05 Kurang kasih sayang

90 1 0
                                    

Aku lebih butuh kasih sayang
daripada uang

- Arul Leonal Sanjaya -

***

Flashback on

Seorang anak pria berseragam putih biru turun dari mobil, berlali dengan cepat memasuki sebuah mension, menggendong tas sekolah dan membawa sesuatu ditangannya.

Arul Leonal Sanjaya, Anak itu berlari menuju dapur untuk mencari orang tuanya, tapi yang dia temukan hanya selusin pelayan yang sedang melakukan tugasnya.

Dia menghampiri seorang pelayan dengan seragam berbeda dengan yang lain. Namanya Liam, kepala pelayan di mension ini.

"bibi, di mana ibu dan ayah? Ini sudah sore tapi kenapa mereka tidak ada?" tanya Arul kepada liam.

Liam sebenarnya kasihan pada Arul, semenjak mereka pindah ke sini beberapa bulan lalu, Keluarga ini jarang berkumpul, nyonya dan tuannya jarang di rumah, membiarkan anak anaknya hanya di urus para pelayan.

Arul yang tidak mendapatkan jawabannya, menyentuh bahu Liam pelan, Liam tersadar dari lamunnanya dan menjawab pertanyaan Arul.

"nyonya tadi siang pergi, Katanya ada perkumpulan dengan teman temannya. Kalau tuan, dia tadi telpon katanya tidak akan pulang karena ada pertemuan bisnis di luar kota" jawab Liam selembut mungkin.

Arul hanya menunduk mendengarnya, dia sangat kecewa kepada kedua orang tuanya itu, hari ini adalah hari kelulusan dia dari sekolah menengah pertama, semua orang tua temannya hadir, tapi orang tuanya tidak, padahal Arul sudah memberitahukan acara ini dari kemarin, dan mereka hanya mengirim bodyguard untuk menemani Arul.

Arul berjalan dengan lunglai menuju kamarnya, saat melewati pintu kamar adiknya, dia tertawa getir matanya berkaca kaca, tangannya bergerak menyentuh pintu bertuliskan Bianca.

"kita punya segalanya Bian, harta dan kekuasaan, tapi kita tidak mendapatkan kasih sayang orang tua. Ini sakit Bian, dan aku tidak akan membiarkan kau merasakannya, aku akan memberikan kasih sayangku kepadamu, menggantikan kasih sayang yang tidak kamu dapatkan dari mereka" guman Arul sangat pelan.

Air matanya menetes, Arul menghapusnya dengan kasar lalu melanjutkan langkahnya, masuk kedalam kamar dan membanting tubuhnya keranjang, menangis tanpa suara meratapi nasibnya sekarang.

Flashback off

Setelah tiga tahun berlalu, tidak ada yang berubah, keluarga itu masih tetap tidak terlihat seperti keluarga, sibuk dengan urusannya masing masing.

Arul duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya, melamun seperti biasa. Sebatang rokok menyala ada ditangannya lengkap dengan kopi hitam kesukaannya.

Tiga tahun terakhir dia berubah menjadi berandalan, bolos sekolah, tauran, balapan liar, dan ulah nakal lainnya, bukan keinginannya, dia hanya ingin menarik perhatian orang tuanya.

Kemarin adalah pelulusannya dari SMA, dia tidak berharap banyak pada orang tuanya, meski ibunya hadir, tapi dia tau alasan kehadirannya bukan untuk Arul, melainkan untuk bertemu teman teman sosialitanya itu.

Arul enggan melanjutkan kuliah, dia ingin dirumah saja menjaga adiknya Bian, dia hanya akan keluar rumah saat bian sekolah dan setelah Bian tidur.

Ini sudah jam 10 malam, dan dapat dipastikan Bian sudah tidur, dia sedang tidak bersemangat untuk keluar rumah, hari ini kekasinya tidak mengabarinya, moodnya turun karna itu.

Ya, Arul sudah punya kekasih, namanya Firna,  Firna Widia, adik kelasnya saat di SMA dan sangat cantik, meski banyak yang mengatakan Firna bukan perempuan baik bsik, tapi masabodo, cinta sudah membutakannya.

Beloved AssistantWhere stories live. Discover now