14 Aku kuat

24 1 0
                                    

Lihatlah sekeliling! Ada banyak orang yang menyayangimu, kehilangan seorang bajingan harusnya tidak berpengaruh besar kepadamu.

- Arul Leonal Sanjaya -

***

Masih di malam yang sama, Arul berbaring di ranjangnya, menjadikan kedua tangannya sebagai bantal. Dia memikirkan perkataan Bianca tadi.

"benar kata Bian, ayah dan ibu bahkan tidak mencari kami, ini sudah dua minggu lebih dan mereka tidak datang, padahal kami tidak pindah jauh" monolog Arul.

Saat dia masih asik dengan pikirannya, menerka nerka tentang orang tuanya, sekelebat senyum manis terlintas di pikirannya. Fokusnya teralihkan pada pemilik senyum itu.

"ishh kenapa aku jadi memikirkan nona Arin, kenapa juga dia harus semanis itu saat tersenyum? Dan kenapa dadaku sesak saat dia menangis tadi?"

Banyak pertanyaan dikepala Arul tentang apa yang terjadi dengan dirinya, Arul pernah merasakan hal itu tapi tidak sedahsyat ini. Dan akhirnya dia hanya senyum senyum sendiri.

Sama halnya dengan Arina, dia juga meringkuk di atas kasurnya dengan selimut menutupi tubuhnya hingga leher, berbaring miring memeluk guling.

Arina menangis lagi saat sudah di kamarnya, dia bahkan lupa mandi. Mengingat kejadian Jayden tadi membuat dadanya sesak.

Namun pikirannya teralihkan saat dia mengingat bagian Arul dan dia berpelukan, ada kehangatan saat itu, Arina dengan ajaib merasa lebih tenang saat dipelukan Arul.

Seketika tangisnya mereda, "apa apan dia, seenaknya membuatku kepikiran, kenapa mau aja sih aku dipeluk peluk?" Rutuknya sambil senyum senyum sendiri.

Sebulan kemudian

Semuanya berlalu dengan sangat normal, tidak ada hal istimewa yang terjadi selain terciptanya persahabatan antara Arina, Deon dan Arul.

Jayden bahkan tidak mengabarinya lagi, Arina juga sudah mendapatkan hasil penelusuran mata matanya, dia sedikit kaget dan menangis. Tapi tidak terpuruk.

Arina enggan menghubungi Jayden, dia menunggu saja apa yang akan dilakukan Jayden kedepannya, Arina masih butuh menenangkan hati.

Ini sudah jam makan siang, seperti biasa akhir akhir ini Dion, Mila (sekertaris Dion sekaligus sepupunya), Arina dan Arul selalu makan bersama jika ada kesempatan.

Hari ini mereka memilih restoran seafood, mereka makan dengan santai sambil mengobrol. Namun kehadiran seseorang membuat semuanya bungkam.

Jayden, pria itu menghampiri meja tempat Arina dan kawan kawan makan, Dion yang tau masalah antara Arina dan Jayden hendak bangun dari duduknya berniat memukul Jayden jika saja Arina tidak menahannya.

"Arina, bisa kita bicara berdua saja?" Jayden menatap Arina datar, tidak ada tatapan penuh cinta disana seperti dulu, Arina sadar semuanya sudah berubah. Arina mengangguk dan mengikuti Jayden.

Arul melihat itu merasa kebingungan, pasalnya ada rasa tidak rela saat Arina Mengikuti Jayden. "tidak mungkinkan aku cemburu?" hatinya membatin.

Disinilah Arina, duduk di ruangan privat hanya berdua dengan Jayden. Jayden membuka suara pertama kali "aku minta maaf karena tidak mengabarimu, aku banyak urusan"

Arina hanya mengangguk, hatinya kembali sakit mengingat hasil laporan tentang Jayden dari mata matanya, sebisa mungkin dia menahan diri agar tidak menangis.

"kau tau, kita berhubungan jarak jauh selama setahun, dan ada banyak hal berubah dalam setahun itu Arin. Aku mencintai wanita lain" ucap Jayden.

Arina menatap Jayden, tidak ada penyesalan dimata Jayden meskipun raut wajahnya dibuat agar terlihat sedih. Arina terlalu pandai untuk dibohongi semacam itu.

Beloved AssistantWhere stories live. Discover now