10 Khawatir

25 1 0
                                    

Aku mengenalmu terlalu baik, hingga sekecil apapun kau berubah. Aku bisa merasakannya.

- Dion Alvaro -

***

Ini sudah jam makan siang, Arul masih terduduk lesu di kursi sudut ruangan pemotretan. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja dan pekerjaannya sudah banyak.

Pak Hendrik mengatakan kalau minggu ini memang sedang sibuk sibuknya, dan kebetulan staf yang biasanya bertugas menyiapkan alat alat sedang sakit dan tidak masuk, jadi Arul menggantikannya.

"kau lelah nak?" sapa pak Hendrik, pria yang mungkin berusia 30 tahunan lebih itu menyapa Arul.

Arul menoleh dan mengangguk "sedikit pak, apa biasanya begini ya" tanyanya sambil mengipasi dirinya dengan tangan.

Arul menggulung lengan kemejanya hingga siku, membuka dua kancing teratas pakaiannya. Rambutnya yang sedikit acak acakan ditambah keringat yang membasahi tubuhnya membuatnya terlihat seksi.

Beberapa model yang ada disana bahkan ada yang menatapnya kagum, ini bukan kali pertama jadi Arul biasa saja.

"mari makan siang nak, sudah waktunya. Disini pegawai diberi makan siang, jadi cepat sebelum kau kehabisan" kata pak Hendrik lagi dan langsung berjalan ke kantin kantor diikuti Arul.

Saat sudah mendapatkan makanan Arul dan pak Hendrik bersama dua karyawan lain duduk di satu meja dan mengobrol.

Banyak yang mereka bicarakan, tentang atasan galak, pekerjaan, gosip kantor dan sebagainya. Mereka tertawa bersama, dan Arul merasa bersyukur, hari pertamanya bekerja dia diterima dengan baik disini.

Di lain tempat, Arina tengah duduk di ruangan Dion yang ada di kantor pusat, dulu ini adalah ruangannya, sebelum dia memutuskan untuk fokus dulu pada Ujian kelulusannya dan menyerahkan jabatan ini pada Dion.

Dion duduk di hadapan Arina, ini jam makan siang dan mereka memutuskan untuk memesan makanan saja dan memakannya di ruangan Dion.

Semuanya ada dalam mode hening sampai ponsel Arina berbunyi pertanda ada panggilan masuk dan disana tertera nama Zayden.

Arina tersenyum senang dan langsung menjawab panggilan tersebut dengan senyum ceria.

"haii" sapa disebrang sana terdengar kaku.

Arina menyadari kekakuan itu tapi berusaha untuk tidak membahasnya "haii, apa kabarmu? Kenama saja kau?"

"maafkan aku, aku sibuk dengan kuliahku disini, aku menelpon untuk mengabarimu. Tiga minggu lagi aku akan pulang ke Indonesia"

"benarkah? Bagus kalau begitu, aku sudah merindukanmu"

"aku juga, itu saja ya. Aku hanya ingin mengabarimu sebelum kesana, dahh. See you"

"see you babe"

Arina mematikan ponselnya dan langsung melamun, itu tidak luput dari perhatian Dion. Dion penasaran, jika itu telepon dari Jayden harusnya Arina senang. Dion tau arti Jayden untuk Arina.

Jayden Wiraatmaja, pria blasteran Indonesia India itu berumur satu tahun lebih tua dari Arina, dia kakak kelas Arina di sekolah menengah dan setelah lulus dia ke London untuk melanjutkan kuliah.

Beloved AssistantWhere stories live. Discover now