09 Big Bos

25 1 0
                                    

Kau berkuasa dibawah kekuasaanku, tuan.
Jadi saat kau menyalahgunakannya, kupastikan kekuasaanku akan melenyapkan kekuasaanmu.

- Arina Sinta Hermawan -

***

Matahari bahkan belum memunculkan sinarnya saat gadis itu terbangun. Ini belum jam 6 tapi sesuatu membuat gadis itu mau tidak mau harus menyudahi acara tidur cantiknya.

Arina bangkit dari tempat tidurnya, duduk ditepi ranjang sambil menguap dan menggeliat. Sejujurnya dia masih ngantuk karena jam dua malam dia baru tidur.

Harusnya hari ini dia pergi ke sekolah untuk pelajaran tambahan karena seminggu lagi ada Ujian Nasional tingkat Sekolah menengah.

Namun sebuah urusan mengharuskannya datang ke kantor hari ini. Kemarin sore Dion menghubunginya, melaporkan masalah perusahaan yang sudah tidak bisa mereka tangani dan mengharuskan sang owner turun tangan lansung.

Arina berjalan lunglai ke lemarinya, mengambil swetet warna hijau, celana jeans dan pakaian dalam, dia masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri.

Setelah beberapa menit ritual pagi itu selesai, Arina merias dirinya sedikit, mengambil heels yang senada dengan pakaiannya lalu keluar kamar, berjalan menuju ruang makan.

Semalam dia sudah berpesan pada pelayan di mansionnya agar menyiapkan sarapan untuknya lebih pagi. Dan para pelayan melaksanakan tugasnya dengan baik.

Terbukti dengan adanya roti isi selai coklat dan susu coklat kesukaan Arina sudah tersaji manis di meja makan.

"Ishh mentang mentang masih pagi sampai tidak ada orang begini" gerutunya pelan, jelas saja masih sepi, ini baru jam 6 lebih, mereka biasanya akan sarapan sekitar jam 7 pagi.

Dering ponsel Arina berhasil memecahkan keheningan disana, Arina melirik ponselnya yang menampilkan nama Dion disana, dia langsung menjawabnya.

"selamat pagi Nona Arina"

"Dion ini belum masuk jam kerja, jadi biasa saja!"

"baiklah, gimana Arin. Apa semuanya udah siap. Lo juga pasti kesulitan kan nyari data datanya, dia main cantik Arin. Gue bahkan gak tau ada penghianatan disini kalo gak liat laporan kemarin"

"itu mah lo nya aja yang bego, eh tapi emang agak susah sih. Cuma ya lo santai aja, gue udah dapet semuanya. Sekarang jemput gue!"

"yaelah gua lupa, gua ngehubungin lo tadinya mau bilang, gue udah di depan. Lo buruan sini. Tujuan kita lumayan jauh, mana pasti macet lagi"

"dasar tua bangka lo"

Begitulah percakapan mereka, tidak terlihat sepeeti atasan dan bawahan.

Arina kembali ke ruang kerjanya, disana ada dua meja, satu beja tempat Arina belajar materi sekolah, satu lagi tempat dia mengurus perusahaannya.

Arina mengambil beberapa map yang dia siapkan dari kemarin sore hingga jam dua malam itu, agak berat tapi tidak masalah untuk seorang Arina.

Sampai di depan pintu dia melihat Dion yang bersandar pada badan mobil sambil melongo melihat Arina membawa berkas itu.

Dion langsung menghampiri Arina, mengambil alih berkas berkas itu. "ini data data yang kita carikan? Gimana bisa lo dapet sebanyak ini? "

Arina membiarkan saja Dion mengambil alih berkas berkas itu "segitu mah cetek" katanya sambil menjentikan jari,

Mereka masuk ke kursi belakang, Dion menyimpan berkasnya di kursi samping supir. Di balik setir sudah ada pak Budi, pria sekitar 40 tahunan yang merupakan salah satu supir di perusahaan Arina.

Beloved AssistantWhere stories live. Discover now