11 Ketemu Lagi

24 1 4
                                    

Mulutnya memang tidak berbicara, tapi matanya mengatakan segalanya.

- Arina Sinta Hermawan -

***

Dua minggu kemudian

Hari ini Arina kembali ke kantor, ujian kelulusannya sudah selesai dan tinggal menunggu hasil. Meskipun semua sudah tau hasilnya akan seperti apa.

Seperti yang sudah diperintahkannya dulu pada Dion, Arina kini memiliki ruangan baru. Ruangan yang cukup luas dengan cat berwarna abu abu dan putih serta maroon itu memberi kesan menenangkan untuk Arina.

Ada ruangan khusus untuknya yang berisi ranjang, meja rias, lemari dengan beberapa pasang pakaian dan sepatu. Lalu toilet.

Satu set sofa ada disudut ruangan dengan latar rak berisi buku buku Arina yang dulu. Meja kerjanya bersisian dengan jendela besar yang menampilkan kota Jakarta.

Arina sangat merasa nyaman dengan ruangan barunya, disini juga ada ruangan untuk asistennya yang hanya dibatasi dengan kaca buram. Cocok dengan keinginan Arina.

Selesia melihat lihat Arina duduk di kursi kebesarannya, Dion mengambil duduk dihadaoan Arina "bagaimana dengan data yang saya minta?" tanya Arina dalam mode kerja.

Dion menyerahkan satu map yang lumayan tebal kepada Arina "Ini nona" map itu berisi data data para pegawai pria dikantor Kharisma Grup, dari mulai kantor pusat sampai kantor cabang.

Dari yang jabatannya tertinggi seperti Deon yang seorang CEO, sampai yang terendah seperti tukang sapu halaman. Dan Arina akan memhabiskan banyak waktu berharganya hanya untuk melihat lihat data pria pria tersebut.

Hingga setengah jam kemudian Arina menemukan wajah yang tidak asing di penglihatannya, dan cukup menarik "saya mau yang ini saja" katanya sambil menyerahkan selembar kertas hvs pada Dion.

Dion mengangkat sebelah alisnya penasaran "anda yakin nona, orang ini yang menabrak anda tempo hari, dia hanya staf di sana? " dan Arina mengangguk yakin.

Orang yang dimaksud Arina dan Dion adalah Arul, Arina memilih Arul karena menurutnya Arul akan bekerja dengan baik. Terlihat ada keseriusan bekerja dimatanya, seperti dia sedang melakukan sesuatu demi seseorang. Entahlah, itu hanya pemikiran Arina yang tidak diungkapkan.

"hubungi pimpinan Kharisma agensi dan minta dia untuk memerintahkan Arul datang kesini besok, saya mau dia bekerja secepatnya disini" perintah Arina tegas yang langsung diangguki Dion "baik nona, kalau begitu saya permisi"

Dion membawa kembali berkas tadi dan berjalan meninggalkan Arina yang mulai melamun. Sudah sejak dua minggu lalu Jayden tidak mengabarinya dan moodnya menjadi tidak bagus sekarang.

Perasaanya semakin cemas dan takut bahwa firasat buruknya akan menjadi nyata, Jayden adalah cinta pertamanya, dan dia tidak mau kecewa oleh cinta pertamanya itu.

Dion tiba diruangannya dan langsung mengangkat gagang telepon, menghubungi pemimpin Kharisma agensi yang baru untuk menyampaikan titah sang bos besar.

"halo pak, saya mau karyawan bernama lengkap Arul Leonal Sanjaya untuk datang ke kantor pusat besok pagi. Dan gunakan pakaian serapih mungkin karena owner kita yang langsung memanggilnya"

Beloved AssistantWhere stories live. Discover now