuti oleh Lina "pagi sayang, tumben bangun pagi di hari libur, ini bahkan belum jam 7" katanya sambil melirik jam dinding.

Arina cengengesan saja, dia memang jarang bangun pagi kalau hari libur, ayolah untuk apa anak kecil seusianya bangun tidur pagi buta di hari libur kalau bukan ada keperluan?

Lina menghampiri anaknya, ikut duduk di meja makan di sebelah Arina, menyodorkan sepiring apel segar yang sudah dipotong potong kehadapan Arina sambil menunjukan tatapan meminta jawaban.

Menyadari tatapan sang mama Arina hanya menjawabnya santai "mau nyari uang buat beli handphone baru" selesai bicara dia memasukan sepotong apel ke mulutnya dengan tenang.

Lina yang mendengarnya tersenyum samar meski masih bertanya tanya apa kiranya yang akan dilakukan putri kecilnya ini untuk mendapatkan uang.

Berbeda dengan Lina, bi Mimah yang mendengarnya melotot kaget, bagaimana seorang gadis berusia 13 tahun mencari uang untuk membeli handphone yang bi Mimah tau itu bukan barang murah.

Ini memang bukan kali pertamaArina memiliki keinginan membeli sesuatu, tapi biasanya dia hanya menabungkan sisa uang jajan saja, tidak sampai berencana mencari uang sendiri.

"lakukan apapun selama itu tidak melanggar aturan, cantik" ucap Lina, menyadarkan bi Mimah dari lamunannya. Arina hanya mengangguk samar sambil masih mengunyah apelnya.

Lina bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tangga "mama mau membangunkan ayah dan Angga, kamu bisa tolong bangunkan Alisa!" lebih terdengar seperti perintah daripada permintaan tolong ditelinga Arina.

Selesai dengan tugas membangunkan, keluarga Hermawan sudah berkumpul di meja makan menghadap makanan beraroma lezat hasil kelihaian tangan bi Mimah dan Lina.

Ditengah aktivitas mengunyah, Arina menatap ayah dan mama nya "aku mau ke butik mama ya dari pagi, ada yang mau aku kerjain disana" katanya dengan tatapan memohon agar diizinkan.

Samuel sang ayah menyelesaikan makannya sebelum menjawab Arina, ishhh Arina lupa kalau tidak boleh mengobrol saat makan!

"ya sudah pergi saja, tapi jangan macam macam ya. Mama sudah cerita soal keinginan kamu, dan ayah percaya kamu tidak akan melakukan hal salah untuk mendapatkan uang"

Samuel tersenyum hangat setelah mengatakannya, membuat Arina lega, dia kira ayahnya ini akan marah karna dia sudah berlaku kurang sopan dengan mengajak ngobrol saat makan.

Memang begitu, dikeluarga Hermawan, tatakrama dan sopan santun adalah sesuatu yang sangat penting untuk dilaksanakan.

Selesai makan, Arina kembali ke kamarnya, mengganti dengan pakaian yang lebih sopan, tanpa make up saja dia sudah cantik.

Selesai makan, Arina kembali ke kamarnya, mengganti dengan pakaian yang lebih sopan, tanpa make up saja dia sudah cantik

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Pukul 9 tepat dia sudah sampai di butik, tersenyum hangat pada Cika pegawai di butik mamanya.

Sekilas tentang Cika, dia adalah gadis berusia 20 tahun, salah satu anak tetangga Lina yang kurang beruntung, dia hanya lulusan sekilah Menengah Pertama, membuatnya kesulitan mendapatkan pekerjaan, sikapnya yang baik rajin membuat Lina percaya pada Cika untuk bekerja di butiknya.

Lina memang mempekerjakan orang di butiknya, berhubung dia hanya di butik dari pukul 11 siang sampai pukul 2 siang.

Lina tidak mau menghabiskan waktunya di butik karena dia masih punya anak kecil, Angga masih memerlukan perhatiannya.

Kembali ke Arina
Arina memulai misinya, memotret semua model pakaian dan asesoris yang ada di butik mamanya. Arina tersenyum puas melihat hasil jepretannya.

Misi Arina adalah membuat onlineshop, itu yang ada dipikirannya saat ini, mengingat mamanya memiliki butik, jadi dia tidak perlu repot mengeluarkan modal untuk usaha. Pintar ya dia?

---------------------------------------------------------------------------

Maafin ya karna telat update, dua hari kemarin sibuk banget sama acara keluarga. Sebagai gantinya hari ini update tiga bagian, itupun kalo sempet ya 😂

***


Kayaknya dari awal udah ketebak ya misi Arina apa? Maaf kalo ceritanya dari awal banget. Ini baru bagian 3 jadi saya ngirit ngirit ceritanya. Gapapa ya, biar penasaran.

Nanti Arul muncul dibagian mana? Gimana nanti aja ya, nanti tau tau ada ko 😁

Mohon tinggalkan jejak kehadiran anda disini!

- Terimakasih -

Beloved AssistantOnde histórias criam vida. Descubra agora