13 Dikecewakan

25 0 3
                                    

Kata orang, saat kau jatuh cinta, kau juga harus menyiapkan diri untuk kecewa. Tapi ketahuilah. Bagaimanapun usahanya, tidak akan ada orang yang benar benar siap dikecewakan.

- Arina Sinta Hermawan -

***

Masih dimalam yang sama, Arul dan Arina masih mengobrol di mobil, kadang pak Budi juga menyahuti obrolan mereka.

Keduanya berhenti bicara saat pak Budi ngerem mendadak. "kenapa pak?" tanya Arina. "maaf nona, mobil didepan mendadak berhenti, sepertinya ada kecelakaan di depan sana" kata pak Budi.

Dering ponsel Arul berhasil mengalihkan fokus Arina,  disana tertara nama Bianca, Arul menjawab panggilannya cepat.

Sebelum bicara dia melirik ke jam tangannya, "aishh sudah jam 9 lebih saja" gumannya, dan Arina mendengar itu.

"kakak kenapa belum pulang juga, Bian sudah di apartemen ini,  bibi sudah tidur" Bian terdengar kesal diasana.

Arul merasa bersalah karena pulang telat, tapi mau bagaimana lagi ini sudah pekerjaannya. "iya ini kakak sudah dekat ko, ada macet sedikit maaf ya"

Bian langsung mematikan panggilannya tanpa menjawab, Arul tau Bian pasti kesal, Arina memperhatikan Arul yang jadi gelisah, dia mau bertanya tapi Arul keburu bicara.

"Nona, sepertinya saya tidak akan ke kantor lagi untuk mengambil motor, apartemen saya dekat sini, saya langsung pulang saja, adik saya barusan telepon" katanya menjelaskan.

Arina mengangguk setuju "baiklah, tapi sepertinya kita harus membeli makanan, aku lapar dan adikmu harus disogok agar tidak marah" Arina tersenyum manis dan Arul mengangguk saja. Saran bagus ini.

Arina memalongkan kepalanya bermaksud melihat keluar kaca mobil untuk melihat apa ada restouran,  cafe atau sekedar pedagang kaki lima, dia sangat lapar karena tadi hanya makan sedikit.

Tapi fokusnya teralihkan saat melihat sepasang manusia yang baru keluar dari sebuah klinik kandungan disisi jalan. Dengan berangkulan.

"apa aku tidak salah lihat?" Arina menyipitkan matanya agar bisa melihat lebih jelas, Arul yang menyadarai itu ikut melihat ke arah pandangan Arina, dia melihat ada orang lalu lalang disana.

"itu Jayden? Kenapa dia disini, siapa wanita itu?" Arina masih bermonolog, Arul jelas tidak mengerti maksud Arina,

Arina melihat Jayden merangkul pinggang seorang wanita sambil tersenyum bahagia, jarak mereka hanya terhalang satu mobil saja, Arina bisa melihat jelas bahwa itu Jaydennya.

"apa apaan ini, katanya akan datang tiga hari lagi" monolog Arina sambil mengangkat ponselnya mencoba menghubungi Jayden tapi tidak aktif.

Arina pun menghubungi orang lain, orang suruhannya. "carikan aku informasi tentang Jayden Wiraatmaja dan wanita yang malam ini bersamanya, serahkan hasilnya malam ini juga" perintah Arina tegas.

Arul yang tidak tau apa apa dan tidak mau ikut campur hanya duduk diam, pak Budi sesekali melirik ke belakang tapi tetap tak bersuara.

Jalanan kembali lancar, mereka berhenti di Restoran cepat saji dan membeli beberapa makanan,

Saat sudah di depan gedung apartemen Arul, ponsel Arina berdering, orang suruhannya sudah menghubunginya lagi.

Arul yang hendak berpamitanpun mengurungkan niatnya, dia duduk diam memperhatikan Arina.

"bagaimana, sudah dapat?" tanya Arina.

"sudah nona, kebetulan saya ada didekat lokasi saat nona menghubungi, jadi saya bisa langsung mulai penyelidikan"

Beloved AssistantWhere stories live. Discover now